BP-47

5.8K 773 64
                                    

  -Repost-
-----------------

"Wahh.. jangan-jangan lo nyaman sama gue ya?" goda Bani pada gadis itu, sembari ia menaik-naikkan alis nya. 

Sumo menoleh ke-arah Bani, kemudian ia memukul lengan Bani.

"Aduhh Adinda, ini sunggguh menyakitkan bagi kakanda." Bani mengusap-usap lengan nya sembari berkata ala-ala orang jaman dulu.

"Gue tau lo tadi naik-naikin alis lo kan? Lo mau goda gue kan? Awas aja lo Ban, gue doain alis lo jatoh!! Kaga punya alis, gundul, jadi jelek, bisa liat tuyul, kapok kapok dah lo!!!" ucap Sumo berapi-api, kemudian ia meninggalkan Bani sendirian di bangku itu.

"Dasar sablegg lo Mo," teriak Bani ketika Sumo sudah jauh.

Ali berjalan melewati kelas Prilly, ia sedikit mengintip kelas gadis nya itu. Di rasa yang di cari tidak ada, ia langsung melanjutkan langkah nya untuk menuju ke kelas nya. Tapa sengaja ia bertemu dengan Sumo, sahabat Prilly. Ali berniat menanyakan Prilly pada gadis itu, mungkin saja Sumo tau.

"Sumoo.." panggil nya dari koridor sekolah. Sang empu yang di paggil pun menoleh ke-arah suara.

"Aposee Li manggil-manggil?" sahut nya dari sana, kemudian ia menghampiri Ali.

"Prilly udah dateng Mo?" tanya Ali begitu Sumo sudah sampai di depan nya.

Gadis itu menggeleng, "Belum Li, habis ini mungkin," ucap nya memberi tau.

Ali hanya mengangguk-anggukan kepala nya, mungkin ia bisa berbicara dengan Prilly nanti.

"Yaudah makasih ya Mo, gue duluan," ucap nya kemudian berlalu dari hadapan Sumo.

"Iya sama-sama kakanda, ehh ngapain gue ikut-ikut Bani? Aishh.. kaga jelas gue." Kemudian gadis itu juga berlalu menuju kelas nya lagi.

Mobil Maybach Exelero keluaran terbaru itu berhenti di depan gerbang sekolah Prilly, sebelum menuruni mobil mewah itu, Prilly terlebih dahulu berpamitan pada sang papa untuk memasuki area sekolah nya. Setelah di rasa sudah, Prilly turun dari mobil nya dan memasuki sekolahan yang terpampang di depan matanya itu.

Gadis itu berjalan memasuki area sekolahan, dan seperti biasa, banyak pasang mata yang melihat dan banyak siswa dan siswi yang menyapa nya. Begitupun sebalik nya, Prilly menanggapi sapaan mereka. Sudah seperti rutinitas pagi bagi Prilly seperti ini.

"Pagi Pril, kemaren kenapa pucet?" tanya salah satu teman nya.

"Pagi juga Cik, hehe iya kemaren agak gak enak badan gitu, tapi sekarang udah enakan kok," jelas nya pada teman nya yang bernama Cicik.

"Ohh.. iya Pril, tadi kamu di anterin sama siapa? Kok kayak ya bukan mobil kakak kamu?"

"Tadi dianter sama papa aku Cik hehe," balas nya senang, karena sekian lama akhirnya ia bisa memberitahu teman nya bahwa ia juga memiliki seorang papa.

"Udah pulang papa kamu? wah asik dong Pril. eh aku duluan ya Pril, lupa tadi mau ke kantor," pamit Cicik pada gadis itu, kemudian Prilly mengangguk dan langsung melanjutkan jalan nya lagi.

****

Ali berjalan menuju kelas Prilly, kebetulan ia sedang tak ada jam kali ini. Harusnya ia ada pelajaran bahasa Indonesia, tapi di karenakan gurunya tak ada, ya jadilah Ali lebih memilih untuk keluar dari kelas nya. Biasanya saat Jamkos pria itu lebih memilih untuk ke perpustakaan atau sekedar mempelajari lagi pelajaran yang kemarin ia pelajari di kelas.

Tapi, tidak untuk saat ini, pria itu lebih memilih keluar kelas untuk menemui Prilly nya. Ia hapal jadwal pelajaran Prilly, dan setiap hari hari sabtu tepat nya di jam ke 4, kelas Prilly selalu jamkos.

Beautiful PrinCheese (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang