C E W E K dan C I N T A

9.4K 390 19
                                    

Sudah dua gelas teh manis yang Ana pesan dan sudah habis untuk menunggu Marsel datang. Mereka sudah janjian untuk bertemu di kantin kampus.

Semenjak Ana tidak diterima di PTN akhirnya Ana memilih masuk ke kampus yang sama dengan Marsel. Bukan karna ada Marsel nya, karna di kampus sana ada jurusan yang Ana mau dan sudah terbukti bagus dari Mahasiswa dan para dosennya. Dan ya, bayarannya juga bagus.

Ponselnya bergetar, ada pesan masuk. Dari Sonya.adiknya Dimas dan gebetannya Dito yang baru.

Sonya: kak Ana, bisa ketemuan gak, sekarang. Aku mau nanya sesuatu..

Ana menyernyit. Tumbenan nih anak mau ketemuan sama gue.Ooh, mau nanya-nanya tentang Dito pasti.

Adriana: nanya apa, Samson? Bisa sih, tapi nanti jam tigaan.bisa?

Sonya: bisa kak. Di Rajas Café yaa..

Adriana: iyee

Saat ingin menaruh ponselnya ke dalam tas ada suara yang Ana kenal. Dia tertawa. Ana ingin menyambutnya dengan tertawa juga. dia mengangkat wajahnya dan jleb! Dia, si kutukupret Marsel sedang tertawa bersama cewek yang Ana bisa bilang sangat cantik sekali. Manis.

“yaudah sip. Nanti dikabarin lagi aja.” Marsel memasukan ponselnya, mereka habis tuker-tukeran nomor kayaknya. “gue duluan deh, pacar gue udah nunggu. Tuh dia.. duluan ya…” Marsel melambaikan tangannya lalu berjalan menghampiri Ana.

Sebenarnya Ana kesal melihat Marsel dengan cewek lain. dia cemburu. Tapi dia menutupinya. Dia tidak mau Marsel kegeeran. Cewek gitu kan, gede gengsi. Apa-apa ditutupin, disimpen sendiri dalam hati. Stress sendiri, pusing sendiri, sakit sendiri, nangis juga sendiri. Semuanya serba sendiri. Itulah cewek, terlalu mandiri dalam mengatasi masalah hati.

“buset dah, gak kembung?” Marsel menunjuk dua gelas kosong dan satu lagigelas es teh manis yang masih diminum oleh Ana.

“biasanya gue minum seember di rumah.” Jawab Ana ketus.

“ngibul aja, Babon.” Marsel mencubit pipi gembil Ana. Sebenarnya Ana itu tidak gendut justru cenderung kurus. Dia tipe cewek yang suka makan banyak tapi gak gendut-gendut. Dan itu sangat menguntungkan untuk Ana. “gue mau makan. Lo mau makan gak?”

“gue Cuma punya waktu lima belas menit doang, gue ada kelas lagi nanti.”Ana memebreskan baragnnya.

Marsel melihat Ana, “trus gue makan sendiri gitu? yaudah deh gue makannya nanti aja pas kuliah lo kelar.”

“serius? Tahan? Gue selesai kuliah tiga tahun lagi loh.”Ana bercanda. Bercanda dengan hatinya lebih tepatnya.

“selesai kelas bego.”

“gak pake bego berapa mas?” Ana melirik sinis. Dia berdiri dan memakai tasnya,

“nanti gak usah nunggu gue. gue mau ketemu Sonya dulu. lo balik duluan aja. Jangan lupa makan, gue masuk kelas dulu.” see, cewek banget kan. padahal kesel tapi masih aja perhatian. Berlapang dada banget deh cewek tuh. Hidup cewek!

Marsel duduk sendirian. dia mengambil es teh manis milik Ana. Menyeruputnya hingga habis. Dibuang sayang.

Oke. Dia perhitungan.

“mas udah punya pacar kan? kok sendirian? oh, masnya taken..nes ya.. udah pacaran tapi masih ngenes..” Yoga, Dimas dan Ben datang dengan tawanya yang sangat bahagia.

“mas bertiga yang gebetannya banyak tapi gak ada yang pasti ya? apa kabar mas? masih aja jomblo?” Marsel balas menghina. Jomblo tetap jomblo. Mau gebetannya banyak tapi gak ada yang pasti itu sama aja, jomblo.

[#2] AKU KAMU DAN ALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang