DAY - Part 14 : Boy talking

16.7K 1K 25
                                    

Sumpahhh lagi seneng banget.
Keira sama Kian dah baikan huhu. Ya ampon gue seneng pake banget:))

Oh ya hari ini ada yang ultah. Kemaren seharian bantuin mereka dan akhirnya baikan lagi anjir mana kiannya romantis banget kasih surat ke keira anjay. Sumpah gue yang melting wk.

Yodah ah. Malah bacot sendiri kan sayaa:)

Happy reading 🌈

***

"Jadi, mau diapain nih anaknya??"

Kiano manyun seketika menatap ketiga sahabatnya yang tengah menatapnya mengintimidasi. Cowok itu mengacak rambutnya frustasi.

"Kalian mau ngapain gue sih? Mending sekarang gue ke Keira daripada kalian hakimin gue begini." kata Kiano pada mereka semua.

"Tidak semudah itu ferguso," Jidan menggeleng-geleng. "Lo pikir enak jadi Keira ha?" omelnya.

"Udah ditinggal dari lapangan, tau cowoknya anter mantannya pulang, abis itu disamperin cewek uler, nangis lagi. Lo pikir enak?" celetuk Nathan menambahkan.

Galin yang menatap Nathan dan Jidan yang tengah mengomel pada Kiano hanya menikmati mi instannya sambil mengangguk-angguk. Menunggu dia diberi kesempatan ikut berbicara.

"Yakan gue gak tau." kilah Kiano menatap keduanya. "Gue tuh gatau kalau Keira masih disana. Zea bilang dia dah pulang duluan," ucapnya.

"Terus lo percaya sama tuh uler?" cerca Jidan kesal sendiri. "Bego banget sih lo Yan, udah tau dia tuh masih suka sama elo. Benci sama Keira, dan Keira mana mau ngomong sama dia buat ijin pulang duluan. Dih, dia siapa?" gerutu Jidan sebal.

"Lagian ya, kalaupun Keira ngomong apa gunanya," tambah Nathan.

"Lo bego anjir, dia liat tau pas lo boncengin Zea. Sengaja banget minta lewat arah komplek Keira." Jidan benar-benar geregetan.

Pasalnya, tadi dia juga melihat ketika Kiano membonceng Zea untuk mengantar cewek itu pulang. Jelas, Keira langsung menangis saat itu. Walaupun cewek itu mencoba menahan isakannya, Jidan bisa mendengarnya.

"Udah-udah," Ali meletakkan mangkuk mi nya yang sudah habis. "Sekarang gini aja deh Yan, gue gamau gede-gedein juga. Soalnya lo sama Keira juga baru setengah tahun pacarannya, kita ga ada yang tau kondisi hubungan kalian berdua lebih dalem. Gue sama anak-anak gak berhak sebenernya ikut campur." cowok itu menatap Jidan dan Nathan yang sontak mendelik..

"Ya gabisa gitu dong Al. Dia salah, kita sahabatnya, kita harus sadarin dia dong." kata Jidan sewot.

Ali menggerutu, "Ya makanya diem dulu. Biar gue ngomong," potong Ali kesal.

Nathan menepuk bahu Jidan sekilas, menyuruhnya diam terlebih dahulu..

"Bener kata Jidan, kita sahabat lo, kita cuma gamau lo jadi brengsek aja Yan gara-gara gituin cewek. Kita sih gatau posisi lo gimana, tapi mau gimanapun juga sekarang kalau dilihat, sakit sih jadi Keira." Ali menatap Kiano yang kini menyandarkan punggungnya ke sofa sambil meraup wajahnya sendiri..

"Gini aja, lo kalau mau lanjut sama Keira senggaknya komitlah, kalau enggak putusin aja. Keira anak baik, bukan maksudnya lo gak pantes buat dia, tapi ya seenggaknya lo kan bisa jaga perasannya aja sih." kata Ali sebagai penutup.

Destiny And You [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang