DAY - Part 20 : HAHA SURPRISEEEE!!!

14.9K 942 83
                                    

I know whutt u feel... Kalau lagi enak enaknya baca tapi digantung lama.  It's, gak enak banget.  Bener

Haha gue gak mau bikin anak orang nunggu dong. 

Tapi ya gimana ya baru di up kemaren soalnya wkwk.  Btw part kemaren gimana?  Keknya makin haruedang.  Yang satu ngeship Ali Prilly, yang satunya mau Prilly sama Gavin.  Ga ada yang ijinin gue sama Gavin atau Ali gitu?  🙋

Happy reading 🌈🍻

****

"Kak udah belom??" tanya Prilly tidak sabaran.  "Panas nih, gitu aja gak bisa." cewek itu menghentakkan kakinya sebal.

"Sabar unyill,  gue juga lagi usaha inilohh. Lo pikir gue daritadi ngapain? Nyangkul?" gerutu  Revan yang masih sibuk mengganti ban mobilnya.

"Lagian, ngapain sih pake segala lewat jalan ini? Biasanya juga lewat jalan biasa." Prilly menghentak kesal. Pasalnya ini jalan dekat dengan komplek perumahan Ali. 

"Yee guekan harus ketemu temen gue. Ambil tugas tadi oneng,  sekalian lewat sini, sekalian nyambung sekolah lo," gerutu Revan.

"Nyambung-nyambung, buntung iya. Mana pake kempes bannya.  Kalau telat gimana?!" kesal Prilly. Bibirnya sudah manyun-manyun tak karuan.  Mana dia sudah kesal setengah mati daritadi kakaknya yang sok tau ini tidak berinisiatif sama sekali untuk menelpon bengkel. 

Revan mendongak,  mengusapi jidatnya yang berkeringat. 

"Telat ya di hukum," celetuk Revan santai sambil fokus kembali. 

Prilly sontak memukul bahu Revan sebal, "Besok-besok gausah lewat sini lagi.  Sial begini nih jadinya," katanya sambil merengut sebal. 

Revan kembali mendongak, "Kenapa emang?" cowok itu mengerut.  "Bukannya deket sama rumah temen lo kan?" cowok itu tersenyum sumringah. "Nahhh!" seperti baru saja mendapat ide cemerlang, Revan buru-buru bangun mendekati adiknya itu. 

Prilly beringsut menjauh sambil memeluk dirinya sendiri seakan hampir diserang, "Apa?" sentaknya seakan baru saja mendapat firasat buruk. 

"Waktu itukan gue jemput lo dirumah temen lo noh,  daripada telat sekolah, ayo gue anter kesana aja." Revan tersenyum sumringah. "Gue titipin," ucapnya lalu tertawa.

Nahkan, benar apa katanya.  Revan pasti berniat gila.

"Ogah!" tolak Prilly terang-terangan. "Lo pikir gue gorengan, dititipin." gerutunya. 

"Kenapa eh?" Revan menggerutu,  "Gue ada jam kuliah Pril anjay.  Lo tuh tinggal gue temenin kesana sekalian gue titipin, tenang aja kalau dia gamau, biar gue bogem." kata Revan sambil memainkan alisnya.

"Gak mau," Prilly menggeleng sekali lagi.

"Kenapa lo?" Revan mengerut, "Berantem ya?" godanya menoel pipi tembam adiknya itu.  "Ahh atau jangan-jangan dia cowok lo? Iyaa?  Dihh jahat gak dikenalin gue," Revan semakin menggoda.

Prilly memutar bola matanya, "Gaklah," jawabnya dengan ogah-ogahan. Semalam dia sudah memikirkan kembali, dia kemarin sudah menolak Ali, jadi sekarang dia tidak boleh memikirkan cowok itu lagi. Anggap saja hari kemarin tidak terjadi.

Revan mencibir,  cowok itu menatap Prilly menyelidik, "Ngaku gak lo?" paksanya. 

"Ngaku apa?!" omel Prilly sewot.  Mendelik kesal pada Revan yang pasti sudah berpikir macam-macam.  Pasti kakaknya ini akan berlaku aneh-aneh.

Destiny And You [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang