DAY - Part 51 : Melepas

1.4K 240 191
                                    

Anyyong!!!!
Hai-hai apa kabbbss? Hati masih aman?

Cuma mau bilang, aku mau ngakak doang baca komen kalian 🤣🤣 nggak ada yang enggak ngegas. Ada beberapa yang menarik sumpah. Ada yang bilang #kawalsecondleadsampenikah ehh, mon maap, aku keinget seojunku di True Beauty. Kalo yang nonton drakor pasti tau. Dan sumpah, aku jadi mikir ulang sama ini cerita haha 🤣🤣

Tunggu aja ya endingnya 🤣🤣
Buat yang ngegas ngegas. Lopyu pull sumpaah. Sayang bgt sama kalian. Tanpa kalian aku gabisa sejauh ini ish.

Satu lagi, kayaknya kemaren ada beberapa yang mau bikin grup chat? Serius ada banyak gak yang mau gabung kalo semisal bikin gc begitu? Kalo ada, aku bakalan pikirin baik-baik. Sekaligus nyari buat jadi chr atau role playernya. Aku kasih tau diending ya.

Yang ngeship Gavin-Keira ada? Aku ngefeel soalnya :")

Satu lagi, mo nanya, kalian rela ga sih kalo liat cowok yang kalian sayang lagi di posisinya Ali? Dan kalian sebagai Prilly? Pliss tell me ya:)

Happy reading 🌈

****

Saat satu-satunya hati yang kuberikan telah kau patahkan, masih pantaskah aku bertahan?

- Dania Aprillya -
Thursday, January 14th 2021st

Music by :
Lovesick Girl - Blackpink 🎶

*****


Sudah sejak 30 menit yang lalu Gavin menepikan mobilnya di tepi jalan. Cowok itu dengan setia menunggui Prilly yang tengah menangis sesenggukan disebelahnya.

Hatinya ikut sakit melihat gadis yang dicintainya menderita seperti ini. Gavin mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Prilly. Membuat gadis yang tengah menunduk tersebut mendongak.

Mata Prilly memerah. Hidung dan wajahnya berubah sedikit pucat dan tentu saja merah karena tangisnya tidak berhenti sejak kepergian keduanya dari UKS tadi.

"Pril," panggil Gavin lembut. Cowok itu meraih tangan Prilly. Menggenggamnya erat, "Sakit ya?" tanyanya lembut.

Prilly semakin terisak, gadis itu mengangguk dan menangis semakin kencang. Dia menatap Gavin dengan airmata yang tak berhenti turun.

Gavin mengusapi airmata Prilly dengan lembut, "Boleh gue peluk elo?" tanyanya ragu. "Kalau gak boleh gak papa. Gue cuma--"

Prilly menerjang tubuh Gavin begitu saja. Gadis itu memeluk Gavin begitu erat.

"Al jahat Gav, Ali jahat.." gumamnya sesak. "Apa salah gue sih? Kenapa dia berkali-kali nyakitin gue. Kemana semua omongannya selama ini? Kenapa dia gabisa nepatin omongannya?" gadis itu menumpahkan segala tangis dan kesedihannya dipelukan Gavin.

Memang ini yang dia butuhkan, sebuah pelukan. Prilly tidak mampu menahannya sendirian. Lagipula, tempatnya bersandar yang telah menyakitinya. Jadi, bagaimana Prilly bisa bertahan jika seperti ini?

Gavin tertegun mendengarnya. Gadis yang dia cintai ternyata sangat menyayangi adik brengseknya itu. Tangan Gavin mengepal kuat. Menahan sekuat tenaga emosinya.

Destiny And You [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang