Selama perjalanan, Naomi yang sudah menjemput Sinka hanya diam. Sinka memainkan smartphonenya sementara Naomi focus menyetir mobil. Akhirnya mereka sampai dirumah mereka yang luas tapi sangat sunyi.
Naomi turun disusul Sinka yang masih memainkan smartphonenya. Tidak lupa juga dia mengunci mobilnya. Sinka menaruh smartphonenya ke saku lalu melepas sepatu dan masuk duluan. Naomi menyusul karena menaruh sepatunya dan Adiknya ke rak.
Sesampainya didalam, dia melihat Sinka yang masih memakai seragam sekolahnya menonton TV. Naomi menaruh tasnya ke kamar lalu mengganti seragamnya dengan baju santai. Saat dilihatnya Sinka masih tenang menonton TV tanpa mengganti baju dia menggelengkan kepalanya.
"Dut, ganti baju. Nontonnya nanti aja." Ujar Naomi.
"Ih lagi seru Ci." Sahut Sinka manja.
"Ganti dulu baru nonton TV. Itu nanti seragamnya kotor." Tukas Naomi tegas.
"Iya Ci."
"Kamu mau makan apa? Cici mau masak nih."
"Apa aja deh Ci. Dudut oke aja."
Dia mengangguk lalu membuka kulkas. Tidak ada makanan yang bisa dia masak. Hanya ada oatmeal yang mereka makan saat sarapan. Dan dia baru ingat kalau mereka belum belanja. Akhirnya Naomi mengambil beras untuk membuat nasi. Dia akan membuat nasi goreng nanti.
Sambil menunggu berasnya masak, Naomi menuju halaman belakang. Halaman belakang memang dikhususkan untuk bersantai. Naomi memejamkan matanya sambil mendongakkan kepalanya ke langit. Ingatannya melayang ke kehidupannya.
Ya sejak mereka kecil, Naomi dan Sinka hidup dan diasuh tanpa kasih sayang orang tuanya. Mungkin bisa dihitung dengan jari berapa kali mereka pulang ke rumah. Dan Sinka mungkin sudah tidak ingat lagi wajah orang tuanya.
Juga sejak kecil mereka diasuh oleh pembantu mereka di Bandung. Sayangnya pembantu mereka berhenti kerja saat mereka akan pindah ke Jakarta. Kini mereka hanya hidup berdua tanpa ada keluarga lainnya. Keluarga mereka sebagian besar berada dikota lain.
Bahkan sejak kecil, Sinka lebih suka diasuh oleh Naomi dibanding orang tuanya. Pekerjaan mereka benar-benar membuat mereka tidak mempunyai waktu bahkan hanya untuk mengantar jemput anaknya ke sekolah. Mungkin bisa dibilang orang tuanya tipikal orang yang gila kerja.
"Cici, Dudut laper." Teriak Sinka keras.
Lamunannya buyar dan Naomi membuka matanya. Dia langsung masuk ke dalam dengan terburu-buru. Agak lama dia melamun sampai nasinya sudah matang. Dengan segera Naomi langsung membuat nasi goreng.
Tak lama Naomi selesai dengan masakannya dan membawanya ke meja makan. Diambilnya piring dan sendok lalu menatanya dimeja makan.
"Dut, ayo makan. Udah mateng nih." Teriak Naomi.
"Iya Ci." Balas Sinka.
Sesampainya didapur, Sinka langsung duduk dihadapan Kakaknya. Naomi menyendok nasi goreng dan memberikannya pada Adiknya. Karena sangat lapar, Sinka langsung melahapnya. Naomi tersenyum dan ikut makan.
Naomi yang sudah selesai makan menatap Sinka yang masih menyantap nasi goreng buatannya. Sinka yang merasa diperhatikan langsung balas menatap Kakaknya. Tatapan Kakaknya sangat sulit diterka dan baru kali ini Sinka mendapati Naomi menatapnya seperti itu.
"Cici. Cici gak apa-apa kan?" Tanya Sinka khawatir.
"Gak apa-apa kok." Sahut Naomi tenang.
"Ada masalah ya Ci?"
Naomi menggeleng lalu meminum air putihnya. Sinka menyelesaikan makannya lalu mendorong piringnya menjauh. Naomi bangkit dan mengambil piring kotor dan langsung mencucinya. Sinka membantu mengelap piring dan gelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Still Here (END)
De TodoKarena urusan pekerjaan Ayahnya, Naomi dan Adiknya terpaksa pindah rumah dan sekolah. tapi disekolah barunya Naomi harus mengalami kejadian tak mengenakkannya. saat itulah seorang yang misterius dan terkesan menyendiri datang dan seakan melindunginy...