DAY - PROLOG

63.6K 2K 7
                                    

Suka sebel kalau tiba-tiba jadi orang plinplan. Ntar tiba-tiba mikir ini itu ini itu gajelas. Maap yee semuanya yang dah ngikutin ini cerita dari awal. Tapi sumpah ga niat buat bikin kesel apalagi kecewa. Pokoknya maap dah sempet ganti cerita. Setelah aku pikir-pikir itukan plot baru, jadi harus aku kasih tempat "baru"

So buat pembaca yang barusan naksirr sama Elang sama Navasha, pliss tungguin ya. Aku bakalan bikin project buat mereka. Doain aja. Setelah selesai revisi beberapa cerita sih pastinya eheh.

Maap yha bachotttt:))

***

Happy reading ❤❤

***


"Pril, bangun sayang!! Udah siang, sekolah!"

Suara ketukan pintu berkali-kali disertai sebuah pekikan dari pintu itu membuat seorang gadis yang masih asik bergelung dengan selimutnya terusik.

"Pril, kalau gak bangun nanti telat. Kamu hari ini dianter kakak, papa keluar kota sayang. Bangun!" teriak Mamanya lagi.

"5 menit lagi Ma," Prilly menyeru kencang dari kamarnya. Semakin menutup matanya dan menarik selimut sampai menutupi kepalanya.

"Prilly!!!!"

"Astaga iya-iya Ma iya," Prilly mendengus kesal. Dengan malas-malasan akhirnya mengucek matanya.

Sedikit demi sedikit mengumpulkan nyawanya masih dalam kondisi telentang diatas kasur dan mengerjap-erjap seperti orang linglung.

Gadis pemilik mata hazel itu menoleh lalu tersenyum kecil menatap isi aquarium bulat di atas nakasnya.

"Pagi, Cleo." sapanya pada ikan gembul berwarna orange didalam sana.

Setelah selesai menyapa ikan kesayangannya itu, Prilly langsung beranjak dari kasurnya. Dengan ceria langsung bersenandung kecil kedalam kamar mandi. Mandi beberapa menit lalu keluar dan berganti seragam sekolahnya..

Selesai dengan semuanya, Prilly hanya memakai bedak tipis natural ditambah lipice untuk memoles bibir pinknya.

"Nahh selesai," baru setelahnya dia berlari kebawah, setelah melihat Mama dan kakak tunggalnya disana, Prilly tersenyum ceria sambil menyapa, "Pagii semuanya!" sapanya dengan suara cempreng andalannya. Jelas-jelas langsung membuat Revan, kakaknya langsung menggerutu kecil.

"Heh petasan banting, diem dong. Berisik aja pagi-pagi!" gerutunya menatap adiknya itu sebal.

"Dih?" Prilly hanya menaikkan sebelah alisnya, "Siapa ya? Mang kita kenal?" katanya tak acuh lalu duduk didepan Revan lalu mengambil sandwichnya yang sudah disediakan mamanya.

Diana, mamanya langsung menggeleng melihat kelakuan anak-anaknya itu.

"Gaboleh berantem dimeja makan," Diana memotong buah apel dan disediakan didepan Prilly, "Dek, berangkat sama kakak kamu ya hari ini. Papa udah berangkat sejak Subuh tadi ke Bali."

Prilly merengut, "Kenapa sama Kak Revan sih Ma? Dia berisik tau Ma, kalau Prilly diturunin ditengah jalan gimana?" gadis itu mengerucutkan bibirnya sebal.

"Tau aja niat gue nyil," Revan tertawa.

"Tuhkan Maa! Denger sendirikan? Dia tuh durhaka sama adeknya Ma!" Prilly menggerutu kesal.

"Van, gausah gangguin adeknya," tegur Diana.

Revan cengengesan, "Iya Ma, maaf." Revan mengangguk. "Udah ah ayok, gue telat nih mau ngampus. Ada jam pagi, buruan." Revan meraih tas hitamnya, lalu dia sampirkan dibahunya. Baru setelah itu mencium tangan dan mengecup pipi Mamanya.

Destiny And You [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang