Part 3

870 60 0
                                    

Malam hari tiba. Suasana restoran sedang sepi. Disudut meja restoran terlihat Gracia sedang ditemani Vernando mengerjakan PR. Sebelum mengerjakan PR, Vernando sudah memasakkan makan malam untuk Adiknya.

Dan Gracia sangat senang saat menyantap masakan Kakaknya. Baginya masakan Vernando lebih enak dari masakan restoran lain. Vernando yang melihat betapa lahapnya Gracia menyantap masakannya hanya tersenyum. Dia sadar baru kali ini dia menghabiskan waktu dengan Adiknya.

Bisa ditebak dari raut wajahnya kalau Gracia sangat senang. Akhirnya Gracia menyerahkan bukunya pada Vernando. Vernando melihat pekerjaan rumah Adiknya dengan teliti sementara Gracia meminum sodanya. Vernando tersenyum lalu menaruh bukunya.

"Benar semua." Ujar Vernando.

"Yes." Sorak Gracia.

"Ayo kita pulang. Udah waktunya tutup restoran. Besok masih sekolah kan." Ajak Vernando.

"Iya Kak."

Sambil tersenyum, Vernando mengacak rambut panjang Adiknya penuh sayang. Gracia merasa senang dan langsung membantu Kakaknya menutup restoran. Karyawannya sudah pulang semua dan hanya meninggalkan mereka berdua.

Setelah memastikan semuanya sudah rapi, Vernando langsung menutup pintu dapur dan menuju pintu depan. Dia mengunci pintu restoran rapat-rapat dan menuju mobilnya. Gracia sudah duduk tenang dimobil sambil memainkan smartphonenya.

Tanpa menunggu lama, Vernando yang sudah duduk dikursi kemudi menyalakan mesin mobil dan melajukannya menjauh dari restoran miliknya. Selama perjalanan, mereka hanya diam. Suasana jalanan juga terlihat ramai walaupun sudah malam.

Karena tidak ada suara Adiknya sama sekali, Vernando menatap ke sampingnya saat lampu sedang merah. Dilihatnya Gracia sudah terlelap. Vernando menggelengkan kepalanya lalu melepas jaket tebalnya. Diselimutinya tubuh Adiknya agar tidak kedinginan.

"Kamu pasti kecapekan Dek." Gumam Vernando lirih.

Inilah yang membuat Vernando ingin Adiknya tetap dirumah. Dia tidak tega melihat Adiknya kelelahan. Tapi dia juga tak sampai hati membiarkan Adiknya sendirian. Juga dimana saat Gracia sampai merengek ingin bersamanya. Vernando menghela nafasnya.

Selama lampu merah, pikiran Vernando melayang ke bisnisnya. Bisnis restoran yang dijalaninya adalah salah satu perusahaan milik Ayahnya dulu. Dan karena dia sudah meninggal, Vernando yang sekarang mengurusnya. Apalagi dia adalah anak sulung yang pasti akan menjadi tumpuan Adiknya.

Tapi sesekali Gracia ikut membantu melayani tamu. Sedangkan Vernando mengawasi sambil ikut memasak menu pesanan. Bisa dibilang dengan tangan dinginnya, restorannya sangat sukses. Bahkan lebih sukses dari pada saat dikelola oleh Ayahnya.

Vernando mendapat ilmu bisnis dari Ayah dan Ibunya saat dirinya masuk SMP. Sedangkan Gracia lebih suka mengutak-atik kamera dan sering hunting foto dimana saja. Walaupun masih kecil, tapi dirinya dan orang tuanya mengakui kemampuan fotografi Gracia.

Lampu hijau menyala dan Vernando kembali menjalankan mobilnya. Sekarang hanya dirinya yang mengasuh Gracia. Dan dia bertekad akan menjaga dan melindungi Adiknya. Sesuai amanat dari orang tuanya. Dia pernah gagal 1 kali. Dan dia tidak ingin itu terulang lagi.

Akhirnya mereka sampai dirumah. Vernando membuka pagar dengan remote yang ada dimobilnya dan memasukkan mobilnya ke garasi. Dia membuka lock mobilnya dan membuka pintu kemudi. Karena tak tega membangunkan Gracia, Vernando langsung menggendongnya.

Setelah mengunci mobilnya, Vernando menggendong Adiknya ke dalam. Dia menuju kamar Gracia dan membaringkannya ke ranjang. Diselimuti tubuh Gracia hingga sebatas leher. Vernando mencium kening Adiknya lalu mematikan lampu dan menutup pintunya perlahan.

I'm Still Here (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang