Amarah mereka mulai menjadi-jadi. Celana yang dipakai Raphael pun mulai kusut karna cengkeramannya. Membuktikan kalau ia tak kuat untuk menghadapinya. Gabriel hanya tersenyum sinis dengan tangan yang sudah dikepalnya.
"Kenapa? Kamu takut?" ujar Gabriel.
"Siapa bilang aku takut padamu, hanya karna kamu wakil ketua," ujar Raphael seraya menghela napas panjang dengan alasan tak ingin melihat wajah lelaki yang memiliki kulit seputih air beriak itu.Sekilas aku melihat sosok bayangan dari arah belakang Gabriel, berjalan menuju ke arah kami.
"Kalian berdua kalau mau cari ribut, pergilah ke tempat lain. Kehadiran kalian membuat resah malaikat lain." seorang pria dengan baju laksana pemimpin memecah keheningan antara keduanya.
"Uriel, kenapa kamu diam saja. Bukannya kamu dipanggil Raja Langit? Cepatlah kesana, beliau sudah menunggu lama," ujar Lelaki itu.
Aku mengangguk. Namun langkahku terhenti setelah mendengar kata-kata dari Gabriel.
"Sudah lama sekali kamu diberi tugas setelah kejadian 'itu' ya. Kuharap gak seperti dulu lagi,"
"Gabriel, bisakah mulutmu ditutup rapat? Dasar, hanya berani memprovokasi orang." sindir Raphael."Cukup!" ujar Michael yang tak kuat mendengar ocehan mereka. "Kalian selalu saja gak akur. Kalian bukan anak kecil! Bisakah kalian jaga sikap kalian di tanah suci ini?!"
"Michael, kamu juga selalu saja ikut campur, tolong sekali saja untuk gak mencampuri urusan orang lain, bisa?" ujar Gabriel ketus.
"Tutup mulutmu, Gabriel! Aku melakukan ini juga demi ketenangan. Oh, apa kamu mau dikenai pasal tertentu, jadi kamu dihukum dan merasakan hal yang sama seperti Uriel dulu?"Michael mulai kesal dengan kalimat Gabriel. Ia pun mengeluarkan kalimat yang tidak seharusnya ia ucapkan di depan malaikat yang seangkatan.
Dengan muka marah, Gabriel pergi meninggalkan kami dan menghilang di awan. Sementara Raphael terbawa kagum ketika melihat Michael."Hm? Kenapa?" ujar Michael yang merasa dirinya dilirik Raphael.
"E~nggak. Hanya saja... Tajam juga kalimatmu, ketua."Michael tak berkata apa-apa. Ia hanya menghela napas kemudian ikut meninggalkan kami. Raphael yang kebingungan memiringkan kepalanya berharap bisa membaca pikiran Michael saat itu.
"Hmm, benar-benar orang yang aneh," gumam Raphael.
"Apa?"
"Well, dari dulu hanya isi kepala ketua yang aku paling gak bisa duga. Tapi mungkin itulah yang membuatnya terpilih. Nah sekarang, tujuan selanjutnya adalah... Kerajaan Pusat!" seru Raphael sambil menarik tanganku dengan kuat. Aku hampir terjatuh karna tarikannya. Tapi akhirnya aku bisa menyelaraskan langkahku dengannya.Ketika melewati sebuah gerbang yang cukup besar. Di dalam terdapat lautan yang bening dan sebuah jembatan kokoh yang cukup panjang menyusuri lautan. Di ujung jembatan itu adalah letak dari Kerajaan Pusat, dimana Raja Langit berada. Di depan Kerajaan, pintu gerbangnya dijaga oleh dua patung malaikat yang sangat besar, menandakan kalau hanya beberapa malaikat yang dipanggil saja yang boleh masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty Archangel
Fantasy"Beautiful...but...dangerous, that's me. Aku tidak terlalu suka dengan keadaan disekitarku, mungkin karena aku sudah tahu semuanya, seperti sudah melihat masa depan" Bercerita tentang seorang siswi SMA yang selalu hidup menyendiri. Namun dalam kesen...