Aku masih berpikir bagaimana aku bisa pergi dari tempat itu. Sepertinya sangat susah untuk keluar. Aku bahkan tidak tahu ini dimana. Aku hanya bisa pasrah menunggu kedua hantu itu selesai berkelahi mempermasalahkan sesuatu yang berhubungan denganku.
"Asal kau tahu, gadis ini yang duluan membangunkanku,"
"Kulihat dia sama sekali gak bersalah disini,"
"Um, permisi..."
"Tentu dia bersalah! Terlebih lagi aura penindak milikmu itu! Membuatku merinding!"
"Gak ada hubungannya auraku dengan kau terbangun! Itu salahmu!"
"Apa?! Salahku? Jadi sekarang kau malah menyalahkanku?!"
"Kenyataannya begitu, kan!"
"Um, permisi!!! Sebentar!!!"
"HAH?!!!""Woah, mereka jawabnya serentak??"
"Um, aku gak tahu sekarang kalian mempermasalahkan apa, tapi please, bisa gak consider diriku yang duduk kaku ketakutan disini sedang mencari cara keluar dari dunia aneh ini. Kalian telah membawa ORANG YANG GAK TEPAT KESINI!"
Setelah aku bicara seperti itu, mereka berdua terdiam sambil menatapku dengan serius. Aku sampai tidak tahu apa yang harus aku lakukan setelah itu. Apa aku akan disiksa?
"Dia benar. Daritadi kita membicarakan hal yang gak penting," kata Zehel.
"I-itu benar sih,"
"Vio, aku tahu kalau kau pelaku dibalik semua ini, lebih baik kau menyerah,"
"Bisakah kau berhenti memanggilku Vio? Aku terdengar seperti laki-laki,"
"Pelaku? Apa maksud kalian?"
"Dia ini, Viosca si malaikat musik, yang membuat gadis itu ingin bunuh diri,"
"Gadis itu? Gisella? Jadi, benar. Apa kau yang membuat Gisella..."
"Bukan aku," jawab Viosca. "Aku hanya menjawab permintaan dari klien setiaku,"
"Klien? Apa itu...neneknya Gisella?"
"Tepat,"
"Permisi para wanita, aku harus pergi ada urusan. Aku ingatkan satu hal, Viosca. Kalau kau berusaha menyakiti Rika, aku tak akan segan-segan membinasakanmu,"
"Itu baru yang kau sebut ancaman,"
"Dan Rika? raut wajahmu itu, aku tahu kau pasti terheran-heran dengan keadaanmu sekarang. Mukamu penuh dengan pertanyaan. Tapi semua pertanyaanmu akan aku jawab, kalau kau tidak bermimpi di saat bulan purnama. Di saat itu, kita akan bertemu lagi," kata Zehel.Setelah itu, Zehel menghilang sebelum mendengar balasanku.
"Malaikat Viosca, bisa kau ceritakan lagi mengenai neneknya Gisella?"
"Akan aku ceritakan dengan lengkap, tapi kau harus dengar baik-baik karena aku gak akan ngulang,"Satu jam kemudian....
Sekarang aku mengerti. Jadi, yang waktu itu merasuki Gisella, dan berkata hal seperti ingin bunuh diri, memang neneknya. Memang kejadian dan kenangan yang tragis. Aku bahkan sempat meneteskan air mata ketika mendengar ceritanya. Sungguh disayangkan.
"Cutie, waktuku gak banyak, aku harus kembali ke Pusat,"
"Apa boleh aku menceritakan hal ini kepada Uriel?"
"Silahkan, kalau perlu, beritahu padanya cara agar violin itu jernih kembali,"
"Caranya?"
"Mandikan violin itu di air suci yang ada di lingkungan gereja katedral di daerah situ, pastikan seluruh bagiannya bersih,"
"Baiklah,"
"Ah, dan satu lagi, setelah kalian memandikan violin itu, kalian akan bertemu wanita pemilik violin itu, jadi persiapkan saran atau kata-kata yang membuat dirinya gak merasa menyesal lagi,"
"Sip, serahkan padaku,"
"Sampai jumpa, cutie, by the way, aku akan mengembalikanmu ke duniamu. Disana kau akan bertemu seseorang, dan aku pikir, dia nanti bakal jadi pasanganmu kelak,"
"Huh? Siapa?"Setelah itu, ia langsung menghilang ke langit, meninggalkanku. Kemudian, lingkungan di sekitarku berupa menjadi putih lagi. Aku pun memejamkan mataku dan tak lama membuka mataku lagi. Akhirnya aku sudah kembali ke duniaku. Tapi kali ini, aku ditempatkan bukan di ruangan tadi.
"Taman? Ini kan... taman villa itu. Sepertinya taman belakang,"
"Rika!!! Disini kau rupanya!"
Aku mendengar suara laki-laki dari arah belakang. Oh, jadi dia, orang yang akan kutemui.
"Kutemui? Tapi Viosca ada bilang... pasangan? Wah, gak mungkin,"
"Setelah cahaya itu datang, tiba-tiba kau gak ada disitu. Kupikir kau ditelan violin itu,"
"Ya enggak lah, emang bisa makan?"
"Lalu, kenapa kau bisa ada disini?"
"Aku habis dari tempat aneh,"
"Tempat aneh?"
"Ah, sudahlah, ayo balik ke dalam, ada yang ingin aku kasih tahu,"
"Tentang apa?"
"Violin itu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty Archangel
Fantasy"Beautiful...but...dangerous, that's me. Aku tidak terlalu suka dengan keadaan disekitarku, mungkin karena aku sudah tahu semuanya, seperti sudah melihat masa depan" Bercerita tentang seorang siswi SMA yang selalu hidup menyendiri. Namun dalam kesen...