DAY - Part 43 : Luka baru

5K 317 61
                                    

Just myself and me. No one can changes how i see the world.

- Dania Aprillya -

Listen music by :
Justin Bieber - Love Yourself 🎶

***

Happy reading 🌈

***


"MATI LO AL!"

Hampir saja serpihan vas yang cukup besar itu menusuk ke jantung Galin jika saja sebuah pekikan keras  dan tangisan kencang dari seorang wanita yang sudah melahirkannya tidak terdengar nyaring didepan pintu kamarnya.

"GAVIN STOP!!!" teriak Melisa kencang.  Wanita itu terperangah, terkejut bukan main melihat kedua putranya beradu hebat seperti itu. Dia sampai tidak bisa berkata apapun. Jantungnya mencelos keluar rasanya melihat putranya seperti ini. 

Kamar berantakan, darah dimana-mana. Lebam. Luka sobek dimana-mana. Dan yang terakhir, kondisi Gavin dan Galin yang sama-sama memprihatinkan.

"Gavin ga akan berhenti sekarang, Ma!" cowok itu menatap Galin yang tengah terbatuk darah. Suara nafasnya terdengar berat.  Layangan serpihan vas itu masih berada diatas kepalanya. Matanya masih menatap nyalang pada Galin. Dia kembali hampir melayangkan pecahan tersebut ke dada Galin.  Membuat Melisa memekik tak percaya. 

"GAVIN ALTAIR STOP IT!!" teriaknya keras.  "GAVIN KAMU APA-APAAN HAH?!" Melisa memekik kencang dan mendorong tubuh Gavin serta menyampar keras serpihan beling itu dari tangan putranya sampai menyampar kaca besar di ruangan Ali hingga sedikit retak.

Gavin terdorong dan langsung terduduk paksa di dekat kedua keluarganya itu. 

"KALIAN BERDUA ADA APA?  KALAU ADA MASALAH BUKAN BEGINI CARA PENYELESAIANNYA! KALIAN BICARAIN BAIK-BAIK! KALIAN ANGGAP MAMA SAMA PAPA ITU APA? OTAK KALIAN DIMANA HUH?" teriak Melisa membabi buta. Tangisnya sudah tidak bisa dicegah. Isakannya sangat jelas terdengar. 

Galin terbatuk.  Matanya sudah terpejam erat.  Menahan sakit, sesak serta erangan dari dirinya.  Tangannya meremas dadanya yang serasa sudah tidak bisa berdetak normal.  Tangan satunya meraih tangan Melisa yang tengah menunjuk Gavin dengan susah payah. 

"Ma," Galin mengerang kecil.  Cowok itu hampir kehilangan suaranya. "Maaf," gumamnya kecil.  "Al sama Gavin gak--arghh.... " Galin memekik kesakitan. Matanya terpejam erat. Berharap bisa sedikit meredakan sakitnya. 

"Al? Al?  Kamu gak papa nak? Ali?! Ali bangun sayang!!" teriak Melisa ketakutan. Wanita itu segera memangku kepala Galin keatas pahanya. "GAVIN! KAMU APA-APAAN!  KAMU APAIN ADIKMU?!! KAMU LUPA GALIN PUNYA PENYAKIT JANTUNG?!  KAMU MAU DIA MATI?" teriak Melisa kalap. 

"Biar!" Gavin balas menatap Galin sengit.  "Biarin dia mati, Ma.  Dia cuma parasit. Dia gatau diri. Kalau aja ga ada dia aku pasti--"

PLAK!

"LANCANG KAMU!" bentak Melisa yang entah kenapa bisa melayangkan tamparan pada pipi Gavin. "Mulut kamu gak pernah di didik?  Lari kemana ilmu kamu selama ini hah?  KEMANA?!" bentaknya.

Kepala Gavin tertoleh. Pipinya kebas. Cowok itu langsung memegang pipi kanannya seraya menoleh kearah Melisa lagi. "Tampar Ma!  Tampar! Tampar sampai Mama puas!" kata Gavin. "Mama juga sama aja. Kapan Mama peduli sama Gavin? Kapan Mama gak bedain Gavin sama Galin? Kita berdua anak Mama!  Kenapa Mama cuma sayang sama Galin?  Kenapa gak sama Gavin?" Gavin menahan matanya yang hampir berair. Dia juga ingin disayang Mamanya sama seperti Galin. 

Destiny And You [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang