Victoria Secret VS Calvin Klein

6.2K 330 14
                                    

Ana, Dito dan Citra sedang berada di sebuah café.

Mereka mengamati dengan detail interior café yang sangat menarik. Café ini terbilang cukup luas dan deretan bangkunya berbentuk setengah lingkaran sejurus ke depan, ke arah panggung kecil untuk live musiknya. Seperti bangku-bangku seminar-seminar lah jika dibayangkan.

Berhubung ini jam pulang kerja, waktu makan malam juga, jadi banyak anak muda atau orang-orang pulang kantor yang mampir untuk mengisi perut mereka. sambil terus menunggu live music di mulai, mereka saling mencoba makanan mereka dan ngobrol-ngobrol cantik.

"ehh, Na, temennya Marsel ada yang cakep tuh. Tanyain dong. namanya Dina kalo gak salah." Ujar Dito yang membuat Ana jadi malas karna mendengar nama Dina. Bukan dia cemburu atau tidak suka dengan Dina ini. Entah lah apa namanya atau apa rasanya. Mungkin karna dia dia lebih cantik dan lebih sering bertemu dengan Marsel, apalagi dia ikut PA juga jadi suka minder dan takut aja. Itu bukan cemburu kan? (baca: PA= Pecinta Alam)

"tanya aja sendiri. Kalo gak tanya sama Marsel, kan dia temennya." Ana menjawabnya setenang mungkin agar Dito tidak berfikiran aneh-aneh mendengar suaranya yang males sebenarnya. Tapi Citra sepertinya menyadarinya. Dia menimpuk gumpalan tisu ke Dito. "lo gak punya perasaan banget sih Dit, yakali nanya begituan sama Ana. Nanyain cewek lagi. temennya Marsel lagi. cemburu lah si Ana." Citra melirik Ana. Dito mengikuti.

Ana yang menyadari dia menjadi objek lirikan mereka lantas sewot. "apa sih? Siapa juga yang cemburu." Dia berkilah. Ditto dan Citra cekikikan melihat Ana yang sewot.

"cek.. cek.. satu.. satu.." live music akan segera di mulai. Pengisi nya juga sudah ada di atas panggung sedang mengecek mik nya. Citra langsung menengok ke arah panggung. Dia terperangah, itu mantannya. Mantan Citra bernyanyi di café ini.

Ana ikut melirik ke arah panggung. Dia terperangah melihat siapa yang bernyanyi di panggung tersebut. "ihhh itu masnyaa ternyata nyanyi di café ini... akhirnya bisa denger dia nyanyi lagi." seru Ana girang.

Ditto dan Citra langsung melirik Ana, Ana ikut melirik balik. "waktu gue lagi pergi sama Marsel dia tuh lagi ngamen. Suaranya bagus banget, pinte bahasa inggris pula. Suaranya merdu banget.." cerita Ana sebelum di tanya.

Ngamen? Citra menggarisbawahi kata ngamen nya. mantannya itu ngamen?

Pengamen itu atau mantannya Citra itu malam ini membawakan lagu Tompi yang berjudul Tak Pernah Setengah Hati. Para pengunjung café terlihat tidak sabar mendengar lantunan suara pengisi panggung tersebut. Ana bahkan mengatur posisi yang enak untuk menikmati si pengamen itu. Dengan gitar akustiknya, pengisi panggung itu mulai bernyanyi.

Tak pernah setengah hati, ku mencintaimu.. ku memiliki dirimu..

Setulus-tulusnya jiwa ku serahkan semua, hanya untukmu

Tak pernah aku niati, untuk melukaimu.. atau meninggalkan dirimu..

Sesal ku selalu bila tak sengaja, aku buat kau menangis..

Citra ikut terbuai dengan suara mantannya itu. mantannya itu menyanyikan lagu tersebut dengan hatinya sehingga makna dari lagu itu terasa ke semua pengunjung. Yang tadinya laper jadi baper. Sampai akhirnya mata Citra bertubrukan dengan mata mantannya, mantannya itu tampak terkejut melihat Citra. Lalu dia kembali menyanyikan reff lagu tersebut dengan mengunci tatapan Citra.

Memiliki mencintai dirimu.. kasihku

Tak akan pernah membuat diriku menyesal..

Sungguh matiku hidupku kan selalu membutuhkanmu...

Memiliki mencintai dirimu.. kasihku

Tak akan pernah membuat diriku menyesal..

Sungguh matiku hidupku kan selalu membutuhkanmu...

[#2] AKU KAMU DAN ALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang