DAY - 48 : Tuan Putri vs Ratu ular

1.1K 193 35
                                    

Anyyong!!!
Doain ya ini bisa dabel up.  Sumpahh tanganku gatel mo ngetik wkwk
Jangan lupa bahagia. 

Sehat semuakan?  Jangan lupa patuhi protol kesehatan ya. I love u all.  Jangan sampe sakit sayang nanti aku sedih hehe. 

Happy reading 🌈

***

Dia hanya bercanda, seharusnya kamu tertawa. Bukan jatuh cinta

- Me, 9 January 2021st

****



Nathan melemparkan sebuah kertas keatas meja reyot yang ada diatas rooftop sekolah mereka. 

Hal yang menyita perhatian ketiga sahabatnya saat itu juga. Galin menaikkan sebelah alisnya.  Cowok itu mendekat lalu meraih kertas tersebut.

"Paan nih?" tanya Galin kebingungan.  Cowok itu membuka lipatan kertas tersebut.  Dan beberapa detik setelahnya, seperti yang telah diprediksi oleh Nathan, sebuah umpatan lolos begitu saja dari mulut cowok itu.  "BANGSAT!"

"Weh weh kenapa weh?" tanya Jidan dengan heboh ketika melihat Galin menendang meja tersebut hingga jatuh dan patah menjadi dua.  "Weh Al tenang,  pikirin kondisi jantung lo nyet!" omel Jidan melihat Galin kesulitan mengendalikan emosinya.

"Brengsek!  Siapa yang udah sebar foto itu?" tanya Galin dengan emosi. 

Kiano mendekat,  cowok itu meraih kertas tersebut. Matanya ikut membulat melihat sebuah foto sebuah gang tempat Gavin dikeroyok, komplit dengan mereka berempat yang tengah memunggungi kamera terlihat disana dan dihadapan mereka ada Gavin yang tengah terduduk akibat dipukul.

"Sialan!! Anjing mana yang ambil foto ini hah?" teriak Kiano dengan emosi. 

"Lo dapet darimana fotonya?" tanya Galin yang masih mencoba mengontrol emosinya. 

Nathan mengangkat bahunya dengan kepala mendidih.  Cowok itu menahannya sejak teman-temannya datang tadi.  Kepalanya serasa akan pecah sekarang..

"Kita harus singkirin semua bukti ini sekarang juga!" Kiano merobek kertas tersebut kemudian menginjak injaknya. 

"Percuma Yan!" kata Nathan.

Kiano mendongak, "Apaan maksud lo?" nada bicaranya naik seoktaf.. "Ini bisa jadi bukti bego!"

"Lo yang bego! Lo pikir gue dapet darimana itu kertas hah?  Itu kertas ada di mading sekolah!  Semua mading udah ditempelin kayak gitu! Seisi sekolah udah tau!" Nathan melemparkan kembali sebuah kertas. "Baca!" ujarnya dengan sedikit kasar. Cowok itu mengacak rambutnya frustasi.

"PELAKU PENGEROYOKAN GAVIN ADA DISEKITAR KALIAN. COBA BUKA MATA KALIAN,  DIA ADA SANGAT DEKAT DENGAN KALIAN!  DIA BAGIAN DARI KALIAN!" Kiano membacanya dengan lantang.  Dan seketika cowok itu mendecih dengan umpatan kasar. "Bajingan mana yang mau main-main sama kita hah?" cowok itu sepertinya terserang emosi juga. 

Galin diam.  Cowok itu memegangi jantungnya yang terasa semakin sakit. Sesak sekali rasanya.

"Bajingan itu harus gue abisin sebelum dia semakin jauh bertindak.  Kita harus cari cara buat cari dia dan hancurin dia," ujar Nathan ketika melihat teman-temannya sudah emosi. 

"Itu artinya emang ada saksi kunci yang ngeliat kita ngelakuin itu sama Gavin," ujar Galin dengan posisi berusaha terlihat tenang. Padahal pegangannya menguat pada tepian rooftop. Sungguh,  rasanya jantungnya semakin nyeri saja. 

Destiny And You [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang