Bahaya

9.3K 569 5
                                    

Bryan memasuki kamarnya dengan senyuman yang masih mengembang diwajah tampannya .

Ia melirik jam didinding yg sudah mengarah pada jam 2 malam . Lalu dia pun menghempaskan tubuhnya keatas ranjang king size nya yg empuk itu .

" bahkan aku masih belum melupakan wajah meronanya tadi hahah " untuk pertama kalinya bryan bisa tertawa lepas seperti ini

Dia tidak bisa melupakan wajah allea yg merona menahan malu karena ia berhasil menggodanya .

Allea tersipu menahan malu saat bryan tidak jadi menciumnya . Eh ralat bukan tidak jadi tapi memang bryan tidak niat .

Ah , memikirkannya membuat bryan bisa gila mendadak mengingat ia tidak bisa menahan tawanya .

Lalu ia pun sadar bahwa saat ini ia butuh tidur dan bersiap untuk besok .

Oke , bryan tidur dulu ya bye !.

..........

" Dasar cowok menyebalkan  ! " teriakk allea kesal sambil menghentak hentakkan kakinya didalam kamar nya

Ia terus mondar mandir sambil terus memaki bryan yg tadi sudah berhasil mengeluarkan rona merah dipipinya .

Hembusan nafas dingin bryan menerpa wajah allea . Allea menahan nafasnya karena terlalu gugup .

Seketika allea menutup matanya namun sesuatu itu belum juga sampai (?) .

Lalu hembusan nafas itu menghilang dan yg terdengar hanya kekehan bryan yg lumayan geli dan keras .

Allea pun membuka matanya dan ia terkejut melihat bryan yg tertawa .

" kau terlalu banyak berharap " ucap bryan masih dengan tawanya

Allea sangat kesal . Ahh dasar sungguh menyebalkan .

"  kau ini !!!! " teriak allea lalu pergi dengan wajah yg memerah

Bryan masih tertawa melihat allea yg pergi dengan wajah nya yg memerah .

Ia membanting pintu rumahnya dengan kesal tanpa menengok kembali pada bryan .

Akhirnya bryan pun pergi dengan tawa yg masih menggema . Ia tak habis pikir kenapa gadis itu bisa terlalu pede sekali .

Different World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang