Part 17

797 51 0
                                    

"Mbak." Frieska langsung menghampiri Melody dengan panik.

Melody yang sudah sangat lemas, hanya menatap Frieska yang memangkunya. Frieska menaruh tangannya ke kening Melody. Dan dia terlonjak sendiri saat dia menyadari suhu tubuh Melody lebih tinggi dari pagi tadi.

Tubuh kecil Kakaknya bergetar hebat dan keringat tampak membasahi rambutnya. Melihat kondisi Kakaknya sudah parah, Frieska merapatkan selimut tebal yang dipakai Kakaknya dan bersiap untuk menggendongnya kembali ke ranjang.

Tepat saat itu, dipintu kamarnya terlihat Citra yang datang dan langsung menghampiri kedua Adiknya. Dan rasa kagetnya bertambah saat melihat Melody menggigil dengan wajah pucat. Ditatapnya Frieska dengan pandangan menuntut.

"Dek, apa yang terjadi?" Tanya Citra.

"Gak tahu Mbak. Waktu aku dateng Mbak Imel udah dilantai. Menggigil." Sahut Frieska panik.

"Ya udah. Kita pindahin Melody sama-sama ke ranjang." Ujar Citra.

"Iya Mbak."

"1, 2, 3."

Mereka memindahkan Melody ke ranjang setelah mendengar aba-aba dari Citra. Melody hanya bisa diam saat melihat Kakak sulungnya datang. Kini ada 2 orang yang sangat dia cintai berdiri dihadapannya. Menatapnya dengan cemas.

Air mata Melody menetes. Dia merasa bersalah sudah membuat Kakak dan Adiknya cemas seperti sekarang. Citra yang melihat air mata Melody langsung mengelusnya. Frieska menggenggam tangan Melody yang terasa hangat.

"Dek, apa yang sakit? Bilang sama Mbak." Ujar Citra khawatir.

"Aku ambilin kompres dulu Mbak." Frieska langsung keluar dengan langkah cepat.

"Mbak." Panggil Melody.

"Apa? Ada yang sakit?"

"Mbak kenapa kesini?"

"Papa sama Mama nyuruh aku kesini. Firasat mereka gak enak. Aku juga cemas. Kamu ditelfon gak diangkat-angkat. Ya udah aku langsung kesini."

"Butik Mbak?"

"Ada yang ngurus. Udah kamu gak usah mikir butik. Pikirin kesehatan kamu."

Tanpa waktu lama, Frieska datang membawa ember kecil dan kain. Kursi roda yang didorong Melody berbenturan dengan lemari baju yang tersambung dengan nakas sampai botol obat jatuh ke tanah. Frieska langsung membereskan obatnya sementara Citra mengompres Melody.

Akhirnya Melody tertidur setelah Citra mengompresnya sambil mengelus keningnya. Frieska mendekat dan duduk disisi ranjang. Suhu tubuh Melody masih tinggi. Dia merasa bersalah karena membiarkan Melody sendirian.

Setelah memastikan Melody sudah tertidur, Citra menarik tangan Frieska keluar menuju ruang tengah. Mereka langsung duduk disofa yang berhadapan. Citra menatap Frieska dengan tatapan tajam sementara Frieska hanya menunduk karena merasa bersalah.

"Dek." Panggil Citra.

"Iya Mbak?" Sahut Frieska.

"Sejak kapan Melody sakit kayak tadi?" Tanya Citra serius.

"Sebenarnya pas aku berangkat sekolah Mbak Imel udah keliatan sakit."

"Kenapa kamu gak temenin dia?"

"Aku juga pengen Mbak. Tapi Mbak Imel nyuruh aku cepet berangkat biar gak telat."

"Jadi sejak pagi dia udah keliatan gak sehat?"

"Iya Mbak. Waktu aku cium tangannya, aku sadar tangannya lebih hangat dari biasanya."

"Begitu ya."

I'm Still Here (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang