Selamat Tinggal

2.2K 127 7
                                    

Semua lantai berwarna merah pekat dimana mana .
Benda benda tajam berserakan dimana mana dengan beberapa senjata lainnya yg berlumuran darah .

Allea melangkahkan kakinya sambil berusaha membutakan matanya agar tak melihat semua ini .

Ia menutup mulutnya dan mencari cari dimana si sialan kamel itu berada .
Kedua orangtuanya masihkah ada atau Kamel ...

Argh !!!

Allea menjerit frustasi melihat seisi rumah yg berantakan dengan bercak bercak darah disana sini .

" Kamel !!! Keluar kau sialan! " Teriak Allea saat tak menemukan keberadaan Kamel

Tak ada jawaban .

Allea pun berlari menaiki tangga membuka semua pintu namun semuanya kosong .

" dimana kau?... " lirih Allea kesal saat tak mendapati Kamel dan yg lainnya

Ia terduduk lemas didaun pintu kamar nya tak menemukan tanda tanda dimana Kamel .

" kenapa aku harus memiliki saudara seperti mu sih ...  " Allea bersandar pada pintu dan menangis tersedu sedu

Tiba tiba ia teringat sesuatu ..

Satu ruangan yg belum ia periksa .

Ruang bawah tanah itu tempat satu satunya yg menjadi tempat favorit Kamel selama ini .

Tanpa pikir panjang Allea berlari menuju ruangan yg tersembunyi itu .

Sesampainya disana ia mendorong pintu berwarna hitam itu kencang .

Benar saja .

Terlihat Kamel yg sedang mengasah pisau dan membelakanginya .

Hanya cahaya lilin yg menerangi ruangan pengap ini .

Tapi diruangan itu tak terlihat Catthy dan Abraham .

Jika aku masuk maka, aku tidak bisa lagi keluar dari rumah ini. Aku akan pergi keakhirat. Mati mengenaskan!

Kamel berbalik dan tersenyum sinis pada Allea dan memainkan pisau ditangannya yg sudah runcing dan siap menembus kulit mangsanya .

Allea meneguk salivanya susah payah saat Kamel perlahan mendekat .

" akhirnya kau datang juga , ayo masuk .. " kata Kamel dengan sok polos

Allea menggelengkan kepalanya dan berusaha untuk tak menampakan wajah paniknya .

" kenapa kau takut hah? Tenang saja aku ini saudara mu Lea aku tidak akan macam-macam padamu " ucap Kamel saat tepat dihadapan Allea

Saat Allea melangkah mundur tapi sayang Kamel terlebih dahulu menariknya kasar dan membanting Allea hingga kepala gadis itu sukses membentur ujung meja yg sedikit lancip itu .

Kamel berjalan menutup pintu dan menguncinya .

Allea meringis kesakitan saat kepalanya terbentur ujung meja tadi .

Ia memejamkan matanya sambil terus memegang ujung dahinya yg ternyata mengeluarkan darah .

Kamel mendekatinya dan menarik dagu Allea kasar agar bisa menatap gadis malang itu .

" dimana kau sembunyikan orangtuaku hah?! " tanya Allea sedikit lemas menahan rasa pusing dikepalanya

Tiba tiba sekelebat bayangan muncul membuat kepala Allea terasa akan pecah saat itu juga .

Mobil ...

Hancur ....

Api ....

Jeritan ...

Different World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang