Chapter 5: Betrayed Love (Part 3)

6.4K 470 5
                                    

"Kau mau kemana?"
"Lepaskan aku,"

Tangan Uriel mencengkeram pergelangan tanganku dengan kuat. Saking kuatnya, bekas cengkramannya terlukis di tanganku. Uriel berupaya menghentikanku untuk pergi ke dalam hutan sendirian di tengah malam.

"Aku ingin bertemu perempuan yang dilihat Carl, aku punya firasat buruk!"
"Hentikan Rika! Aku tahu kau ingin menjawab keingintahuanmu, tapi bisakah kau lakukan itu besok?"
"Gak bisa! Kalau besok, perempuan itu pasti sudah gak ada!"
"Bagaimana kau bisa yakin?"
"Perempuan itu, adalah ilusi musim semi,"
"A...pa maksudmu?"

Ilusi musim semi, ilusi yang hanya sekali terjadi pada musim semi. Jika seseorang memiliki keinginan kuat, orang itu dapat melihat ilusi musim yang sama dengan keinginannya. Anggapannya seperti mengabulkan permintaan. Dan perempuan yang dilihat Carl, adalah salah satunya. Buktinya, hanya Carl yang bisa melihat perempuan itu yang padahal ada tepat di hadapan kami, tapi baik aku, Yuna dan Uriel sama sekali tak melihatnya. Walaupun aku dan Uriel bisa melihat hal gaib, hanya perempuan itu saja yang tidak bisa kami lihat. Itu dipastikan kalau perempuan yang dilihat oleh Carl, mungkin saja orang yang ia cintai.

"Aku punya firasat kalau perempuan itu adalah guru yang dulu pernah Carl cintai,"
"Guru itu? Gak mungkin dia sudah...,"
"Ilusi musim gak harus hidup ataupun mati,"
"...."

Uriel terdiam merenung setelah mendengar penjelasanku. Aku tebak dia masih tak mengerti maksudku. Namun setelah beberapa saat kemudian, ia membiarkanku pergi, tapi dengan satu syarat.

"Aku ikut denganmu,"
"Apa? Aku bisa sendiri,"
"Kau cewek, sadar diri dikit,"
"Cih!"
"Dan satu lagi, jangan kau beritahu Yuna,"
"Tentu saja, tapi aku meragukan itu,"

Kami pun mendatangi lokasi dimana kami menemukan ilusi tersebut. Aku ragu kalau memang kami bisa bertemu dengan dia. Kuharap kami bertemu, karena banyak sekali yang ingin aku katakan, walaupun itu hanya ilusi belaka.

Satu jam berlalu, akhirnya kami sampai di lokasi. Sedikit mengerikan tapi untung ada Uriel. Benar katanya, aku masih penakut, aku cewek dan aku berhak untuk dilindungi. Semakin malam, semakin aku bersembunyi di belakang Uriel.
Tak lama kemudian, seberkas cahaya muncul dari balik sebuah pohon besar.

"...!"
"Siapa itu?"
"Haa! Ilusi!"

Segera setelah aku tahu kalau mungkin saja itu ilusi yang dilihat Carl, aku langsung menghampirinya.

Segera setelah aku tahu kalau mungkin saja itu ilusi yang dilihat Carl, aku langsung menghampirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau... kau ilusi kan? Ilusi milik siapa? Katakan padaku sejujurnya!"

Dia masih terdiam sambil memainkan sulingnya. Ia tak bergerak satu senti pun dari kayu itu. Benar apa yang dikatakan Carl, seorang perempuan duduk di atas kayu. Inikah yang dimaksudnya? Tapi entah kenapa, wujudnya bagaikan peri.

"Tolong jawab pertanyaanku, siapa kau dan ilusi siapa?"
"...."
"Mungkin kau harus menepuk bahunya supaya dia tahu, mungkin aja dia tuli,"
"Aku coba,"

The Beauty ArchangelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang