Ana terbangun dari tidurnya. Udara pantai langsung terasa, dia membuka jendela kamar belakangnya. Dibelakang sana ada hutan tak terawat. Banyak pohon yang daunnya sudah berjatuhan dan kering.
Hutan itu sunyi sekali. sepi tak berpenghuni. Berbanding terbalik dengan keadaan didepannya yang banyak pengunjung untuk bermain pantai. hutan itu memang tidak menarik untuk di kunjungi.
Dia memicingkan matanya, dia dalam sana seperti ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Ada sebuah goa besar yang gelap. Itu apa ya, kok kayaknya menarik. Perlu dicoba nih.
Ana menutup jendelanya kembali dan bersiap untuk mandi. Nanti dia akan mengajak Marsel untuk melihat ke dalam hutan itu.
Selesai mandi dan mengenakan baju, Ana menyampar Marsel. Marsel membuka pintunya, dia baru habis mandi juga ternyata. Rambutnya masih basah dan acak-acakan. "tumben kamu yang nyamper," Marsel mempersilahkan Ana untuk masuk. Ana menatap sekeliling kamar Marsel, jendelanya sudah dibuka, Ana melihat ke arah sana. diujung pantai banyak para nelayan sedang bersiap untuk memancing.
Ana berbalik menatap Marsel lagi yang sudah mengenakan baju oblongnya. "ke kamar aku yuk, aku mau tunjukin kamu sesuatu.."
Mata Marsel melebar, "Na, nanti aja. Aku belum punya uang untuk tanggung jawab kalo sampe jebol.." ujar Marsel ngawur. Ana menarik alisnya ke atas. "apa sih, Sel??"
"itu kamu mau nunjukin sesuatu. Maksud kamu 'itu' kan??" Marsel melirik badan Ana secara keseluruhan. Buru Ana melempar Marsel dengan barang yang terdekat darinya. "makanya itu otak dibersihin, kotor banget sih!!" Ana mengomel.
"lah terus apa??"
"makanya ke kamar aku dulu.." Ana menggandeng Marsel ke kamarnya. Dia membuka lagi jendela kamarnya dan menunjuk ke dalam hutan tersebut. "di dalam hutan itu kayak ada sesuatu, kamu liat gak kayak ada goa gitu dalam sana. ke sana yuk, Sel.. bentar aja." Marsel memicing kan matanya, melihat goa yang dimaksud Ana. disana memang ada lubangan besar yang gelap. Menarik.
"yuk." Marsel bersiap untuk menaiki jendela kamar, langsung ditahan oleh Ana, "kamu mau ngapain?"
"kesana."
"lewat sini?" Ana menatap tidak yakin. "iya. Daripada muter, jauh." Kata Marsel menjelaskan.
"tunggu, aku mau ambil hape dulu." Ana mengambil ponselnya di atas nakas lalu menaiki jendela kamarnya, Marsel merentangakan tangannya bersiap untuk menangkap Ana. Karena dari jendela kamar untuk sampai ke bawah lumayan tinggi. Dengan sukses Ana sampai ke gendongan Marsel. "duh berat." Ana hanya terkikik.
Mereka mulai berjalan ke arah hutan itu. semak belukar dan pohon-pohon yang tinggi sudah terlihat dari depan hutan. Untung Ana menggunakan legging panjang berwarna hitam, jadi kulit kaki nya bisa terjaga.
Sampai di tengah hutan tangan Marsel dan Ana terus bertautan tak terputus. Marsel berjalan di depandan Ana di belakang. sesekali Ana melihat ke sekeliling hutan, batang-batang pohon itu saling menyatu dengan batang pohon lainnya. Akar dari pohon itu juga sudah mulai keluar dari tanah dan terlihat besar-besar.
Marsel berhenti di depan sebuah tangga yang berisi lima anak tangga. Matanya menjurus ke depan. Ke sebuah goa yang gelap dan terdapat air biru bercampur hijau yang lumayan dalam. "mau masuk??" tanya Marsel memastikan.
Ana mengintip ke dalam sana. dia jadi penasaran ada apa di dalam sana. "iyaa.. aku penasaran"
Marsel dan Ana akhirnya menuruni anak tangga itu dengan hati-hati karna licin. Sampai di akhir anak tangga, celana mereka langsung basah. Mereka menyusuri arus air yang menuju ke dalam goa gelap itu, "tunggu.." Ana mengeluarkan ponselnya, "pake ini buat penerang. Kan gak ada senter.." Ana memberikan hape nya ke Marsel, Marsel menerimanya dengan senang hati. "prepare banget sih, Na.." dia menjawil hidung gadisnya itu.
"Assalamualaikum.. numpang-numpang yaa.." Ana dan Marsel saling mengucapkan salam. Mau dimanapun sebelum memasuki sebuah tempat haruslah kita mengucapkan salam. Mereka mulai memasuki goa itu dengan alat penerang seadanya. Cahaya dari ponsel tidak terlalu terang walaupun kontrasnya sudah di full bright. Disepanjang goa itu tak hentinya mereka melihat kanan-kiri yang banyak batu-batu menggantung.
"Sel, itu apaa??" tunjuk Ana ke atas seperti ada yang terbang berwarna hitam. Marsel mengalihkan ponselnya ke arah yang Ana tunjuk. Mereka sempat terkejut karena di atas go asana banyak kelelawar yang hinggap di batu-batuan atas goa. "itu kelelawar, Na."
"dia gigit gak??"
"enggak. Kamu mau aku gigir? Mau dimana? Leher? Bebas.." yhaa kale mass.. Ana memukul lengan Marsel. "jangan bercanda, tempatnya lagi gak bagus." Marsel hanya cengengesan.
Mereka terus menyusuri goa dengan berjalan kaki. Arus air di sepanjang goa semakin dalam. Bahkan sekarang batas airnya sudah sampai ke pinggang mereka. selama di depan Ana terasa aman sekali dipimpin oleh Marsel.
"jalan nya miring, Na. itu ada dua gantungan batu. Cuma ada celah sedikit untuk kita bisa lewat." Ana mengikuti instruksi dari Marsel dia memiringkan badannya dan melewati celah antar dua gantungan batu tersebut. Walaupun Ana takut-takut melewatinya tapi dia berhasil melewati celah itu yang memang sangat kecil.
Semakin dalam goa itu makin gelap. Ana makin mengencangkan genggaman tangannya dengan Marsel. "kita balik aja kali ya, Sel. Semakin ke dalem makin gelap banget. kita gak punya persiapan apa-apa." mereka memang tidak punya persiapan apa-apa. untuk penerangan pun mereka hanya mengandalkan cahaya ponsel Ana yang sewaktu-waktu bisa mati karena batrei nya habis.
"tapi aku penasaran banget, ujung dari goa ini tuh apa.." kata Marsel yang tiba-tiba suasana lansung gelap. Hape Ana mati total. "Mati, Na.."
"terus gimana??" Ana panic. Mereka berdiam sebentar, mencari akal bagaimana bagusnya. "kamu mau kemana??" Ana bertanya ketika Marsel hendak pergi.
"mau ke depan sebenar, itu kok kayak ada pantulan cahaya.."
"aku ikuutt."
Mereka jalan sedikit ke depan dengan keadaan gelap. Tangan Marsel di sodorkan ke depan untuk meraba ada apa di depan sana. Marsel persis seperti Si Buta dari goa hantu. Ana mengencangkan rangkulan nya ketika mendengar suara ketukan. "kamu denger gak, siapa itu ngetok-ngetok??"
"dari arah sana.."
Marsel dan Ana semakin mencepatkan langkah mereka sedikit berlari. Mereka cukup terkejut melihat apa yang ada didepan mereka. tidak mereka duga sama sekali.
"ini serius??"
---------------------
pendek yang penting update..
semoga suka yaa:)
riniamelio
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] AKU KAMU DAN ALAM
Adventure[SEQUEL OF SAHABAT GUNUNG] ------------------------------------- Ini bukan impian gue dalam pacaran. Dulu gue selalu mimpiin kalau kisah pacaran gue akan berjalan manis seperti es teh manis warung pinggiran. Seperti apa yang manis? Seperti jalan...