--Repost--
-----------------------"Linggar tolong gue," ucap Pria itu dengan wajah panik, Linggar tekejut dengan apa yang di lihat nya kini.
"Loh Prilly kenapa ini?" Tanya Linggar tak kalah panik nya dengan Dion.
"Pingsan dia, ntar gue ceritai.Buruan buka pintu nya!" Titah Dion tak terbantah kan, ia sungguh sangat khawatir dengan keadaan adik nya.
Linggar membuka kan pintu rumah nya lebar-lebar, setelah itu ia memanggil mbok Drami untuk meyuruh nya menutup pintu, Linggar menyuruh Dion untuk meletak kan Prilly di ruang keluarga nya.
"Taruh sini,"
"Loh nak Dion, Prilly kenapa?" Tanya Ira yang sama panik nya dengan Linggar dan Dion.
"Tiba-tiba pingsan tante," Dion merebahkan Prilly pada sofa panjang yang ada di sana, Medy yang tadi nya tertidur pun kini bangun dengan mimik wajah yang sama cemas nya.
Suara bising di bawah menganggu pendengaran Ali, pemuda itu tadi nya sedang ingin menenangkan diri karna mood nya yang memang hancur karna sang kakak yang sedari tadi tak ada henti-hentinya menggoda dirinya. Kembali lagi ke asal suara bising, Ali menggerutu sebal karna suara heboh di bawah, akhir nya dengan sangat terpaksa ia menaruh Gitar kesayangan nya dan berjalan keluar kamar untuk mencari tau asal suara itu.
"Ada apa sih? Berisik tau gak?" sentak Ali dari atas, namun mata nya kembali meneliti orang-orang di bawah sana.
"Loh kok ada bang Dion? Kalo ada bang Dion otomatis ada Prilly dong? gak mungkin kan bang Dion ninggalin Prilly sendirian di rumah," Ali masih tenggelam dengan fikiran nya, ia sama sekali tak tau jika di bawah Princheese nya sedang tak sadar kan diri.
"Heh Ondel-ondel arab, ngapain lo berimajinasi di situ? Nih cewek lo Pingsan, gila malah maen Titanic-Titanic.an dia di sana," Linggar berteriak dengan kata-kata lucu nya pada Ali.
Ali langsung membulat kan matanya sempurna, dengan cekatan ia turun dari atas dan langsung
menghampiri Prilly yang masih tak sadar kan diri.
"Minggir-minggir woy gue mau lewat." Ali membelah kerumunan Dion, dan Linggar dengan kedua tangan nya. Begitu di sana, ia langsung duduk di samping Prilly.
"Prilly kamu kenapa sayang?" Ujar nya panik saat melihat wajah pucat Prilly.
Medy keluar untuk memanggil kan Prilly dokter, lain hal nya dengan Ira, wanita paruh baya itu kini tengah membuat kan Prilly teh hangat. Semua yang ada di rumah itu panik, tak ada yang tau apa yang terjadi pada Prilly kecuali Dion.
"Prilly kenapa bang?" Ali menoleh pada Dion sembari melemparkan pertanyaan.
"Tadi Papa, Mama sama Hellen abis bertengkar sama dia. Yang gue liat terakhir, Prilly mau di tampar sama Hellen. Untung gue langsung dateng," Ujar Dion sambil menghela nafas nya, ia tak membayangkan bagaimana keadaan adik nya jika dirinya tak cepat-cepat datang.
"Kurang ajar Hellen! Harus di kasih pelajaran dia kak." Tangan Ali terkepal, buku-buku jarinya sampai memutih. Ia tak rela jika orang yang di Cintai nya di sakiti oleh orang lain.
Ali berdiri hendak mengambil kunci motor nya, ia berniat untuk pergi ke rumah Prilly menghampiri Hellen. Namun, dirinya kalah cepat dengan tangan mungil yang menahan nya.
Ali menoleh ke bawah, di sana tangan mungil Prilly menahan nya. Gadis itu matanya masih terpejam, keringat dingin juga membasahi dahi nya,
"Please Do not Go, verblijf hier," Ali mengerut kan kening nya, ia tak mengerti dengan arti bahasa yang Prilly gunakan, ia mengerti jika Prlly mengenakan bahasa daerah nya Belanda, namun Ali bingung apa arti nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful PrinCheese (Completed)
FanfictionKarena kamu sama Keju itu sama, Sama-sama Berharga! -Repost- (Sudah Di Terbitkan)