Gataooo sii
Bikin anak orang ngegas tuh dah jadi hobi acu wkwk.Gimana sama part kemaren? Keobati?
Kayaknya enggak. Ok ok mari kita lihat, apakah sekarang kita akan menikmati hasil menarik wkwkwk.Gila loh gue sampe diteror dimana mana. Tapi gak papa. Suka suka wkwkwk. Emang kalau mau aku update harus banyakan komenan sksk.. Asli seneng baca antusiasme kalian.. Terimakasii 🔆
Happy reading 🌈
****
"Hari ini reading aja dulu ya?" kata Keira sambil membagikan semua naskah pada teman-temannya yang kini tengah terduduk di sofa ruang keluarga rumahnya.
Jidan ketika menerima naskah itu sampai mendecak-decak kagum.
"Gila, gue gatau lo bener-bener tajir Kei. Anjir, ini beneran kayak istana rumah lo njir." kata Jidan sambil menoleh ke sekitar. "Busett ya Allah si Kian pantes bener-bener ngejar lo Kei. Mau morotin ya lo Yan?" celetuk Jidan melotot pada Kian.
Keira hanya tertawa sedangkan Kian mengumpat.
"Bangsat, otak gue gak separah elu nyet!" serunya sambil melempar bantal sofa.
Jidan masih menatap Kian seolah sedang menyelidik. Matanya menyipit curiga, sedangkan jari telunjuk dan tengahnya bergantian menunjuk matanya lalu diarahkan pada Kian.
"Gue awasin lo!" ucapnya dengan nada menyebalkan luar biasa..
"Udah-udah," Keira tidak berhenti tertawa. "Je! Shaf! Balik napa, kapan mulainyaa nihh," teriak Keira pada Jean dan Shafa yang tengah sibuk berkeliling rumahnya.
"Wahh," decak Jean takjub setelah kembali dari dapur Keira, "Gila sih. Temen gue setajir ini gue gatau. Kok lo gapernah bilang sih Kei?" gerutunya. "Jangan-jangan lo anaknya Kim Kadarshian ya? Bisa-bisanya punya rumah segede ini tapi ke sekolah numpang mulu!" gerutunya.
Keira terbahak.
"Hemat ongkos," katanya mengerling.
"Jahat lo Kei, gapernah bilang-bilang kita. Gue kira tiap nolak ajakan kerumah lo gara-gara takut kita hina. Padahal gue selalu bilang enggak papa. Malu njir," Jean menggerutu.
Keira hanya tertawa, "Bi, makanannya mana? Temennya Kei dah nunggu," teriaknya, lalu menatap Jean. "Ya ngomong juga buat apasih Je. Lagian asikan dirumah kalian. Rumah gue sepi, bonyok sibuk. Kakak udah ada yang married, terus yang satu kuliah. Gimana dong? Adek juga di Paris, yaudah sama aja rumah gede gue sama pembantu-pembantu gue doang isinya."
"Sultan beda ya, bahasnya pembantu bukan cuma satu kata.. Tapi pembantu-pembantu," Jidan terbahak.
"Emang elu," Kiano menoyor Jidan.
"Eh, Shafa mana?" tanya Keira pada Jean.
"Dibelakang noh telpon Nathan, kenapa lama banget katanya nyari propertinya." Jean duduk dan mengambil setoples jajan. "Ali mana?" tanya Jean menyenggol Kiano yang tengah asik berceloteh dengan Jidan yang terus bertanya seperti wartawan disebelahnya.
"Gatau, sama anak basketnya kali? Tadi duluan soalnya. Paling ngomongin turnamen kali?" Kiano mengangkat bahunya.
"Heh Shaf," teriak Jean pada Shafa yang tengah berjalan sambil mengomel pada telponnya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny And You [ COMPLETE ]
Fanfiction[ FOLLOW FIRST! ] Follow first buat membaca becoz ada beberapa part yang diprivat. Tak kenal maka tak sayang. Jadi, ayo kenalan dulu sama authornya. Haii aku Keiraa ❤ Don't jugde the book by its cover. Ini bukan cerita cinta Ali Prilly doang kok di...