DAY - Part 15 : Martabak in Love (or not?)

16.4K 1K 30
                                    

Pengen banget double apdett. Tapi gatau bisa apa enggak.  Huhu.  Semoga ini nulis malem ini berhasil yhaa:)

Doain kek :))

Follow meee,  huhu aku tuh semangat kalau banyak yang follow.  Kalau cuma liat doang ga ngefollow kadang rasa mager menguasaai:(

Pokoknya keep support. 

Happy reading 🌈

****

"Buruan kek!"

Ali mendecak sebal ketika Jidan dan Nathan sangat sengaja berada dibelakangnya jauh.  Ali sangat yakin,  sekarang pasti kedua sahabatnya itu tengah bergosip ria dan menebak-nebak tentang perasannya. 

"Iya-iya, sabar napa." Jidan dan Nathan mempercepat sedikit langkahnya,  "Noh yang itu Al," tunjuk Nathan pada penjual martabak yang berada di mobil. Mirip semacam food truck namun hanya menjual martabak. 

"Oke," Ali mengangguk dan berjalan kesana sambil memasukkan tangannya kedalam saku. 

"Eh tunggu deh," tahan Jidan. "Kayak kenal gak sih sama cewek yang pake baju pink itu?" tanya Jidan menunjuk cewek yang tengah membelakangi mereka dan duduk disalah satu meja yang disediakan. 

"Iya,  rambutnya familiar banget," Nathan mengangguk. 

"Siapa dah?" tanya Ali sambil berjalan mendekat, cowok itu bukan mendekati cewek tadi justru memilih memesan martabaknya. "Martabak daging spesial satu ya, Pak." kata Ali pada si penjual. 

Sedangkan dibelakang, Nathan dan Jidan justru memilih tempat duduk dekat dengan orang tadi.

"Siapa Nath?" tanya Jidan ketika duduk. 

"Gatau ga keliatan," kata Nathan menggeleng kecil.  Namun sepertinya ketika mendengar suara Ali yang tengah memesan martabak cewek itu menoleh.  Dan jelas menatap kearah Ali sekarang..

Ali sendiri sudah ingin mendekati meja Jidan dan Nathan jika dia tidak melihat seseorang yang dikenalnya disana.

"Loh Ara? Lo disini?" Ali mendekat ketika melihat gadis cantik dengan lesung pipi manis itu yang juga sedikit terkejut melihatnya. 

"Kak Ali," sapanya manis.  "Apa kabar?" tanya gadis itu juga tersenyum seketika. 

"Baik," Ali langsung menghampirinya. "Ya ampun,  lama banget ga ketemu. Apa kabar?  Tambah cantik ajasih," Ali mengusap kepala Aralin lembut. 

Ara tersenyum kecil diperlakukan seperti itu, "Baik Kak," ucapnya dengan senyum manis. "Kakak sendirian?" tanyanya.

Ali menggeleng,  kepalanya menoleh mencari sosok Jidan dan Nathan. 

"Enggak Ra, tuh,  sama mereka berdua." tunjuknya pada Nathan dan Jidan yang sontak langsung tersenyum ketika Ara menoleh dan mengangguk sopan pada mereka.  "Oh Kak Jidan sama Kak Nathan?  Kok gak disuruh gabung aja?  Sini kak," panggil Ara pada keduanya.

Nathan dan Jidan sontak saling dorong untuk segera kesana. 

"Anjir gue duluan!" Jidan mendorong Nathan menjauh.  Dan buru-buru duduk didepan Ara.  "Hai Raa," sapa Jidan sok manis. Jelas dengan tampang buayanya.

Destiny And You [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang