DAY - Part 42 : You twins, are brother!

5.5K 322 66
                                    

Anyyong!!!
Hai-hai:) apa kabarr rakyat sekalian?  How's ur day?  Baik gak wkwk. Siapa yang penasaran sama part kemaren? Jujur gatau ini bakalan aku endingin kapan. Padahal i have been think of this ending part.  Gue dah mikir serius.  Enaknya ending kapan wk? 

Yaudah ya, jangan lupa VOTE COMMENT dan wajib FOLLOW me ya! 

(BTW MAAF UPDATE LAMA, GAVIN SIH NGAJAK JALAN MULU JADI GUE GABISA NULIS AW >_< )

I wuff u 💘

Happy reading ❤

****

I don't wanna be an enemy to my brother. But, if u ask me, no one reason to me to ignore it. 

- Galin Alterio -





Play music by  :

Inggrid Michaelson - Light Me Up 🎶

***






Malam ini Gavin dipanggil Melisa untuk pulang kerumah.  Melisa menelponnya dan memintanya pulang karena katanya Melisa sangat rindu anaknya itu.  Gavin hampir menolak, bukan karena dia tidak ingin bertemu Melisa. Jujur, alasannya hanya satu.  Dia belum mau bertemu Galin. Ada rasa mengganjal di hatinya. Entah apa alasannya.  Menurutnya, kejadian-kejadian beberapa hari ini sangat tidak wajar.

Ditambah lagi dengan kedekatan Galin dan Prilly yang semakin intens. Sontak hal tersebut sangat membuatnya uring-uringan. Namun Gavin tidak menunjukkannya dengan serius.  Cowok itu hanya memendamnya. Tidak sendiri. 

Ada Nata. Masih ingatkan gadis itu?  Dia yang menemani Gavin untuk melihat betapa hancurnya perasaannya saat melihat Prilly mengantar makanan untuk Galin di taman. rumah sakit waktu itu. Iya, Gavin melihat segalanya.  Jangan pikir dia buta.  Tuhan selalu adil dengan makhluknya.

Namun jangan salah, justru Gavin bahagia.  Munafik memang kalau dia bilang, dia senang jika melihat Prilly bahagia dengan orang lain. Tapi setidaknya dia bahagia, keputusan Prilly untuk menolaknya tidak sia-sia.

Dan lagi-lagi Nata menjadi saksi betapa hancurnya Gavin untuk kedua kalinya.  Pertama raganya, kedua hatinya.

Terlebih, baru hari itu juga dia mengetahui saudara kembarnya itu juga di rawat di rumah sakit. Dengan luka yang sangat aneh--bukan bermaksud menuduh, tapi luka yang Galin miliki sangat tidak singkron jika merupakan hasil kecelakaan.

Bukan Gavin hendak menuduh, tapi Gavin tidak bodoh.  Otaknya jenius.  Jauh diatas rata-rata.  Hampir sempurna kalau kata orang-orang.  Kesempurnaan yang Gavin sesalkan.

Jadi, kemungkinan kecil jika luka Galin berasal dari kecelakaan. Jika memang terluka, kenapa bukan bagian kepala atau kaki? Kenapa harus lengan? Terlebih setelah di selidiki olehnya, laporan kedatangan Galin berbarengan dengan dia malam itu. Hal yang disembunyikan Galin dan teman-temannya dari semua orang --termasuk Prilly.

Jadi, untuk hal itu, Gavin tidak bisa berbohong jika secuil hatinya menaruh curiga. Walaupun tidak mungkin juga sih saudaranya melakukan hal serendah itu.

Gavin sampai berpikir sejauh itu. Terlebih mengingat ucapan Nata malam itu.

"Beruntung aku sempet pukulin tangan pelakunya sampe berdarah-darah. Kalau enggak, kamu tau yang berdarah-darah! Terus mati. Kan serem!"

Destiny And You [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang