Justin's Point of View.
Aku memindahkan uang yang berada di balik jaketku ke dalam saku celanaku sebelum aku memutuskan untuk turun dari dalam mobil.
Aku memasang topiku yang selalu ku bawa jika aku pergi keluar. Ini menjagaku agar orang-orang sulit mengenaliku. Aku selalu tahu kemana aku harus pergi jika aku ingin menyewa seorang wanita. Ini bukan pertama kalinya untukku datang ke tempatnya sehingga kurasa ia sudah sangat mengenalku sekarang. Ia selalu tahu apa yang ku inginkan.
Dua orang pria menghadangku ketika aku hendak masuk ke dalam. "Kau harus menunjukkan tanda pengenalmu terlebih dahulu,"
Aku mengeluarkan tanda pengenalku dan memberikannya pada mereka. Mereka menatapnya dengan seksama sebelum akhirnya mereka mempersilakanku untuk masuk ke dalam. Aku sangat ingin untuk diam di sini sejenak. Menikmati musik, atau memesan minuman tapi aku tak ingin membuang-buang waktuku. Jadi aku memutuskan untuk langsung menemui Jeremy. Aku selalu bisa menemukannya dengan mudah. Jika kau melihat pria paruh baya yang tengah duduk sambil di kelilingi gadis-gadis cantik, sudah kupastikan jika itu adalah Jeremy.
"Jeremy," Ucapku, sambil menatapnya yang tengah tertawa bersama seorang wanita di sampingnya.
Ia mengalihkan perhatiannya padaku. "Justin!"
Ia nampaknya begitu kesulitan saat ia hendak berdiri sehingga salah satu pria berjas yang selalu berada di samping Jeremy membantunya. Ia mabuk.
"Apa yang membawamu ke sini, Bieber?" Tanyanya, sambil memberiku sebuah senyuman dan menyimpan tangannya di atas bahuku.
Kurasa tebakanku benar karena aku bisa mencium bau alkohol yang cukup menyengat dari mulutnya. "Kurasa kau sudah mengetahuinya,"
Ia menatapku untuk beberapa saat sebelum akhirnya ia terkekeh. "Kau bisa memilih wanita manapun yang ingin kau sewa malam ini."
Aku menatap beberapa wanita yang tengah duduk di atas sofa. Aku mengenal beberapa dari mereka. Maksudku, aku tidak mengetahui nama mereka tapi aku mengenal wajah mereka karena kurasa, aku pernah meniduri mereka semua. Tapi aku tak begitu mengingatnya.
"Kau kebingungan untuk memilih, Bieber?"
Aku mengalihkan pandanganku pada Jeremy. "Kurasa begitu,"
"Kau ingin aku membantumu dalam memilih?" Tanyanya.
Aku hanya mengangkat bahuku. Aku sudah sering datang ke sini, jadi kurasa ia tahu tipe wanita seperti apa yang ku sukai. Jeremy menoleh ke belakang, ke arah sofa yang para wanita itu duduki. "Madison! Kemarilah!"
Mataku menatap seorang wanita yang dengan perlahan beranjak dari tempat duduknya. Aku belum pernah melihatnya sebelumnya.
Jeremy mencondongkan tubuhnya ke arahku sambil berbisik, "Ia baru datang ke sini kemarin malam."
Aku tersenyum pada diriku sendiri. "Jadi, aku yang pertama yang menyewanya?"
Ia mengangguk. "Ia cantik, bukan?"
Wanita itu kini berdiri di samping Jeremy. Ia memang cantik dengan sepasang mata birunya dan rambut hitam panjang yang ia biarkan tergerai. Aku tidak sabar untuk bermain dengannya malam ini.
"Kau akan menemani dia semalaman ini," Gumam Jeremy, sambil menunjuk ke arahku.
Mata birunya menatapku untuk beberapa detik sebelum akhirnya ia kembali memfokuskan perhatiannya pada Jeremy. "Tapi Jeremy, aku tidak-"
Jeremy buru-buru memotong ucapannya dengan berkata, "Ingat peraturannya, Madison."
Aku bisa mendengarnya menghela napasnya. Ia menundukkan kepalanya, sehingga rambut panjangnya menutupi wajahnya. Ia masih baru di sini. Kurasa ia belum terbiasa dengan ini semua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Robbers | Justin Bieber
FanficKehidupan Madison berubah ketika ayahnya menjualnya. Ia menghadapi banyak hal sampai akhirnya ia bertemu dengan Justin dan masuk ke dalam kehidupan Justin yang gelap.