BP-31

8.4K 1K 27
                                    

--Repost--
----------------------

"Dari mana aja lo bedua? Gila gue sama Bani dari tadi di sini nungguin lo," cerca Sumo ketika Ali dan Prilly telah berada di depan nya.

"Tadi aku nyamperin Ali dulu di sana," jelas Prilly pada Sumo.

"Dari mana emang Ali Pril?," selidik Sumo pada keduanya.

"Tadi Ali habis dari..."

"Gue ketemu Gita sama Hellen," potong Ali cepat, ia tau jika Prilly ingin menutupi nya dari Sumo. Karna sahabat nya yang satu itu sangat sensitiv dengan Hellen.

"Ngapain lo ketemu si Helli guk-guk?,"

"Dia nyamperin gue,"

"Terus lo diem aja?,"

"Iya, Enggak." Balas nya ragu, karna memang kenyataan nya Ali hanya diam saja di perlakukan seperti itu oleh Hellen.

Prilly tersenyum kecut karna jawaban Ali, apa yang dilihat nya tadi nyata. Bukan hayalan atau halusinasi, Tetapi Hal yang Nyata, yang benar adanya. Tapi, kenapa seolah-olah Ali menutupi nya? Menutupi dari semua orang yang ada di sini?

"Yakin lo?," Sumo melirik Prilly yang sedari tadi hanya diam saja.

"Mo, nanti ke rumah aku yuk?," Ajak Prilly mengalihkan pertanyaan Sumo pada Ali. Karna di rasa Ali sudah mati kutu dan kelu untuk menjawab pertanyaan Sumo.

"Ngapain?,"

"Ya Kerja kelompok, kan kita ada tugas dari bu Roar tuh," Sumo berpikir sejenak, lalu ia mengangguk.

Prilly bernafas lega, setidak nya Sumo tak mengintrogasi Ali sekarang. Biarlah hanya dirinya sendiri saja yang tau bagaimana kebenaran nya, orang lain tak perlu tau.

"Jadi pulang sama aku kan Pril?," Tanya Ali was-was, ia takut Prilly menolak nya karna kejadian tadi.

"Iya, kan kak Dion udah nitipin aku sama kamu," Ali bernafas lega, setidak nya Prilly tak terpengaruh dengan apa yang di lihat nya tadi.

"Bani ngapain duduk di situ?,"

"Liatin Gita gue," celetuk nya tanpa sadar. Prilly dan Sumo hanya terkikik, ternyata sahabat nya itu masih saja mengeja-ngejar Gita.

"Bantuin Li, lo kan sahabat deket nya Gitong," Sumo menyenggol tangan Ali dengan lengan nya.

"Eh.. iya Mo,"

"Yuk Mo ambil tas. Kamu ke rumah aku nanti malem aja ya? Nanti aku Bbm kamu," ujar Prilly sambil berjalan menjauh dari Ali dan Bani yang masih ada di depan kelas nya.

Ali masih memandang punggung Prilly yang perlahan hilang tertutup tembok kokoh kelas nya. Perasaan hari ini sangat tak baik, ia bingung, dilema. Dalam hatinya ia berkata bahwa ia mencintai Prilly, tapi di lain hati, kenapa masih ada nama Hellen? Jelas-jelas wanita itu yang sudah menghancur kan hidup nya Dulu.

"Gue tau lo lagi bimbang bro," Bani, pemuda itu menepuk pundak Ali akrab.

Ali menoleh lalu tersenyum kecut pada Bani. Apa yang di katakan Bani benar. Ia sedang Bimbang kali ini.

"Ya gitu lah," balas Ali seadanya.
"Gue tadi liat lo sama Hellen si lapangan, lo tau kalo Prilly liat semuanya?," Ali menatap Bani dengan tatapan kaget, benarkah Prilly melihat semuanya?

Bani mengangguk seolah mengerti arti pandangan Ali padanya. Lalu Ali menghela nafas nya gusar, dengan secara tak langsung ia telah mengingkari janji nya, menyakiti hati gadis nya, sahabat hidup nya.

Beautiful PrinCheese (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang