Ketika aku beneran lagi stress. Kalian tau ga sii kemaren ijazahku sma hampir ilang:( seharian hectic banget. Sampe stress mau pingsan aja rasanya dah mau lapor polisi rasanya nangis seharian. Sumpah sad banget demi allah:(
Tapi alhamdulillah masih dikasih kesempatan huhu. Dikembaliin tuh ijazah. Padahal tahun ini harus daftar kuliah. Doain aku lulus sbmptn tahun ini ya. Makasii:))
Oh ya, karena sebulan lagi aku mau tes sbmptn, jadi kalau nextnya random harap maklum wk. Diteror gapapa aku suka sih. Tapi aku pasti sempetin kok. Fighting yang tahun ini mau tess. Doain yaaa. Luvv uu 🐙
Btw, kemaren partnya gimana? Banyak banget yang dah ngegas wk
Happy reading 🌈🍉
***
"Apaan sih Al? Gausah deket-deket juga. Gue tuh tadi nanya sama elo, lo maunya apa? Kalau gak mau temenan sama gue, lo maunya apa?"
"Gue mau lo jadi pacar gue Pril."
***
Hening.
Waktu didalam mobil itu seakan berhenti berputar untuk beberapa detik. Bahkan bisa dibilang, mungkin pasokan oksigen disekitar Prilly sudah menipis.
Ali menghela nafasnya melihat Prilly hanya diam. "Prilly," panggilnya lagi. "Gue mau lo jadi pacar gue," katanya sekali lagi memperjelas.
Prilly tersentak ke dunia nyata lagi mendengar Ali mengulangi pernyataannya barusan.
Gadis itu mengerut, tangannya refleks maju. Menempelkan telapak tangannya pada kening Ali.
Sepersekian detik berikutnya terdengar tawa Prilly yang menggema mengisi mobil itu..
"Sinting nih orang," Prilly tertawa menatap kearah lain. Diam-diam menutup mata menguasai diri.
"Pril gue serius, ayo kita pacaran." Ali mendesah kecil mendengar cewek itu justru menertawakan kalimatnya.
"Lo sehat?" itu bagaikan pertanyaan wajar yang terlontar dari bibir Prilly. Bagaimana tidak? Gadis itu jelas shock. Alih-alih mengatainya, Ali justru mengejutkannya dengan berkata ingin menjadikan Prilly pacarnya. Cowok ini waras?
Reaksi normal jika seseorang yang kita sukai menyatakan perasaannya dan meminta kita menjadi pacarnya jelas senang. Tapi justru Prilly tidak. Baginya ini bagaikan bahan bercandaan yang tengah Ali lakukan. Entah dengan tujuan apa, tapi cowok itu seakan menembaknya hanya untuk main-main.
Prilly bukannya tidak senang, jujur jantungnya bereaksi diatas normal sekarang. Namun baginya, Ali hanya seperti sedang meledeknya. Cowok itu seakan hanya ingin menenangkannya sesaat karena video yang tersebar dan pasti dia mengira Prilly sudah mendapat masalah karenanya. Menurutnya ini hanya ajang tanggung jawab semata. Apalagi dia menembaknya disaat jelas-jelas Ali baru saja mengantar cewek lain dan membelikannya bunga.
Memangnya itu tidak cukup untuk menjadikannya alasan Prilly untuk menolaknya?
Prilly bukan tidak menjawab karena tidak menyukai Ali. Dia sayang cowok menyebalkan itu. Tapi dia tidak mau menjalani hubungan dibawah bayang-bayang cewek lain. Bagaimanapun juga sekarang Ali masih dekat dengan cewek itu. Dia tidak mau menerimanya sekarang. Belum ada yang Ali perjuangkan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny And You [ COMPLETE ]
Fanfiction[ FOLLOW FIRST! ] Follow first buat membaca becoz ada beberapa part yang diprivat. Tak kenal maka tak sayang. Jadi, ayo kenalan dulu sama authornya. Haii aku Keiraa ❤ Don't jugde the book by its cover. Ini bukan cerita cinta Ali Prilly doang kok di...