Madison's Point of View.
Ketika aku membuka kedua mataku, tempat yang berada persis di sampingku kini sudah kosong. Ia sudah tidak ada. Aku mengernyitkan dahiku sambil melirik ke arah jam yang kini sudah menunjukkan pukul sepuluh kurang lima belas menit. Aku menyibakkan selimut yang menutupi tubuhku sebelum beranjak turun dari tempat tidurnya. Aku membuka pintu kamarnya dan langsung bergegas turun ke lantai bawah.
"Justin?"
Aku melangkahkan kakiku menuju ruang tengah, berharap menemukannya di sana, namun ruang tengahnya kosong. Tidak ada siapapun di sini. Aku memutar tubuhku lalu memutuskan untuk melangkah menuju dapur. Ia juga tidak ada di sini. Dapur ini kosong dan begitupula dengan meja makan. Rumah ini terasa begitu sepi. Apa mereka semua masih tertidur? Ada di mana Justin? Apa mereka sedang pergi ke luar tanpa memberitahuku? Aku bergegas menuju pintu depan, mengintip keluar melalui jendela. Tapi mobil van hitam yang selalu terparkir di depan rumah itu ada di sana. Jadi mereka ada di sini. Tapi ada di mana mereka semua? Aku sudah memeriksa hampir semua ruangan di rumah ini namun hasilnya nihil. Aku tak bisa menemukan siapapun. Kemana lagi aku harus mencari mereka semua?
Ruang bawah tanah.
Aku langsung bergegas menuju ruang bawah tanah. Jika aku tak bisa menemukan mereka di sana, aku sudah tidak tahu lagi kemana aku harus mencari mereka. Aku menghentikan langkahku begitu aku sudah sampai tepat di depan pintu ruang bawah tanah yang tertutup rapat. Ini untuk yang kedua kalinya aku masuk ke tempat ini. Tempat yang cukup mengerikan bagiku. Aku menghela napasku sebelum membuka pintunya. Aku masih ingat saat pertama kali aku masuk ke sini. Saat kakiku menuruni anak tangganya satu per satu, dan melihat begitu banyak senjata di bawah sini, aku begitu ketakutan. Berbagai macam pikiran buruk berkecamuk di benakku saat itu. Aku pun masih ingat saat Justin memergokiku di sini lalu ia langsung membawaku ke kamarku dan mengurungku di sana selama beberapa hari. Tak ada yang berubah dari tempat ini sejak terakhir kali aku masuk ke ruang bawah tanah ini.
Ketika aku sudah semakin mendekati lantai dasar, aku bisa melihat mereka semua. Mereka terlihat seperti tengah membicarakan sesuatu. Aku tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan, namun nampaknya itu cukup serius karena mereka bahkan tidak menyadari kehadiranku. Aku berdehem pelan yang langsung membuat kepala mereka menoleh padaku.
"Madison?"
Aku mendesah lega begitu kakiku sudah menyentuh lantai dasar. Aku melangkahkan kakiku menuju mereka yang tengah berdiri mengelilingi sebuah meja. "Aku mencari kalian semua ke segala sudut rumah ini," Gumamku.
Aku berdiri di samping Justin. Di hadapanku kini ada Josh dan Harold, sementara Tyler berada di samping kiri Justin. "Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Justin.
"Kau tidak seharusnya berada di sini," Seru Harold.
"Aku hanya ingin menemui kalian," Gumamku. Mereka hanya diam. "Apa itu salah?"
Mataku melirik pada secarik kertas yang berada di atas meja namun Josh buru-buru melipat kertas itu ketika ia sadar jika sedari tadi aku terus memperhatikan kertas itu. Aku mengernyitkan dahiku sambil menatap mereka satu per satu. Mengapa mereka terlihat begitu terkejut? Oh, Tuhan. Apa lagi yang mereka sembunyikan dariku? Aku sudah mulai muak dengan segala sesuatu yang mereka berusaha sembunyikan dariku.
"Apa yang sedang kalian lakukan?" Tanyaku, ketika tak ada satupun kata yang mereka ucapkan. "Mengapa-"
"Kau harus pergi dari sini," Seru Harold memotong ucapanku. "Kau tidak seharusnya berada di sini, Madison."
"Mengapa aku harus pergi dari sini?" Tanyaku. "Aku tidak melakukan apapun."
Harold mengangkat kedua tangannya di udara sambil berkata, "Aku sudah memberitahu kalian bukan jika ia akan menjadi masalah untuk kita?" Gumamnya. "Tapi kalian tidak mendengarkanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Robbers | Justin Bieber
FanfictionKehidupan Madison berubah ketika ayahnya menjualnya. Ia menghadapi banyak hal sampai akhirnya ia bertemu dengan Justin dan masuk ke dalam kehidupan Justin yang gelap.