Justin's Point of View.
Aku belum melihat Harold sepanjang hari ini. Mungkin Josh menyuruhnya untuk beristirahat agar lukanya cepat sembuh. Aku juga belum melihat keadaannya semenjak kejadian kemarin di saat aku memukulnya. Tapi kurasa aku tak perlu melihat keadaannya karena Josh mengatakan jika Harold baik-baik saja dan lukanya tidak begitu parah. Ia hanya perlu beristirahat hingga lukanya benar-benar sembuh. Bukankah aku sudah memberitahu Josh jika Harold baik-baik saja? Aku sudah memberitahunya jika Harold akan pulih kembali dalam beberapa hari kedepan. Ia tidak perlu terlalu mengkhawatirkan Harold.
Aku juga belum melihat Madison sedari tadi. Terakhir kali aku melihatnya adalah tadi siang saat kami makan siang bersama di meja makan. Setelah makan siang, ia langsung kembali ke dalam kamarnya. Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya. Apa ia masih memikirkan kejadian kemarin? Atau mungkin, ia sedang mengkhawatirkan tentang keadaan Harold?
Entah mengapa tapi aku begitu tidak suka saat ia bertanya tentang keadaan Harold kemarin. Ia terlihat begitu cemas dan khawatir. Aku tidak mengerti mengapa ia masih bisa begitu peduli pada Harold setelah semua yang Harold lakukan padanya. Aku sangat yakin jika Madison tahu jika Harold tidak menyukainya semenjak hari pertama di saat ia menginjakkan kakinya di rumah ini. Harold tak pernah berkata apapun padaku namun ia menunjukkan dengan jelas jika ia sangat tidak menyukai kehadiran Madison di rumah ini. Ia menjadi lebih menyebalkan semenjak kehadiran Madison.
Aku tidak ingat kapan terakhir kali aku dan Harold berkelahi. Itu sudah lama sekali. Mungkin berbulan-bulan yang lalu. Kemarin bukan pertama kalinya aku dan Harold bertengkar. Aku begitu sering bertengkar dengannya di bandingkan dengan yang lainnya. Mungkin itu karena ia memiliki watak yang sama denganku. Ia begitu keras kepala. Tapi kurasa, kemarin adalah perkelahian yang terburuk. Aku tak pernah memukulnya hingga membuatnya berdarah seperti kemarin. Aku sama sekali tidak menyesal atas apa yang telah ku lakukan padanya karena ia memang pantas mendapatkan setiap pukulan yang menghantam wajahnya. Aku tidak tahu apa yang terjadi jika Josh tidak memisahkan perkelahianku dengan Harold kemarin.
Dan Madison membuatku ketakutan. Kau tahu, ia membuatku merasakan hal-hal yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Aku seperti menjadi orang yang berbeda semenjak kehadirannya di rumah ini. Aku seperti tidak mengenali diriku sendiri sebelum aku bertemu dengan Madison. Ia bisa kembali membuatku tersenyum dan tertawa setiap kali ia menceritakan sesuatu yang konyol. Dan itu adalah hal yang paling membuatku takut karena kurasa, ia satu-satunya orang yang bisa membuatku kembali tersenyum dan membuatku merasa begitu hidup.
"Apa yang sedang kau pikirkan?"
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali sebelum menoleh ke samping dan menemukan Josh yang sudah duduk tepat di sebelahku. "Tidak ada,"
"Kurasa aku tahu apa yang sedang kau pikirkan," Gumamnya. "Madison, bukan?"
Aku memutar bola mataku sementara ia hanya menyeringai. "Bagaimana dengan keadaan Harold?" Tanyaku, untuk mengalihkan topik pembicaraan.
"Ia jauh lebih baik dari kemarin," Ucapnya, sambil meraih remote televisi dan mengganti salurannya. "Aku baru saja mengecek kembali lukanya dan memberinya obat."
"Itu bagus,"
Ia menyenderkan punggungnya ke belakang. "Apa kau akan membawa Madison malam ini?"
Aku mengernyitkan dahiku begitu mendengar pertanyaannya. "Membawa Madison kemana?"
"Klub?" Gumamnya, yang lebih terdengar seperti sebuah pertanyaan. "Ulang tahun Tyler? Kau ingat? Kita akan merayakannya di klub?"
Aku hampir melupakannya. "Aku belum memberitahu Madison apapun,"
"Kau akan meninggalkannya di rumah lagi?" Tanyanya.
Bagaimana jika ia berusaha untuk lari saat aku membawanya keluar dari rumah ini? "Apa menurutmu aku harus mengajaknya malam ini?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Robbers | Justin Bieber
FanfictionKehidupan Madison berubah ketika ayahnya menjualnya. Ia menghadapi banyak hal sampai akhirnya ia bertemu dengan Justin dan masuk ke dalam kehidupan Justin yang gelap.