Chapter 20: Law & Past Incident

4.5K 315 5
                                    

Saat aku menyentuh pohon besar yang ada di kastil Laümūchén, kenanganku teringat lagi. Kenangan dari 200 tahun yang lalu ketika aku masih tinggal di kerajaan langit dan masih berstatus malaikat. Cerita ini adalah sebelum aku bereinkarnasi.

Ketika itu diselenggarakan konferensi antar malaikat di Kerajaan Langit, menghadirkan puluhan malaikat, para Archangel, dan para penasehat langit. Tempat dudukku, tepat di seberang milik si pak tua yang paling ku benci seumur hidupku. Ya, itu tempat duduk Nocty Lucine, si penasehat perang. Konferensi dimulai ketika Raja Langit datang dengan penasehat-penasehatnya, termasuk Nocty. Ketika Nocty duduk, kulihat ia tersenyum sinis padaku, membuatku muak untuk melihatnya duduk di depanku. Konferensi berjalan cukup lama, tapi kalian tau, yang paling sering memberikan pendapat dan argumennya tidak lain hanya Nocty seorang. Kami, para Archangel, dan penasehat yang lain, tidak diberikan ruang untuk berbicara ataupun berpendapat di depan Raja Langit. Oleh karena Nocty penasehat perang, Raja Langit begitu mengharapkan ekspetasi tinggi padanya. Hal itu cukup membuat kami semua yang ada di dalam ruang rapat hening tanpa suara sedikit pun. Sampai konferensi selesai, tidak ada yang mau membuka mulut. Hanya berani untuk bersembunyi di balik batu dan menyetujui apapun yang disetujui Raja Langit. Keluar dari ruangan rapat, semua berkumpul pada kelompoknya dan berbicara tentang Nocty. Sifatnya dan pemikirannya tentang perang memang membuat kami takjub, tapi ketika di luar rapat, itu yang membuat kami sedikit cemas dengan posisinya itu.

"Hey Uriel! Hey, jangan mengabaikanku, dengarkan aku sebentar,"

Nocty memanggilku dari belakang sambil menyusulku yang sudah berjalan keluar lebih awal. Jujur aku tak ingin menjawab panggilannya itu. Ingin sekali aku untuk mengabaikannya, tapi tidak bisa.

"Kenapa Nocty?" jawabku ketus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa Nocty?" jawabku ketus.
"Kamu kenapa sih, segitunya kah kamu benci padaku?"
"Cepatlah bicara, habis ini aku sibuk,"
"Begini," Nocty merapikan bajunya yang sedikit kucel karena habis berlari. "Nanti malam bakal ada pesta di rumahku, aku ingin mengundangmu ke pesta itu, kamu mau?"
"Hah? Untuk apa?"
"Disana bakal banyak cewek loh, sekalian kamu cari satu untukmu,"
"Apa kau bercanda...?"

Jujur sekali dia bercanda seperti itu. Apa dia tau mengapa sampai sekarang para Archangel tidak boleh memiliki satupun kekasih? Apa jangan-jangan dia tak ingat? Padahal dia yang membuat semua menjadi kacau dan membuat kami para Archangel malu di hadapan Raja Langit.

"Aku menolak. Lagipula, aku gak membutuhkannya," kataku seraya membalikkan diri dan mulai berjalan menjauh.
"Begitu, bukankah kamu dulu mencari satu, tapi di dunia manusia?" sindir Nocty dengan senyum kecil.
"Dan" aku mulai menaikkan nada bicaraku. "Bukankah kamu yang membuatku gak bisa untuk memiliki?! Kamu yang membuatku gak bisa merasakan yang namanya cinta seumur hidupku!"

Kurasa waktu itu suaraku terlalu keras sampai membuat malaikat lain menoleh ke arah kami. Emosiku benar-benar meledak. Aku tak kuat menahan amarahku ketika itu memang sudah kenyataannya. Dia membeberkan semuanya pada Raja Langit sampai membuat beliau untuk membentuk hukum baru.

The Beauty ArchangelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang