--Repost--
----------------------"Ngapain sih tuh intip neraka balik kesini lagi? Bukan nya dia udah di jadiin pecel lele sama malaikat ya?" Sungut Sumo yang seperti nya sangat teramat tak menerima kehadiran Hellen.
"Dia di masuk ke ruang Tata Usaha," Ucap Prilly saat melihat Hellen memasuki ruangan Tata Usaha.
"Aku kesana dulu ya Mo." Prilly beranjak dari duduk nya, tapi Sumo terlebih dahulu menahan tangan gadis itu.
Prilly menoleh ke arah Sumo dan metap nya heran, "Kenapa Mo?" Tanya nya.
"Jangan ah, ngapain lo kesana? Kalo lo di apa-apain lagi nanti gimana?" Ucap Sumo yang mengkhawatir kan sahabat nya itu.
Ya, Sumo dan yang lain nya (read: Ali dan Bani) sudah tau perihal Hellen yang kurang sedikit hampir membunuh Prilly. Bani, Sumo, dan Ali tentu saja marah besar, hampir saja mereka melacak keadaan Hellen dan ingin menghajar nya, Namun Dion sudah melarang mereka, jika masalah ini Dion yang akan menyelesaikan dan mengurus nya.
Tapi, dendam tetap lah dendam. Amarah mereka seketika berkobar ketika melihat wajah polos Prilly yang masih ada sedikit memar, seketika pikiran nya langsung tertuju untuk membunuh wanita setengah iblis itu. Apa lagi Ali, Pemuda itu bahkan ingin langsung memenjarakan Hellen. Tapi, Dion melarang nya untuk ikut campur masalah ini.
"Gak bakalan, dia sepupu aku."
"Dia sepupu lo? Lo masih ngakuin dia sepupu lo Pril? Ya Allah Pril, hati lo terbuat dari apa sih?" Omel Sumo pada Prilly, ia tak habis pikir. Kenapa sahabat nya itu masih saja menganggap manusia seperti itu sebagai Sepupu nya?
"Dia sepupu lo? Lo lupa apa yang udah dia lakuin ke lo selama ini? Amnesia lo pril?" Prilly terdiam, ia mencerna betul-betul ucapan Sumo.
"Udah pokok nya lo di sini aja sampe Ali dateng! Jangan kemana-mana, gue mau manggil Bani bentar." Setelah itu Sumo berlalu dari samping Prilly.
Gadis itu kembali terduduk di kursi pinggir lapangan, ia masih memikir kan ucapan Sumo. Dan pikiran nya langsung melayang pada kejadian-kejadian yang membuat nya serasa di himpit batu besar, di mana dirinya merasa tak di ingin kan oleh dunia, di mana dirinya merasa menjadi orang pembawa sial. Prilly kembali mengulang saat-saat menyedih kan itu.
Namun, dirinya masih menganggap Hellen sanak saudara nya, bagaimana pun tak ada yang nama nya Mantan Keluarga. Hanya saja mungkin dirinya sekarang harus bisa lebih berhati-hati, dan harus bisa membedakan, mana yang benar-benar baik pada nya dan mana yang hanya baik di depan, namun menusuk nya dari belakang.
Ali berjalan ke arah Prilly sembari memegang dua botol minuman yang tadi ia beli. Di lihat nya sang sahabat yang hanya diam menatap lurus lapangan sekolah tanpa minat.
"Hai," Sapa Ali saat ia sampai di hadapan Prilly.
"Eh, hai. Kok lama?" Tanya gadis itu sembari menggeser duduk nya untuk memberi tempat duduk pada Ali.
"Iya tadi di kantin rame banget, Maaf ya." Prilly mengangguk sembari tersenyum hangat ke arah Ali.
Ali mengulur kan tangan nya untuk memberikan botol minuman yang tadi ia beli untuk Prilly.
"Nih." Prilly menoleh ke arah Ali, lalu ia mengambil botol berisi minuman yang masih utuh tak tersisa itu.
"Makasih ya," ucap Prilly nya tulus.
"Iya sayang, sama-sama." Ali mengangguk lalu mengangkat tangan nya untuk mengusap pucuk kepala gadis itu.
Cukup lama mereka terdiam, dan pada akhir nya Prilly lah yang membuka percakapan di antara keheningan yang tadinya mereka ciptakan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful PrinCheese (Completed)
FanfictionKarena kamu sama Keju itu sama, Sama-sama Berharga! -Repost- (Sudah Di Terbitkan)