"Setiap rintangan harus dilewati kan?"
Kayla menatap tiga orang didepannya dengan berani. Mereka sudah berkumpul di kamar Kayla-Marez. Rencana mereka hari ini adalah melihat kamar Ana dan ada apa sebenarnya.
"Tapi aku takut.." lirih Ana. Marsel langsung mendekat dan menenangkannya. "Kita semua bareng-bareng. Kamu gak sendiri, ada aku juga. Aku selalu genggam tangan kamu." Marsel mengerat tangan Ana.
"Iya, Na. Kita semua masuk kok. Udah yuk sekarang aja kita ke kamarnya. Kalo emang bener-bener parah, kita komplain aja ke pihak hotelnya. Ribet deh." Jelas Kayla. Nadanya berapi-api.
"Kenapa kita gak langsung komplen aja sama pihak hotel atas ketidaknyamanan ini? Ana akan dapat kamar baru dan selesai?" Saran Marez. Kayla menarik sudut bibirnya, "Takut? cemen banget." Kata Kayla merendahkan.
Marsel tertawa kecil melihat terang-terangan Kayla merendahkan Marez. Kalo Marsel diposisi Marez, itu sama saja harga dirinya sudah diinjak-injak oleh perempuan. Belum jadi istri udah begitu, gimana udah jadi istri, kelar udah.
"Kita kesana aja sekarang." Kata Marez akhirnya dengan cepat. Kayla dan Marsel saling lirik lalu menyeringai.
Mereka berempat bergegas ke kamar Ana. Marez dan Kayla jalan duluan sedangkan Ana dan Marsel berjalan di belakang. "Are you, okey?" Ana mendongak menatap Marsel.
"I'm okey. Cause you here with me." Senyumnya terukir. Marsel mengecup sekali kening Ana.
Marez langsung membuka pintu kamar Ana. Dia cukup terkejut melihat keadaan kamar Ana yang sudah sangat rapih. Padahal semalam ketika dia dan Marsel datang untuk melihat kamar ini masih sangat berantakan. Marsel juga cukup terkejut di belakang.
"Kenapa jadi rapih gini?"
"Emang kenapa?" Kayla menatap Marez bingung.
"Tadi malem waktu aku sama Marsel kesini. Kamar ini tuh berantakan banget. Bajunya Ana ada dimana-mana. Kayak kapal pecah, dan tadi malem juga aku tinggalin masih dengan keadaan berantakan. Ya kan, Sel?" Marez bertanya kepada Marsel. Marsel mengangguk. Dia juga berfikir kenapa kamar ini bisa jadi serapih ini.
Ana juga ikut berfikir. Karna setelah dia memutuskan untuk keluar, kamarnya tidak berantakan. "Waktu aku keluar malem itu, kamar aku gak berantakan kok."
Lalu mereka berempat langsung melirik satu sama lain. Lalu siapa yang memberantakan kamar Ana?
Marez dan Marsel langsung memasuki kamar. Marsel buru-buru melihat kamar mandi yang sudah tidak ada bunga, bahkan air dalam bak tersebut berlihat sangat tenang. Sedangkan itu, Marez mengecek ke kolong kasur Ana yang bersih. Sesajen nya juga tidak ada.
Lalu Marsel mengecek ke arah laci dan Marez mengecek ke arah lemari pakaian. Dan hasil yang mereka dapatkan pun nihil. Tidak kotak yang berisi kapas itu dan tidak ada juga kotak berisi pisau.
Lalu ada apa sebenarnya dengan ini? Mengapa kamar ini bisa berubah keadaan dengan sendirinya?
"Aneh banget. Kamar ini bisa berubah keadaan dengan sendirinya."
CEKREK!
Suara pintu terkunci. Mereka langsung berbalik badan dan pintu sudah tertutup. Kayla mencoba membuka pintu itu tapi tidak bisa. Pintunya terkunci. Mereka terkunci dalam kamar. Marsel dan Marez membantunya.
"Dobrak aja." Saran Kayla. Marez sudah ancang-ancang ingin mendobrak tapi Marsel menahan tindakan Marez. "Jangan. Mending kita berfikir dulu sebenarnya ada apa sama semua ini. Gue penasaran banget."
"Iya, aku setuju sama Marsel."
Dengan berat hati akhirnya mereka mengikuti saran dari Marsel. Merez dan Marsel melihat-lihat sekeliling kamar apa ada sesuatu sedangkan Kayla dan Ana membereskan barang Ana untuk segera dipindahkan ke kamar Kayla. Ya, setelah perdebatan alot antara Kayla dan Marez yang gak ada juntrungannya. Marez meminta agaf Ana untuk tidur di kamar Marsel dan Kayla ingin tidur dengan Ana dan Marez yang minggat dari kamar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] AKU KAMU DAN ALAM
Adventure[SEQUEL OF SAHABAT GUNUNG] ------------------------------------- Ini bukan impian gue dalam pacaran. Dulu gue selalu mimpiin kalau kisah pacaran gue akan berjalan manis seperti es teh manis warung pinggiran. Seperti apa yang manis? Seperti jalan...