Chapter 11: Love Reminisce (Part 2)

5.4K 399 21
                                    

*sigh*
Diriku yang melamun menatap rembulan membuat pikiranku sedikit tenang. Alasan kegelisahanku adalah gadis misterius itu. Bayangan dirinya masih menyelimuti alam sadarku. Aku penasaran dengan identitasnya. Semakin aku ingin tahu, semakin aku mencoba untuk mencari tahu. Ketika hujan bintang menghiasi langit malam, betapa kagumnya diriku.

"Wah, keren..."

Semakin diriku terbawa kekaguman, ada suara yang membisikku.

"Hei kau!"
"Hmm? Aku?"
"Ya kau! Apa kau melihatku?"
"Maaf, aku gak bisa lihat dirimu. Aku hanya bisa mendengar suaramu,"
"Benarkah? Kau tak bisa melihatku? Berarti aku saja yang bisa melihatmu,"

Suara yang bisa ku dengar namun tak bisa kulihat. Suara seorang pria. Aku sudah biasa mendengar hal yang seperti ini, makanya posturku lebih tenang. Suara ini mengajakku untuk berbicara mengenai satu hal yang aku sendiri tak tahu apakah topik ini termasuk penting atau tidak.

"Aku ingin kau menjaga seseorang,"
"Seseorang?"
"Aku tahu kalo permintaan egoisku ini merepotkanmu, tapi aku hanya bisa meminta tolong padamu,"
"Katakan saja, sebisaku akan kutolong ,"
"Benarkah? Kalo begitu, ini foto orang yang kumintai kau untuk dijaga,"

Ketika ia menunjukkan gambar seorang gadis, degupan jantungku langsung terdengar. Gadis itu, gadis yang aku ingin tahu tentangnya. Aku tak menyangka akan cepat berhadapan dengan gadis itu .

 Aku tak menyangka akan cepat berhadapan dengan gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hey, apa kau stalker?" Tanyaku dengan nada curiga.
"Foto ini seperti kau sedang mengawasinya,"
"Aku memang mengawasinya... sejak ia kecil,"  jelasnya.
"Itu karena ia sangat berarti bagiku. Akhir-akhir ini, dia menghadapi banyak masalah. Aku tak bisa menemaninya dan karna itu, aku butuh seseorang yang dapat membuatnya bahagia. Bisakah kau lakukan itu?"
"Kenapa harus aku?"
"Karna aku pikir kau tertarik padanya. Dan jangan pikir kalo aku hanya mengawasinya, aku juga mengawasimu,"

Diriku diawasi oleh roh yang tak kukenal, rasanya tidak nyaman sekali. Seperti kalian sedang diincar seseorang dari belakang atau biasa yang kita sebut "stalker". Aku paling benci dengan orang yang seperti itu. Tapi apa yang bisa aku lakukan kalau yang membuntuti adalah roh seseorang. Aku tak bisa berbuat apa-apa dan pasrah dengannya.

"Bagaimana? Apa kau mau melakukan ini untukku?"  Tanya roh itu.
"Apa imbalan yang kudapat?"
"Kau itu, jadi laki-laki perhitungan banget. Yang bakal kau hadapi nanti itu cewek!"
"Fufu... aku hanya bercanda. Jadi, bagaimana katamu? Hmm, akan kucoba,"
"Aku tahu kau pasti bisa melakukannya. Aku pastikan kau takkan menyesal melakukan permintaanku ini dan aku yakin kau pasti bahagia,"

Seraya suara roh itu mulai memudar, kepalaku masih memikirkan maksud perkataannya. Aku tak yakin dengan kata "pasti" yang ia maksud. Apakah benar aku akan bahagia jika melakukan apa yang ia katakan? Atau sebaliknya?

The Beauty ArchangelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang