Mereka asik dengan dunia mereka masing-masing. Marsel dengan kartun Upin & Ipin-nya dan Ana yang sibuk dengan game Dinner Dash-nya yang ada di ponsel Marsel yang sengaja dia download.
“satu.. dua.. tiga..Marsel ganteng, Ana yang punya. Betul betul betul” Marsel mengikuti cara bicara Jarjit dan Upin. Marsel melirik Ana yang tampak serius bermain Dinner Dash, “abis dah batre gue. enak banget yaa lo, gue ngecas semaleman dan lo abisin gitu aja. Gak nyangka gue.” ujar Marsel dramatis.
“gak ikhlas? Bilang, Sel. Jangan kayak gini caranya. Sakit tau gak.” Ana mengikuti dramatisir dari Marsel. Tapi ponsel Marsel tetap digenggamannya.
“acting lo gak bagus. Gak cocok jadi artis. Iyalah lo gak cocok, lo gak cantik. Mana ada yang mau ngajak lo acting.” Tatapan Marsel melipir ke arah tivi lagi. dia mengganti saluran channelnya. Menonton apa saja yang seru.
Ana menjambak rambut Marsel. “sok ganteng. Najis.”
“emang ganteng. Baru tau?”
Marsel tertawa. Calon emak-emak kontrakannya keluar. “Na, liat deh..” tunjuk Marsel ke arah tivi yang menayangkan spot-spot bagus tentang alam yang ada di Indonesia. “udah lama yaa, kita gak nge-trip bareng lagi.” Ana melirik Marsel, dia menaruh kepalanya di lengan Marsel.
“iya… aku kangen nge-trip bareng kamu lagi.” Marsel mengelus rambut Ana. Kata gue pun akan berubah menjadi kata aku jika salah satu diantara mereka ada yang merajuk.
Hampir dua tahun mereka pacaran. hampir saat itu pula mereka jarang nge-trip dengan jangka waktu yang cukup lama. Jika ada libur panjang diantara mereka selalu saja ada yang tidak bisa. entah itu karna urusan kuliah atau apapun yang menghalangi mereka. Terakhir mereka nge-trip bareng waktu liburan semester kemarin. Itu pun hanya ke pulau terdekat dari Jakarta. Setelah itu mereka sibuk dibelenggu waktu masing-masing.
“gimana kalo kita nge-trip waktu liburan semester? Kamu gak punya acara kan?” Ana mengangkat kepalanya. Dia berfikir sebentar, gue ada acara gak ya? enggak kayaknya.
“bolehh… yukk.. kita mau kemana?”
“ke situ.” Marsel menunjuk ke arah tivi. “tempatnya bagus. Pasti bagus banget, soalnya belum dijamah orang.”
Ana memperhatikan layar telivisi dengan seksama. Tempatnya alam banget, hijau gitu. “boleh. Kalo gitu kita latihan fisiknya harus dari sekarang ya.. aku udah lama banget gak olahraga soalnya..” ujar Ana memperlihatkan otot-otot lengannya yang penuh lemak.
“makanya olahraga, jangan olah lemak mulu. Babon” Marsel menggeplak kepala Ana.
“olah-olah.” Ana ketularan Marsel, dengan suka memplesetkan kata-kata. Tapi kadang melesetnya jauh banget, jadinya jayus.
“oleh-oleh, bego.”
“cewek itu selalu bener. Camkan itu baik-baik.” Ana memperingatkan.
“terah lu.” Kata Marsel malas.
“oh iya, bulan depan kita jadi kan ke pantai? gue udah siap-siap.” Ana mengingatkan lagi.
Marsel melirik Ana, “iya jadi. Kita akan ketemu air dan para wanita berpakaian renang. Asikkk… pasti seru tuh, banyak bolanya” sorak girang dari Marsel mendapat pelototan lebar dari Ana.
“bola apa?” alis Ana naik-turun.
“bola voli. Volley pantai? iya kan, dipantai banyak kan?” banyak bola-bola surge maksudnya. Lanjut Marsel dalam hati. Dia tertawa sendiri.
Ana memperhatikan Marsel, “kenapa ketawa? Lagi mikir jorok ya?”
“kalo mikirin kamu, itu mikir jorok ya?” kilah Marsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] AKU KAMU DAN ALAM
Adventure[SEQUEL OF SAHABAT GUNUNG] ------------------------------------- Ini bukan impian gue dalam pacaran. Dulu gue selalu mimpiin kalau kisah pacaran gue akan berjalan manis seperti es teh manis warung pinggiran. Seperti apa yang manis? Seperti jalan...