Ngakuu, mana yang kangen cerita ini? Maap-maap aku lagi bikin project baru. Jadi kemaren ga pegang ini sama sekali.
Besok aku up cerita baru, karena ini dah nembus 30 part. Mana suaranya yang kangen DAY?
Semoga suka sama part ini yhaa. VOTE COMMENT kayak biasanya. Oh ya, yang belom follow, ayo follow dulu!! Aku tungguin loh!
Yodah ya, kemaren aku bikin kalian mumet, panas dingin, sampe kesel tingkat dewa (mana orangnya?)
SIAPKAN TISU ATAU BANTAL BUAT DIGIGIT!
Happy reading 🌈
****
Don't need these other pretty faces, like i need you.
- Gavin Altair -
Listen music by :
Widi Nugroho - Harus memilih 🎶***
Gavin menghela nafasnya berkali-kali. Cowok itu sudah tak terhitung mengumpat berapa kali dalam sehari ini.
"SIAL!"
Gavin mengerem mobilnya mendadak, beruntung tidak ada mobil dibelakang cowok itu. Kalau tidak, sekarang pasti sudah ada tabrakan beruntun akibat ulahnya.
"Brengsek lo Gal," umpatnya dengan kesal. Gavin mengacak rambutnya dengan frustasi, "Kenapa harus dia sih Pril?" gumamnya dengan kesal. "Ga ada cowok lain?" cowok itu menggumam penuh kesal.
Galin, Galin, Galin, dan Galin!
Kenapa masalah hidupnya tidak pernah jauh dari nama itu?
Cowok itu buru-buru mengambil ponselnya. Setelah tadi dia mengantar Prilly yang menangis karena melihat kelakuan Galin dan Ara untuk pulang, cowok itu sekarang tengah dalam perjalanan pulang ke apartmennya.
Jangan tanya kenapa bukan kerumahnya, memang cowok ini memilih untuk tinggal di apartmen sejak kepindahanya dari Sidney ke Indonesia. Alasannya simpel.
Sebelum dibuang, mending membuang diri terlebih dahulu bukan?
Gavin kembali menghela nafasnya. Pikirannya benar-benar tidak bisa tenang. Dia pikir setelah kembali ke Indonesia lagi, dia bisa memperbaiki hubungannya dengan Prilly. Bukan apa-apa, tapi jujur, selama mereka berpacaran, baik Gavin maupun Prilly sama-sama belum ada yang mengucapkan kata putus. Jadi wajarkan kalau Gavin berharap mereka bisa kembali menjalin hubungan baik seperti dulu lagi?
Tapi kenapa sekarang hati Prilly sudah terbagi? Dengan saudara kandungnya sendiri pula. Gavin tak habis pikir. Sejak masih dalam kandungan, sampai mereka lahir, beranjak menjadi anak-anak sampai sekarang menjadi remaja seperti ini, kenapa dia harus selalu berbagi dengan Galin? Kenapa? Kenapa semuanya? Bahkan sampai gadis yang dia sayang sekarang menyukai adiknya itu?
Sial.
Kepala Gavin hampir meledak.
"Lo boleh Gal, ambil apapun, tapi enggak sama Prilly!" gumam Gavin penuh tekad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny And You [ COMPLETE ]
Fanfiction[ FOLLOW FIRST! ] Follow first buat membaca becoz ada beberapa part yang diprivat. Tak kenal maka tak sayang. Jadi, ayo kenalan dulu sama authornya. Haii aku Keiraa ❤ Don't jugde the book by its cover. Ini bukan cerita cinta Ali Prilly doang kok di...