Epilog

5.6K 346 45
                                    

Marsel dan Ana keluar dari mobil Jeep Marsel dengan semangat.

Hari ini hari minggu dan mereka memutuskan untuk berolahraga bersama di jalan protokol yang dijadikan tempat car free day sementara.

"Sel, itu ada yang senam. Aku mau ikut, kamu ikutan juga yaa.." ajak Ana sambil menunjuk ke arah instruktur senam yang sedang mencoba lagu. Pikiran Marsel langsung kemana-mana. "Lo berdiri di belakang guee!!! Dan tolong ya, itu mata di jagaa!!!" Marsel tersenyum kikuk.

"Ayyyooo daaaahh.. mau tau sensasi nya beda apa engga kalo di depannya elu." Ujar Marsel ngawur.

Beberapa menit kemudian...

Dengan semangat Ana loncat-loncat, merubah gaya sesuai instruktur senam yang ada di depan. Kaus pendeknya sudah rembes oleh keringat. Rambut nya juga sudah berminyak tak beraturan. Dia jadi kumen and the kucel.

dibelakangnya Marsel memperhatikan Ana yang sepertinya sudah kelelahan. Dari belakang Marsel bisa melihat lekuk tali dalaman yang Ana gunakan. Membuat dia jadi gak fokus. Belum lagi, tante-tante gemes yang sebaris dengan Ana dengan pakaian yang Eeeerrrr banget. Tante itu lebih menggiurkan daripada Ana. Gimana gak menggiurkan, tante-tante itu dengan pedenya hanya menggunakan hotpants atau leging yang dipadu dengan tanktop atau kaus-kaus tipis yang bisa kentara tali bra mereka yang berwarna cerah. Dibanding Ana yang menggunakan kaus berlengan pendek yang hanya menampilkan keringat dan celana pendek selutut. Lebih menggiurkan tante kan?????

Tapi kapan sih Marsel fokus kalo senam?????!!!

Sampai akhirnya senam itu selesai, Marsel langsung menangkap Ana yang sudah tidak kuat berdiri. "Baru segini doang udah lemesss.. kalah sama tante." Ana langsung melempar tatapan mengerikan.

Mereka menepi sebentar di pinggir untuk meluruskan kaki. "Jadi, gimana senam di depan aku?? Sama gak rasanya kalo didepannya tante-tante??"

Dengan telak Marsel langsung menjawab; "bbbeeeddaaa!!!!! Enakkan di depannya tante. Lebih semangat. Kalo di depannya nya lo gak ada semangatnya.. flat aja gitu. Gak ada manis-manisnya."

Plaaaak!!!!

Sukses!  Pipi Marsel langsung mendapatkan ciuman dari telapak tangan Ana. "Ihhh sakit anjirr!!!" Desisnya.

"Makanya itu mulut dijaga, bego! Lo ngomong kurang kerasss!" Decak Ana kesal. "Noh! Lo tuh diliatin gara-gara ngomongin tante daritadi. Lagian..." Ana melengos. "Puji gue dikit kek. Bilang apa kek. Ini malah muji yang lain."

Niat isengnya muncul. Marsel menggoda Ana. "Iiihhh... lu mau yaa gua katain sexy?? Sorry, gue kalo ngomongin yang bohay-bohay gak bisa boong. Harus jujur sama realita."

Demi gusti, punya pacar begini nyiksaa banget. Rasanya pengen di anjing-anjingin setiap hari.

"Emang gue gak semenarik itu ya, Sel." Yaaahh Ana meloooww.

"Dihh. Melow pagi-pagi. Hahahah... uluh-uluhhh.." Marsel menggoyang-goyangkan dagu Ana. "Sini-sini, sama abang dek. Kamu menarik kok bagi abang."

Ana menyela tangan Marsel. "Gak lucu!" Ana bangkit berdiri. Marsel semakin geli menertawainya.

Ana pergi ke tempat yang uuhhhmmm mempunyai bau enak. Yakk! Dia pergi ke sebuah warung tenda soto ayam. Yakk! Olahraganya gak seberapa nimbun lemaknya berkilo-kilo. Apa gunanya dia olahraga kalo kayak gini (?)

Ana memesan satu mangkok soto ayam plus ceker nya lima dan satu piring nasi. Sedangkan Marsel yang ikut nimbrung juga dengan memesan bubur ayam yang ngetem disamping warung tenda itu.

Ana mulai melahap soto dan nasinya hingga lalu beralih ke cekernya. Marsel cuma bisa memperhatikan Ana yang menggrogoti tulang-tulang ceker itu hingga tak berkulit dan membredel.

Marsel senang melihat Ana yang sedang makan selahap ini. Yang lebih terlihat seperti orang yang gak pernah dikasih makan setahun. Karna semenjak putus, pemandangan seperti ini jarang ditemui lagi.

"Udah, kenyang?" Tanya Marsel sambil mendorong air putih milik Ana. Ana menegaknya.

