DAY - Part 29 : Rooftop vs UKS

13.7K 822 171
                                    

Together we can just let go. Pretend like there's no one else here that we know

- Gavin Altair -

***

Anyyeongg yorobun!!
Gimana kabarnya?  Udah belom keselnya? Ciee nungguin update ciee :) ahahah.

Udah pada follow authornya belom? Kalo belom ayo aku tunggu dulu.  I know ur can doing good, babe:)

Btw, selamat yang udah aku polbek wk.  Pan kapan kalo dah nembus 2k ya ganti jadi lebih dari kemaren wk. 

SIAPA YANG KANGEN GALIN PRILLY DKK? 
ABSEN DULU! 

I'm getting so sorry to make you all waiting too long. Sebenernya ini dah ngedraft lama tapi akunya aja yang males ngeup:) haha.

KOMEN PER PART! INI BAKALAN PANJANG KEK COKI COKI WKWK. 

MUNGKIN MENGURAS ENERGI SAMA EMOSI.  JADI BACANYA BESOK AJA. SEKARANG AKU UP TAPI JANGAN DIBACA SEKARANG. KASIHAN TETANGGA KALIAN KALO KEGANGGU KALIAN YANG LAGI KESEL TINGKAT DEWA HIYA HIYAHIYA! 

Happy reading all 🌈

***


Brak!

Ara menoleh ketika mendengar suara bantingan pintu disertai dorongan kuat juga langkah cepat seseorang yang memasuki ruang UKS tersebut.

"Kak Al?" gadis itu sedikit mengerjap kaget. Otaknya merespon cepat untuk membuat bibirnya menarik sebuah lengkung senyum secepat Ali yang datang mendekatinya.

Ali  sudah menarik nafasnya dalam.  Cowok itu terlihat cukup terengah akibat berlari dari kelasnya di lantai 3 menuju ke UKS dilantai 1. Dan sekarang dia bisa menghela nafas lega begitu mendapati Ara tengah terduduk dan dibantu minum oleh seorang cowok disana.  Sepertinya temannya.

"Ra? Lo gak papa?" tanya Ali cepat-cepat mendekat.  "Katanya pingsan?  Kenapa bisa?  Kecapean ya?  Kan gue dah sering ingetin, lo jangan kecapean. Mana yang sakit?" tanyanya beruntun seraya memegangi pipi Ara yang terlihat lebih pucat.

Ara tersenyum, jelas perasaannya menghangat mendengar serentetan pertanyaan itu.  Lalu dia hanya menggeleng kecil sebagai jawabannya. 

"Ara gak papa Kak.  Cuma tadi emang kayaknya lagi gak konsen aja, jadi pingsan. Mungkin karena belum sarapan," ucapnya seraya membenarkan duduknya. Sontak refleks hampir dibantu Ali tapi kalah cepat oleh cowok yang sekarang membantu Ara untuk bersandar pada kepala ranjang. 

Ali menoleh pada cowok itu sedikit heran, agak tak suka sepertinya.

"Lupa sarapan?" tanya Ali.  "Kok bisa sih?" cowok itu sudah seperti ibu-ibu ngomel melihat anaknya sakit karena alasan klise tidak sarapan.

Ara terkekeh tipis, bibirnya yang pucat terlihat semakin kentara. Pipinya juga sedikit mengurus sekarang. 

"Ara cuma lupa.  Tadi buru-buru karena udah telat. Lupa juga dibawain bekal sama Mama," jelasnya agar Ali tak merasa khwatir.

Destiny And You [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang