Menangis Ditengah Jalan

4.6K 391 90
                                    

Doain yaa semoga setiap hari aku bisa update dan cepet kelarin cerita ini😊😊😊  (part nya gak harus panjang kalo pendek selalu bikin penasaran wkwk)

Kalo alurnya terlalu cepet, maafkan yaa☺

------

Sesuatu tentang kita?

Satu pertanyaan lagi yang bercokol dikepala Marsel setelah sebelumnya banyak pertanyaan yang masih belum terungkap jawabannya.

Ada apalagi dengan sesuatu tentang kita, Ana?

*
"Gimana?" Tanya Yoga kepada Dimas dan Ben yang tadi dia suruh untuk mencari informasi.

"Katanya dipuncak sini memang ada sekumpulan anak yang suka iseng melemparkan batu ke pendaki yang ada di puncak. Mereka melempar batu tajam yang dapat mengakibatkan luka." Jelas Dimas yang informasinya dia peroleh dari pendaki yang sudah hafal dengan rintangan digunung ini.

"Sekumpulan anak?" Kening Yoga dan Marsel mengkerut.

Ben dan Dimas mengangguk. "Ternyata di sekitaran sini itu ada suku baru. Suku yang hidupnya di tengah hutan ini. Gak jelas sih gimana itu terjadinya. Tapi katanya suku itu rakyatnya emang terkenal iseng." Giliran Ben yang menjelaskan.

"Terkenal karna iseng. Aneh aja." Pikir Marsel.

"Udah banyak pendaki yang kena iseng sama rakyat itu tapi belum pernah ada yang tegur karna anak-anak itu lari nya cepet, mau di kejar larinya cepet banget." Kata Dimas lagi. "Tapi perut lo gak apa kan, Sel?"

Marsel mengelus perutnya. "Gak apa kok. Soalnya yang ngobatin Ana." Marsel mengulum senyumnya.

"Tai."

"Bubar. Bubar."

*

Setelah menghabiskan banyak waktu di puncak, mereka kembali turun dengan perasaan suka cita.

Yoga dan Andien saling berpegangan tangan menyusuri jalan yang muat dengan dua orang.  Mereka berjalan sambil senyum yang mengembang.

"Yo, itu tangan ngapain?? Gatel banget??" Peringat Dimas yang melirik tangan Yoga.

"Duh Mas maaf yaa saya udah official. Saya gak jomblo lagi, kenalin ini pacar saya.." dengan bangga Yoga memperkenalkan Andien.

Sarah dan Ben menyernyit kaget. "Lah tai lu, Yo. Gua duluan yang pdkt sama cewek, lu duluan yang jadian." Rutuk Ben.

Yoga dan Dimas tertawa. "Pdkt lo kebanyakan prolog. Langsung gas lah. Pake strategi dikit biar manis." kata Yoga sotoy.

Dimas menoyor kepala Yoga. "Jangan sok, lu. Gua doain putus." Doa jomblo kalo abis liat orang baru jadian. Ngiri. Jomblo terlalu kejam.

"Dim, itu Dina pepet laah." Chiko menimpali. "Tadi Dimas ngapain Ben di jembatan??"

"Bisik-bisik manja sama Dina trus tatap-tatap cantik ke Dina. Taeeee Dimas!!!" Timpal Ben.

"Sarah woy sarah, kapan di tembak??? Pdkt doang lo. Wacana doang mau nembak sampe sekarang masih jalan di tempat." Dimas balas. "Baek-baek Sar, Ben calon cowok modus. Ntar lu di phpin sama dia."

"Lah itu yang di breakin gak mau nimbrung?" Dito mengundang Marsel untuk masuk.

"Nasip cinta gua gak jelas. Soalnya... ahh ribet dah." Marsel jadi ikutan. Yang lainnya tertawa. "Tapi duhhh greget gitu deeeh." Marsel tersenyum genit.

"Ah, belum tau aja dia."

"Kalo tau, perang dunia ke dua abis turun."

"Bumi akan dibolak balik sama Marsel, liat aja nanti.."

[#2] AKU KAMU DAN ALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang