Chapter 26: Christmas Reminisce

3.8K 295 11
                                    

"Good to see you, princess,"
"Zehel?! Kamu ngapain disini? Trus kita sekarang ada dimana?"

Aku gelisah karna tak tahu sekarang ada dimana. Dan juga, di musim dingin? Ini dimana? Apalagi lokasi ini, aku merasa pernah mengunjunginya.

"Jadi kamu yang membuatku melihat semua kenangan itu?!""Tenanglah," ujar Zehel menenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi kamu yang membuatku melihat semua kenangan itu?!"
"Tenanglah," ujar Zehel menenangkan. "Daripada kita ngobrol disini, kenapa gak cari penginapan dulu? Aku sudah kedinginan disini,"

Zehel pun membawaku ke salah satu penginapan yang ada di sekitar situ. Memang ada satu, dan terlihat tradisional sekali.

"Japanese Inn?" gumamku.

Pelayannya terlihat sopan sekali. Dengan baju yukatanya, membuat suasana terlihat lebih ke gaya tradisional Jepang. Bangunan itu pun dibangun dari kayu dengan tatami sebagai alas pada setiap kamar. Tempat ini termasuk tempat pemandian air panas. Ada yang model terbuka maupun tertutup. Tak lupa pelayannya memberikan kami yukata untuk dipakai setelah mandi.

"Sekamar?! Kenapa harus sekamar?" protesku.
"Maafkan kami, bu. Tapi, semua kamar telah dipesan dan hanya tinggal satu kamar dengan dua futon*." ujar pelayan itu.
"Sudah iyakan saja." bisik Zehel. "Kami ambil kamar itu."
"Baik akan kami persiapkan."

Gara-gara itu, aku harus satu kamar dengannya, dengan tingkat defensif yang tinggi terhadap pria yang kumiliki.

"Aku mandi duluan!" ujarku ketus.
"Hm,"

Itu saja jawabannya?! Jahat sekali. Sampai di dalam pemandian, ternyata hanya ada aku seorang. Disini memiliki peraturan. Kalau masuk ke pemandian, hanya ada handuk kecil. Cukup memalukan untukku. Aku juga heran dengan peraturan yang berlaku di hotel ini.

Seraya aku bersantai-santai di dalam pemandian, aku mendengar suara lelaki dari balik dinding bambu. Jadi, pemandian wanita dan pemandian pria hanya dipisahkan oleh dinding tinggi dari bambu. Khusus untuk pemandian luar. Makanya kita bisa mendengar suara lelaki dari sebelah maupun sebaliknya.

"Kamu lihat tadi, ceweknya cantik banget,"
"Ia bener, tapi aku iri sama yang cowok."
"Eh, iya juga. Keberuntungan jadi cowok ganteng emang gak kemana-mana,"
"Wkwk betul sekali."

Mereka cemburu? Tapi siapa yang mereka maksud. Apa mungkin cowok ganteng yang dimaksud itu Zehel? Ya, kalau aku akui, dia memang termasuk top list cowok tertampan dengan tubuh sexy. Tapi, aku tak tertarik dengannya. Selain itu ia juga egois.

Sesaat aku kembali ke kamar, tanpa kusadari aku membuka pintu dengan sangat perlahan, membuat Zehel tak menyadari kehadiranku. Aku melihat dirinya seperti sedang memikirkan sesuatu dan wajahnya terlihat lelah sekali.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Beauty ArchangelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang