DAY - Part 23 - Let's play date

14.4K 888 66
                                    

Kalau hari ini gelap, bukan berarti besok tidak terang.

- Galin Alterio -

***

Listen with :
Melanie Martinez - Play Date

***

Happy reading 🌈

***

Ali masih menunduk sekarang. Cowok itu berulang kali sok sibuk mengaduk iced Cappucino miliknya tanpa menatap dua orang yang kini tengah duduk didepannya.

Ali jelas tengah mengumpat dalam hati sedari tadi. Mulutnya tidak berhenti menggigiti sedotan karena gugup.

Sial.

Dia merasa seperti dijebak sekarang. Gilanya jebakan ini sangat kompleks. Hua Tuhan, Ali harus apa. Sekarang dia hanya bisa berharap bahwa dia tidak jadi menghampiri Prilly saja tadi , maka kejadian ini tidak akan terjadi.

"Ehmmm, Kak Ali?"

Ali tersentak kaget bahkan sampai terbatuk karena tersedak. Cowok itu hampir saja memuncratkan minumannya jika saja dia tidak ingat bahwa yang didepannya ini adalah orang yang dia sayang.

"Eeh maaf Kak, Ara ngagetin ya?" tanya Ara dengan raut paniknya, cewek itu buru-buru bangun sambil meraih tisu.

"Ehh gak papa kok Ra, gak papa." Ali mengusapi dadanya karena masih sedikit terbatuk.

"Gak papa gimana, kesedak gitu. Lagian Kak Ali kan gak suka kopi, kenapa pesen Cappucino sih," kata Ara sedikit sebal lalu berdiri membersihkan sisa kopi di sudut bibir Ali. Cewek itu tidak menyadari bahwa dia terlihat begitu perhatian. Walaupun keduanya dibatasi oleh meja, tapi jelas terlihat cukup mesra jika ada yang melihat.

Hal yang membuat Ali mendongak dengan begitu cepat. Raut wajahnya seperti orang kaget. Terlebih ketika tatapannya mengarah pada Prilly yang kini memutar bola matanya malas sambil mengaduk jus alpukatnya dengan raut judes luar biasa.

Sudah jelas, dalam hati Prilly berharap Ali ada didalam jusnya ini. Biar sekalian dia aduk-aduk sampai jadi bubur.

"Gak papa Ra, gak papa kok." Ali tersenyum kikuk setelah mengalihkan sedikit tatapannya dari Prilly. "Gue beneran gak papa. Duduk aja," ucapnya.

Ara tersentak kecil. Gadis itu sontak menarik tangannya dan mengulum bibirnya kedalam. Sudut matanya melirik Prilly yang sedari tadi dilihat oleh Ali.

"Ah, maaf Kak," katanya lalu kembali duduk di kursinya. Demi apa gadis itu sampai merutuk dalam hati. Suasana dimeja itu benar-benar canggung.

Ali mengangguk kikuk, "Tadi kenapa manggil?" tanyanya berusaha biasa saja. Karena Ara sama sekali tidak ada hubungannya dengan dia dan Prilly.

Ara menoleh pada Ali sebentar, lalu pada Prilly.

"Aku ganggu Kak Ali sama Kak Prilly ya?" tanyanya dengan tak enak.

Ali dan Prilly sama-sama menoleh. Jika Ali menoleh dengan kaget justru Prilly dengan santainya menggeleng sambil menyedot jusnya.

Destiny And You [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang