Chapter 4: Piano's Memories (Part 2)

7.2K 521 7
                                    

Seraya musik dimainkan, tubuhku serasa lebih ringan. Seperti ingin diterbangkan oleh angin. Tiba-tiba Uriel memberikan tangannya.

"Ingin berdansa denganku?"

Aku terkejut ketika mendengar kata-kata itu keluar dari mulut seorang gangster. Melihat keadaan seperti itu dan dengan lagu seperti itu, memang benar kita serasa ingin berdansa. Berdansa dengan diiringi hembusan angin sejuk, dibawah sinar rembulan. Hanya berdua dengan seseorang yang kita cintai. Membayangkannya saja sudah sangat romantis.
Tanpa sadar, aku mengikuti arahan Uriel berdansa. Aku memejamkan mataku dan mulai merasakan tangan Uriel merangkul pinggangku dan kedua telapak tangan kami, memeluk satu sama lain. Ia menuntunku untuk berdansa mengikuti alunan musik.
Angin sejuk mulai bertiupan di sekitar kami. Perlahan, aku membuka mataku lagi dan melihat sesuatu yang sangat indah. Aku seperti berada di alam bawah sadar seseorang atau kenangan seseorang yang berjalan seperti cerita.

"Apakah ini... kenangan hantu itu? Inikah cerita yang ia maksud?" Pikirku.

Ketika aku membuka mataku, ada dua anak kecil yang sedang bermain di padang bunga. Mereka membuat janji yang seharusnya diucapkan ketika dewasa.

"Menikahlah denganku dan hiduplah bersamaku, disisiku, selamanya,"
kata anak laki-laki itu sambil menyodorkan sekuntum bunga dan mencium kening si anak perempuan. Anak perempuan itu hanya tersipu malu dan mengangguk.

Kemudian aku mendengar ada yang tertawa dari belakangku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemudian aku mendengar ada yang tertawa dari belakangku. Aku melihat dua orang, laki-laki dan perempuan, berpegangan tangan sambil tersenyum ria.

"Sepertinya itu.. kedua anak yang aku lihat tadi,"

Mereka berdua berjalan bersama, menjalani hidup sebagai pelajar yang teladan. Mereka menjalaninya bersama.
Dengan penuh canda tawa dan kesederhanaan. Dan lagi, aku mendengar suara di belakangku, suara pria dewasa. Aku langsung membalikkan badanku dan kemudian tersenyum. Melihat kedua sepasang kekasih yang dari kecil sampai dewasa, akhirnya menikah dengan penuh kebahagiaan terukir di wajah mereka.

 Melihat kedua sepasang kekasih yang dari kecil sampai dewasa, akhirnya menikah dengan penuh kebahagiaan terukir di wajah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat mereka berdua, hatiku terasa sangat tenang dan menyejukkan. Seperti perasaan lega. Aku membayangkan kapan aku akan mendapatkan seseorang kekasih yang setia, sehidup semati, seperti mereka. Kemudian, terdengar bunyi lonceng gereja terdengar, mereka berdua resmi menjadi sepasang kekasih. Ketika mereka kembali keluar gereja, apa hanya perasaanku saja, mereka berdua menatapku sambil tersenyum. Kemudian, aku melihat mereka berdua berdansa di bawah sinar rembulan. Mereka berdansa penuh dengan keromantisan.

The Beauty ArchangelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang