Madison's Point of View.
Apa ia pikir dengan membentak dan mengancamku akan membuatku berhenti begitu saja untuk mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi? Aku mempunyai beberapa pertanyaan yang berada di benakku dan Justin sama sekali tidak membantuku. Maksudku, ia bahkan membentakku saat aku mencoba untuk bertanya padanya. Aku mendengarnya menyebut namaku saat ia berbicara dengan Harold pagi ini. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Tapi apapun itu yang mereka sedang bicarakan tadi pagi, itu ada sangkut pautnya denganku. Karena jika tidak, mengapa Justin harus membawa-bawa namaku dalam percakapannya dengan Harold?
Justin keluar dari kamarku sekitar lima belas menit yang lalu. Dan kurasa ini waktu yang tepat untukku keluar dari kamar untuk menemui Harold dan bertanya padanya. Jika Justin tidak ingin memberitahuku apapun, aku akan bertanya langsung pada Harold. Aku tidak peduli jika Justin akan marah padaku atau mengurungku kembali di dalam kamarku seperti yang ia lakukan beberapa minggu yang lalu. Aku perlu sebuah jawaban.
Aku membuka pintu kamarku dengan perlahan sambil memperhatikan keadaan di luar kamarku. Aku melirik ke pintu kamar Justin yang tertutup rapat. Kuharap ia sedang tertidur di kamarnya. Dengan perlahan aku melangkahkan kakiku menuju tangga dan menuruninya. Aku langsung bergegas menuju ruang tengah namun aku tak bisa menemukan siapapun kecuali Josh yang tengah tertawa karena acara televisi yang sedang ia tonton.
"Hai, Josh."
Ia mengalihkan pandangannya dari televisi di depannya selama beberapa saat untuk menatapku yang kini sudah duduk di sampingnya. "Hai, Madison."
"Apa kau tahu di mana Harold?" Tanyaku, yang langsung membuat wajahnya menoleh padaku.
"Apa kau baru saja bertanya tentang keberadaan Harold?" Tanyanya. Mengapa ia terlihat begitu terkejut dengan pertanyaanku? Apa ada sesuatu yang salah dari pertanyaanku?
Aku mengernyitkan dahiku sambil terkekeh kecil. "Ya,"
"Mengapa kau ingin menemuinya?"
Mungkin alasan mengapa Josh nampak begitu terkejut dengan pertanyaanku adalah karena ia tahu jika kami tidak menyukai satu sama lain. Maksudku, Harold tak pernah mengatakan jika ia membenciku. Tapi aku bisa melihat bagaimana sikapnya jika aku berada di dekatnya ataupun nada bicaranya padaku. Aku tidak bodoh. Dengan melihat itu semua, aku tahu jika ia tidak menyukaiku. Dan akupun tidak memiliki alasan untuk menyukainya karena ia selalu memberiku alasan untuk tidak menyukainya.
"Aku hanya ingin berbicara dengannya," Ucapku, setelah jeda yang cukup lama. "Apa kau tahu di mana Harold?"
"Terakhir kali ku lihat ia ada di dapur,"
Aku beranjak berdiri dari tempat dudukku. "Aku akan menemuinya."
Josh hanya mengangguk-angguk kecil sebelum aku berlalu meninggalkannya menuju dapur. Ketika aku melangkah masuk ke dapur, aku bisa melihatnya. Ia tengah duduk di sebuah kursi dan terlihat tengah menyantap sesuatu. Ia mengangkat kepalanya ketika mendengar langkah kakiku.
"Hai," Itu terdengar begitu.. bodoh. Tapi aku tidak tahu apa yang harus ku katakan padanya.
Ia meneguk segelas air yang berada di depannya sebelum mendorong kursinya ke belakang. Aku memberanikan diriku untuk berjalan mendekatinya dan menahan lengannya ketika ia hendak melangkahkan kakinya.
"Apa yang kau inginkan dariku?" Tanyanya.
"Apa aku bisa berbicara denganmu sebentar?" Gumamku. "Aku hanya ingin bertanya padamu."
"Aku tidak memiliki banyak waktu,"
Aku melepaskan genggaman tanganku pada lengannya dengan perlahan. "Mengapa kau begitu tidak menyukaiku?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Robbers | Justin Bieber
FanfictionKehidupan Madison berubah ketika ayahnya menjualnya. Ia menghadapi banyak hal sampai akhirnya ia bertemu dengan Justin dan masuk ke dalam kehidupan Justin yang gelap.