"Begaaahh!!! Soto ayam ini juaraa.." Ana mengacungkan ibu jarinya. Kesalnya langsung hilang. "T.O.P lahh."

Walaupun kamu gak menarik secara fisik. Tapi kamu  menarik di mata aku. Batin Marsel. Ahaydee!

Setelah itu, Marsel mengajak Ana untuk duduk trotoar jalan. Melihat orang-orang yang sedang berolahraga.

kadang dengan iseng, Ana memasukan mulut Marsel dengan tisu karna kegep sedang nganga melihat tante-tante gemes bertanktop dengan keringat yang menempel di tubuhnya. Atau Marsel yang dengan iseng berbisik ke Ana menggoda dedek gemes yang menggunakan baju putih. "Na, liat deh itu dedek gemes yang pake baju putih celana item. Dia pasti pake BH nya warna pink bunga-bunga. Keliatan tuh coraknya."

"Annjiiiirr luu.. maenan nya dedek gemes." Ana tertawa terpingkal-pingkal mendengarnya. "Itu tuh, Sel,  yang disampingnya, kayaknya dia pake BH yang berbusa deh. Tebel bangettt... eeh kamu tau gak?"

Marsel menengok ke arah Ana. "Apa??"

Jadi seruuu!!!

"Kan ada tau krim untuk gedein boobs. Jadi nanti krimnya diolesin ke boobsnya trus nanti gedee. Jadi gak perlu oplas." Jelas Ana kayak dia yang lagi jualan.

"Trus kamu mau beli? mau pake itu? Sini aku beliin, trus aku yang olesin ke..." Marsel melirik dada Ana.

Ana segera menutup mata Marsel yang menjalar kemana-mana. "ANJJIIIRR LU YAA!!!MESUM BANGET!"

Marsel tertawa ngakak sampai terjatuh. "Tandanya gue normal, tauukk.."

"Auk ah. Gelap." Ana pura-pura ngambek. Marsel terus tertawa tak berhenti. Sampai akhirnya tawa  Marsel berhenti dan langsung memeluk Ana dari belakang. Yeeuu!! Modus lu, Sel.  "jangan ngambek dong..  nanti gak cantik lagi."

"Aku mah emang gak cantik." Ana melengos. Dih. Ana baper.

Marsel menarik dagu Ana agar menatapnya. "Kamu emang gak cantik. Tapi berhasil bikin aku mabuk kebayang dan gak bisa jauh dari kamu."

Ini tuh enak banget dibilang, Taeee!!!!

Ana tersipu. "Gomballlll!!!!"

Yakkk.. setelah putus otak mereka bukannya bener malah tambah error. Duaduanya sama-sama gesrek. Tapi mereka bahagia.

Bahagia. Itu yang sekarang mereka rasakan setelah melewati begitu banyak rintangan. Rintangan yang terlihat sederhana tapi susah untuk dilewati.

Kadang mereka juga dengan iseng mengungkit-ungkit kisah dulu mereka. Kisah bagaimana foto Marsel dan Dina bisa terjadi. Dan yaa Marsel akhirnya menjelaskan juga dan Ana mendengarkannya. Atau dengan iseng Marsel akan memeragakan bagaimana Ana saat bilang; 'lepasin. Karna pelukan kamu sekarang udah gak semenghangatkan dulu.' Sambil memasang mimik yang bikin Ana tertawa terpingkal-pingkal.

Atau mereka menertawakan sikap mereka sendiri saat mereka benar-benar putus yang mengakibatkan ribut kecil karna keputusan mereka sendiri. Yaak, sekali lagi, mereka kan geblek.

Atau yang paling sering mereka tertawakan.  Ketika mereka membahas bagaimana Ana minta balikan saat dirumah Wisnu. Ralat, Marsel yang menertawakan. Jika membahas tentang itu Marsel langsung geli dan tidak bisa berhenti tertawa. Karna, muka Ana disitu kocak menurut Marsel. Mupeng mupeng minta balik.

Syalan kan.

Terlalu banyak canda diantara mereka. Tapi itu yang membuat mereka klop menjadi satu. Karna mereka bahagia dengan candaan receh ala mereka. Candaan kampungan yang menurut mereka berkelas. Candaan yang bahkan menurut mereka lucu banget padahal menurut orang lain 'apasihhh jayusss banget. Begitu aja sampe ngakak'.

Tapi yaa sekali lagi. Itulah mereka. Terlalu menikmati momment yang mereka buat. Apa saja, asalkan mereka berdua bersama terasa senang dan lucu.

The world is funny. Itu kata mereka. Dan, they are is geblek! Itu kata orang lain.

Pesan mereka untuk kalian semua, serius itu gak melulu dengan bersikap dewasa. Karna serius itu bisa dari bercanda.

Tapi kalo kamu mau yang serius banget, yaa ke KUA ajaa..

***

[#2] AKU KAMU DAN ALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang