Thanks For Today

6.6K 364 17
                                    

Ana berpose menyender di dinding berwarna krem dengan pemandangan ala-ala retro. Wajahnya di buat dengan ekspresi misterius. Marsel mengatur fokusnya lalu menjepret. Dia melihat hasil fotonya, Ana ikut berlari ke  arah Marsel untuk melihat hasilnya. Dia tersenyum puas.”bagus..”

Marsel melirik Ana, “siapa dulu fotografernya...” ujar Marsel memabanggakan dirinya sendiri. Ana langsung menoyor kepala Marsel, “baru gitu aja, udah kepedean.” Marsel tertawa.

“laperr..” adu Ana. Dia mengusap perutnya sambil memberi kode kepada Marsel.

“mau makan apa? mau nyemil apa makan berat?” tanya Marsel sambil melihat ke sekitar, mencari tempat makanan.

“kita jalan dulu aja.. liat-liat..” Ana mendongak melihat Marsel, karna Marsel lebih tinggi daripada dirinya. Marsel mengacak rambut Ana, Ana kalau sedang mendongak begitu sambil mempertunjukan matanya yang lucu mirip sekali seperti anak kecil. Gemesin.

Mereka menyusuri sepanjang jalan yang dipenuhi dengan gedung-gedung tua. Ana yang memimpin jalan didepan dan Marsel dibelakangnya. Sesekali Ana menengok ke belakang untuk melihat Marsel yang sibuk dengan kameranya.

Mereka melipir ke tukang es kepala pinggir jalan. Mereka duduk menunggu es kelapa yang sudah di pesan. Ana mengintip Marsel yang masih sibuk mengatur fokus di kameranya. Sampai es kelapa mereka datang, Marsel masih sibuk. “akunya di cuekin..” Ana membuang mukanya ke  arah lain.

Marsel melirik Ana yang merenggut, bibirnya maju ke depan sambil minum es kepala. Dia lucu sekali. Ditambah anak rambutnya yang keluar dari ikatan kudanya. Diam-diam Marsel memfoto Ana yang sedang manyun. Ala-ala candid gitu.

Ana menyadari tangkapan Marsel. Dia merenggut, “iihh.. iseng banget, pasti jelek.” Ana meraih kamera Marsel. “tuh kan.. apus, aku nya jelek.”

“gak mau. Lumayan buat nakut-nakutin tikus di rumah. Kalo gak ngusir setan di rumah.” Ujar Marsel bercanda. Ana mendelik. “kalo yang beginian buat nakutin setan, nanti yang ada setannya hidup lagi jadi manusia dan pengen jadi pacar aku..” 

Aduh gemesss! Marsel menangkup pipi
Ana, entah kenapa dia selalu suka menangkup pipi Ana dengan kedua tangannya lalu menekannya agar bibirnya monyong kayak bebek. Ana terlihat sangat lucu. “khayalan kamu tinggi banget sih. Makin sayang deh.”

“udah lama aku gak denger kamu panggil aku sayang.” Ujar Ana sambil memajukan bibirnya.

“aku sayang kamu.” Kata Marsel cepat. “akan selamanya kayak gitu. aku sayang kamu.” Akhir katanya diakhiri dengan ciuman di kening Ana. Tadinya mau di bibir, yakale di tempat umum. Boleh sih, tapi takut di tangkep.

“semoga kamu konsisten.” Kata Ana sambil menjawil hidung Marsel. Ana selalu parno  dengan orang-orang yang selalu bilang kata sayang dan cinta. Mengucapkan nya setiap hari tanpa lelah. Makanya jika ada orang yang bilang sayang dan cinta, Ana selalu membalasnya dengan ‘semoga konsisten’. Ana tidak memiliki trauma atau apapun dalam hatinya karna seorang cowok atau dalam pacaran. dia tidak pernah percaya dengan kata itu karena dia sering menjadi pendengar cerita  dari teman-teman perempuannya yang selalu di sakiti oleh pacarnya yang setiap hari mengucapkan kata cinta kata sayang sampai Ana yang jika sedang berada disitu merasa mual mendengarnya. Mereka mengucapkan sayang berulang kali, tapi tidak pernah benar melakukan apa yang dia ucapkan. Dia tidak pernah menyayangi, dia hanya mengucapkan dia menyayangi. He’s just say it , not do it.  Ana mengulum senyumnya lalu mengucapkan kata itu cepat. “aku sayang kamu.”

Beda dengan Marsel yang jarang mengucapkan kata sayang apalagi cinta. Dia lebih sering mengucapkan kata jelek atau hinaan kepada Ana. Kalau di tanya ‘kenapa sih kamu selalu ngatain aku jelek, selalu ngehina aku teruss?? Gak pernah muji.’ Lalu Marsel akan menjawabnya, ‘itu bentuk sayang aku ke kamu. Aku bilang sayang nya ke kamu pake kata jelek kalo gak ngehina kamu. Itu lebih romantis bagi aku. Dan kalo aku ngatain kamu jelek berarti kamu sebaliknya, kamu cantik. Kalo aku ngehina kamu, berarti itu kamu sebaliknya juga dari kata itu. bentuk sayang aku ke kamu gak aku perlihatkan dengan sesuatu yang manis.’ Dan Ana akhirnya terdiam. Dia meleh, melting, melebur sejadi-jadinya. Begitulah  Marsel menyayanginya. Selalu dengan cara yang berbeda. 

[#2] AKU KAMU DAN ALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang