Justin's Point of View.
"Mengapa kau membawa seorang wanita ke sini?"
Ada sesuatu di dalam diri Madison yang membuatku tertarik padanya. Mungkin aku menyukai bagaimana kedua pasang mata biru itu menatapku atau karena ia begitu polos dan juga pembawaannya yang tenang. Aku tak melihat emosi apapun di kedua matanya saat ia menatapku tepat di kedua mataku. Ia juga tidak seperti wanita lain yang ku temui. Ia begitu polos, begitu lugu. Aku tidak tahu apa yang membuatku begitu tertarik padanya, tapi yang jelas, aku belum pernah merasa begitu tertarik pada seseorang hingga detik ini.
Jemariku memijat pelipisku yang sedari tadi berdenyut. "Aku tidak tahu, Josh."
Aku mengalihkan pandanganku dari Josh untuk menatap Madison yang kini tengah berada di ruang tengah. Ia tengah menonton televisi sendirian. Aku tidak tahu acara apa yang sedang ia tonton tapi sesekali aku bisa melihat senyum merekah di bibirnya ataupun mendengar tawa kecilnya. Ia sesekali melirik ke arahku, namun ia langsung membuang pandangannya setiap kali aku menangkapnya yang tengah menatapku.
"Bagus," Seru Harold. "Sekarang kau membawa salah satu dari sekian banyak pelacurmu ke rumah ini? Untuk apa? Agar kau bisa menidurinya setiap saat?"
Apakah ia sadar dengan siapa ia sedang berbicara? Tidak ada seorangpun yang berbicara padaku seperti itu. "Kau ingin mengulangi ucapanmu, Harold?"
Aku menarik bajunya sambil meremas bajunya dengan kencang dan erat. "Hentikan, Justin." Gumam Josh.
Josh mencoba memisahkan kami. Ia berdiri di tengah-tengah tubuhku dan Harold. Jika Josh tidak memisahkanku, mungkin aku akan memukul wajah Harold saat itu juga. Harold melemparkan kedua tangannya ke udara sebelum memutuskan untuk keluar dari dapur, meninggalkanku dengan Josh dan Tyler.
Josh meletakkan tangannya di pundakku. "Apa kau tahu dengan apa yang kau lakukan, Justin?"
"Aku tahu apa yang ku lakukan, Josh."
"Apa ia tahu apa yang kita lakukan?" Tanya Tyler, yang sedari tadi terus diam sambil menutup rapat mulutnya.
Aku mendesah frustasi sambil menyisir rambutku dengan jemariku. "Aku belum memberitahunya apapun."
Aku tidak mungkin langsung memberitahunya apa yang aku, Josh, Tyler dan Harold lakukan agar bisa tetap bertahan hidup, bukan? Mungkin ia akan ketakutan dan mulai berlari jika aku menceritakan apa yang kami lakukan. Atau mungkin, lebih parah, ia akan langsung melaporkan semuanya pada polisi.
"Ini bisa membahayakan hidupnya, Justin." Gumam Josh. "Atau bahkan, mungkin, ia bisa membahayakan kita."
Belum sempat aku menjawab ucapan Josh, Tyler kembali melemparkan sebuah pertanyaan. "Bagaimana jika ia mengetahui semuanya? Bagaimana jika ia akan melaporkan kita semua pada polisi?"
"Ia tidak akan melakukannya jika kalian menutup rapat mulut kalian," Ucapku. "Aku yang akan mengurusnya."
Aku tidak tahu sampai kapan aku akan membiarkannya tinggal bersama kami di sini. Tapi yang jelas, aku tak bisa membiarkannya pergi begitu saja. Aku juga tidak tahu sampai kapan aku bisa menutupi ini semua darinya. Ia tidak boleh tahu apa yang kami lakukan untuk bertahan hidup.
Josh membuka mulutnya, hendak mengatakan sesuatu namun aku mengangkat telapak tanganku. "Aku akan berbicara padanya."
"Kau akan memberitahukan semuanya padanya?" Tanya Tyler.
Aku menatap Tyler. "Tentu saja tidak," Ucapku. "Aku tidak sebodoh itu, Tyler."
Aku langsung melenggang keluar dari dapur sebelum salah satu dari mereka kembali melemparkan pertanyaan untukku. Terlalu banyak pertanyaan yang mereka lemparkan padaku hari ini. Aku sudah muak mendengar semua pertanyaan yang mereka ajukan padaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Robbers | Justin Bieber
FanfictionKehidupan Madison berubah ketika ayahnya menjualnya. Ia menghadapi banyak hal sampai akhirnya ia bertemu dengan Justin dan masuk ke dalam kehidupan Justin yang gelap.