Chapter 12: Galaxia Ball

5.2K 345 10
                                    

Rika POV~
................................................

"Uriel, kau lihat apa?"
tanyaku pada Uriel yang sedang melamun menatap dunia luar dari bingkai jendela.

"Hm? Oh, gak papa, hanya teringat masa lalu," jawabnya.
"Masa lalu? Seharusnya kamu move on,"
"...."

Melihat ekspresi Uriel, aku jadi tidak berani untuk bergurau lebih dalam lagi. Aku pun mencari topik lain yang memungkinkan untuk mengubah moodnya. Seketika diriku melihat seekor gagak hitam melintas di depan kami.

"Gagak..." gumamku.
"Hmm? Kamu ngomong sesuatu Rika?"

Uriel yang bingung ketika melihatku melamun menatap gagak itu, kemudian langsung menepuk bahuku dengan sedikit keras.

Plak!
Aku langsung tersadar dari lamunan dan melihat wajah Uriel tepat berada di depan wajahku. Kami hampir saja mencium satu sama lain.

"Kya!!!"
Brukk...
Setelah berteriak histeris, tak sengaja aku menginjak bola kecil nan mungil yang tergeletak di dekat meja tengah. Ketika aku ingin mengambil bola tersebut, tiba-tiba saja Uriel menahan niatku.

"Jangan sentuh!"
"Ada apa? Kenapa dengan bola ini?" Tanyaku penasaran.
"Ini, barang milikku yang harus kuselidiki,"
"Diselidiki, tapi untuk apa?" tanyaku lagi sambil memiringkan kepala keheranan.
"Gak penting, hanya untuk keperluan pribadi," jawab Uriel datar.

Bola yang aku lihat tadi, seperti ada bentuk rasi bintang di dalamnya. Bola yang begitu cantik. Aku pikir jika bola itu dijual, berapa besar uang yang akan didapat. Mungkin jutaan atau lebih. Karena dilihat darimana pun dan bagaimanapun bola itu dibuat, itu pasti bukan bola biasa.

"Tunggu dulu, kenapa aku seperti melupakan sesuatu?"

Ketika melihat bola itu, aku seperti mengingat sesuatu yang tidak boleh kulupakan. Bahkan satu memori pun, aku tak boleh lupa. Mungkin karena banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini, makanya aku jadi lupa dengan segala hal yang dilarang untuk dilupakan.

Ketika aku mengingat apa yang kulupakan, di pikiranku muncul sesosok bayangan hitam berjubah seperti sedang menatap diriku yang berada di hadapannya. Sosok itu berdiri tepat di depan pintu keluar kemudian ia menyodorkan tangannya padaku. Mulut bayangan itu berbicara padaku seolah memperingatiku. Tapi seketika bayangan itu mulai memudar seiring aku mendengar suara Uriel yang memanggil namaku.

"Kamu gak papa?"
"Hah? U-riel?"
"Sorry, harusnya aku menyingkirkan bola itu dari hadapanmu secepat mungkin,"
"Bola?"

Ketika mendengar kata itu, aku langsung mengingat kejadian hari ini. Demi menghindari Uriel untuk sementara waktu sambil mendinginkan kepalaku, aku pun mencari topik lain yang memungkinkan.

"Uriel, sepertinya aku ada janji, aku pergi sebentar,"
"Kau mau kema-"

Sementara aku berlari menuju pintu keluar, aku berselisihan dengan Raizen yang sedang membawa cookies buatannya.

"Nona Rika mau kemana tuanku?"
"Mana kutahu, orangnya sudah kabur duluan sebelum aku tanya," jawab Uriel kesal.

Setelah meninggalkan apartemen, aku berusaha mencari keberadaan gagak yang aku lihat tadi.

"Itu dia!"

Mengikuti arah gagak itu, aku melihat seorang pria yang sedang duduk di sebuah taman. Ya, gagak itu berhenti tepat di bahu pria tersebut. Pria itu tertidur dengan nyenyaknya walaupun ada gagak yang bertengger di bahunya.

"Apa dia orang kaya? Yang tersesat? Hehe," candaku.

Ketika aku sedang bergurau sendiri, kakiku menendang sebuah kerikil ke arah pria itu. Tak lama, ia pun membuka matanya yang sayup karena habis tertidur pulas.

The Beauty ArchangelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang