Chapter 1: Silver Hair

16.5K 1K 7
                                    

Namaku Rika Ainsworth, panggil aku Rika. Umur 16 tahun dan sekarang kelas 11 di SMA Brightston, sekolah swasta terkenal. Sejak aku mulai memasuki SMP, aku sudah tinggal sendiri karena kedua orang tuaku sibuk bekerja di luar negeri. Tapi untung saja, aku bisa masak, jadi kalau untuk sarapan, tidak usah memakai jasa chef yang sudah dibayar oleh ibuku. Sekarang aku sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.

Ketika aku sudah berada hampir dekat sekolah, kejadian aneh pun muncul.

"Apa itu? Burung? Burung merpati? Kok terbang bersebelahan dengan gagak? Jangan-jangan..." gumamku.

Aku mengarahkan pandangan, mengikuti kedua burung tersebut. Mereka mengarah pada seorang wanita kantoran yang sedang lemah gemulainya berjalan layaknya di atas catwalk. Dan seketika seseorang berlari dari belakangnya.

"Ah!! Tasku! Tolong! Ada pencuri!! Tolong!"
"Dan tidak ada yang mau menolong, emang jahat ya kalian," Pikirku.

Wanita itu terus berteriak minta tolong, tetapi tidak ada yang meresponnya. Akhirnya dengan bersedih hati, wanita itu hanya bisa tersungkur dan menangis. Di dunia ini, semua orang pada cuek dan tidak memperdulikan orang lain. Sampai sekarang aku bingung, apa yang ada dipikiran banyak orang sampai mereka segitu teganya.

Brukk...
Tanpa sadar aku berjalan tanpa mengarahkan pandanganku ke depan.

"Hey kau! Sengaja ya?! Punya mata gak sih?!"
Tegur seseorang dari depanku. Mungkin dia orang yang aku tabrak. Orangnya berambut silver, cowok, dan sepertinya anak nakal.
"Ah! Aku minta maaf, aku tidak sengaja,"
"Alah! Alasan doang!"
"Orang ini! Gak punya harga diri amat sih! Setidaknya aku sudah minta maaf!" Pikirku kesal.
"Hey! Jaga omonganmu itu! Aku sudah minta maaf, mau apa lagi?! Kau jangan malah tambah buat masalah!" Tegurku lancang sampai banyak yang melihati kami.
"Apa katamu?!" Balas cowok itu sambil mengepalkan tangannya ingin memukulku.
"Bro! Sudah hentikan! Banyak yang lihat. Nanti apa kata orang-orang,"
"Iya bener 'tuh, apalagi dia cewek. Trus seragam itu, lebih baik jangan buat masalah dengannya,"
Kata teman-temannya menghentikan cowok itu. Lalu ia menghadapku dan menatap seragamku.
"Seragam itu...murid SMA Brightston, huh? Akan kuingat wajahmu itu, dasar penyihir!"
"Apa katanya?! Penyihir! Kurang ajar banget 'nih cowok!" Pikirku.
"Terserah! Kita juga gak bakal ketemu lagi, jadi lo tenang aja, monyet!" balasku.

Aku langsung pergi meninggalkan gerombolan anak nakal itu dan wajah terakhir yang aku lihat dari cowok yang tingginya sekitar 180 cm itu, adalah muka kesal bercampur marah. Terus cowok itu langsung kena lemparan batu sama anak kecil, dahinya langsung memerah.

"Fufu.. rasain 'tuh. Makanya jadi cowok jangan kurang ajar sama cewek," gumamku.

Ding...dong...
Bunyi bel sekolah yang seperti bunyi lonceng jam Big Ben. Bel itu menunjukkan waktu istirahat. Aku langsung membawa bekal makanku ke lantai atap karena disana jarang ada yang datang. Aku ingin merasakan udara yang sepoi-sepoi dari atas sana dan juga tertidur pulas sejenak untuk menenangkan pikiranku.

The Beauty ArchangelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang