Chapter 10: Love Interest (Part 2)

5K 378 5
                                    

"S-suka?"

Uriel yang heran akan pertanyaan Raizen yang tiba-tiba, hanya bisa menggarukkan kepala. Terkejut mendengar hal itu yang secara tidak langsung ditanyakan kepada subjek, diriku tersipu malu sambil menutup wajahku yang kemerahan.

"Kamu ngomong apa sih?"

Uriel mengelakkan pertanyaan Raizen yang begitu tajam baginya.

"Dia hanya... teman, bukan... lebih ke urusan teman bisnis, dan menurutku dia menarik,"
"Hmm, pendapatmu tentang dia, bukankah itu awal dari mekarnya cinta?"
"Menurutmu begitu?"
"Walaupun kau menghindari pertanyaanku, wajahmu tak akan bisa berbohong. Kau jatuh cinta padanya,"
"Aku gak tau kamu ngomong apa Raizen, tapi untuk sekarang, aku benar-benar gak mau berurusan dengan yang namanya cinta,"

Seraya Uriel meninggalkan Raizen yang tengah termenung meresapi perkataan tuannya, dadaku terasa sakit sekali. Seakan-akan rasa sedih dan kecewa bercampur menjadi satu. Sepertinya Uriel pernah mengalami broken heart. Dia sampai tak ingin untuk mengulangi rasa sakit nan pahit di hatinya itu. Adakah yang bisa menyembuhkan rasa sakitnya? Adakah yang bisa mencerahkan hatinya yang kelam itu? Semua jawaban hanya bisa didapatkan jika Uriel bisa menerima cinta kembali. Tapi semua itu, aku tak tahu bagaimana memulainya. Aku sangat ingin membuatnya ceria seperti biasanya, tapi aku bukanlah orang yang ada di pikirannya. Mengetahui itu, aku pun menyerah dan membiarkan waktu yang menjawab. Apapun jawabannya, hanya Uriel yang tahu. Karena dia, dialah si victim.

...........................💘💘💘........................

"Uriel, kamu pernah jatuh cinta?"
*spluuurttt* "Oww! Panas!"

Uriel yang sedang meminum teh hangat, memuntahkan kembali tehnya. Ia kaget mendengar pertanyaanku yang satu topik dengan Raizen. Dia pasti shock karena sudah dua orang menanyakan tentang pengalaman cintanya. Jelas saja aku penasaran, itu karena anak-anak seumuran dia, pasti sudah pernah mengalami rasanya jatuh cinta dengan seseorang. Aku penasaran bagaimana dia bisa menyudutkan Carl supaya dia bisa menerima cinta baru. Ia menasehati orang lain tapi dia sendiri tidak berpengalaman. Lucu sekali kalau seseorang memberikan nasihat cinta tapi tidak pernah merasakannya.

"Kamu janjian sama Raizen? Kenapa kalian bertanya hal yang sama?"
"Dia juga bertanya tentang itu?"

Aku berpura-pura tidak mengetahui kalau Raizen bertanya hal setopik. Padahal aku mendengar percakapan mereka, tapi aku ingin mendengar bagaimana ia menangani pertanyaanku.

"Aku pernah kok jatuh cinta,"
"Hah???"

Aku dan Raizen langsung tercengang mendengar jawaban Uriel. Jadi, laki-laki ini pernah pacaran. Aku yang semakin penasaran pun bertanya padanya lagi perihal cinta.

"Lalu kamu ditolak gitu?"
"Bukan ditolak, hanya saja ditinggalkan,"
"Sama aja artinya kamu dicampakkan,"
"Bukan gitu!"
"Hehe..."

Tidak setuju dengan pernyataanku, tanpa aku suruh pun, Uriel mulai bercerita tentang pengalaman dirinya ketika jatuh cinta.

"Dulu ada anak baru waktu aku masih SMP kelas 7, namanya Marchella Randolfscen,"
"Dan kau suka padanya?"

Uriel mengangguk. Dia berkata kalau menurutnya, Marchella inilah yang membuat dirinya menerima apa adanya. Sehingga pada akhirnya, perlahan, Uriel jatuh cinta padanya. Aku yang mendengar pengakuan Uriel langsung meminta Uriel untuk menceritakan kisah cintanya. Aku pikir dia menolak, tapi malah sebaliknya. Semakin ia bercerita, aku semakin tertarik akan kelanjutan ceritanya.

..........................💘💘💘........................

The Beauty ArchangelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang