Hari itu siang yang tak terlalu terik. Sebuah mobil sedan terlihat melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan yang tak terlalu ramai. Seisi mobil dipenuhi dengan alunan lagu-lagu pop masa kini yang terdengar dari radio.
Naomi, yang sedang menyetir tampak focus mengemudi. Sinka seperti bisa duduk dikursi penumpang disebelahnya. Sejak tadi dia tampak serius memainkan smartphonenya. Setelah pulang sekolah, mereka langsung menuju supermarket untuk belanja.
Pagi tadi saat mereka berdua bersekolah, orang tua mereka sudah mengirim uang ke rekening pribadi Naomi. Jadi mereka langsung belanja. Dan jumlah yang dikirim pun berlebihan. Akhirnya mereka sampai disebuah supermarket. Naomi memarkir mobilnya ke tempat parkir yang kosong.
"Dut, ayo turun. Mau Cici tinggal?" Ujar Naomi.
"Iya Ci sebentar." Sinka langsung keluar.
Mereka langsung masuk ke supermarket. Naomi mengambil troli ditemani Sinka yang berada disebelahnya. Mereka menelusuri setiap counter sambil mengambil apa-apa saja yang dibutuhkan. Sinka sesekali menatap bungkusan cemilan dengan pandangan memelas.
Naomi yang melihat tatapan Adiknya hanya menggelengkan kepalanya. Dia tahu kalau Sinka ingin membeli cemilan tapi takut meminta padanya. Karena dia sering menegur Sinka saat lebih banyak ngemil dari pada makan.
"Ambil kalau mau." Ujar Naomi mengagetkan Sinka.
"Ih Cici mah. Kalo Dudut jantungan gimana?" Protes Sinka.
"Udah ambil kalau mau." Naomi mengabaikan protes Adiknya.
"Serius Ci?"
Melihat Naomi mengangguk, dengan senang hati Sinka mengambil cemilan dan langsung menaruhnya ditroli. Naomi hanya menggelengkan kepalanya sambil mengecek apalagi yang harus mereka beli. Sinka mendorong troli mengikuti Kakaknya.
Tapi Sinka ingat susu dirumah habis dan ingin membelinya. Naomi memberi ijin dan dirinya mencari sayuran. Saat sedang memilih-milih sayuran, Naomi yang ingin mengambil sayuran melihat tangan lain yang juga akan mengambil sayuran yang sama. Naomi yang heran langsung menatap ke orang disebelahnya dan terkejut.
Vernando tampak berdiri disebelahnya dengan style kasual yang sangat menawan dimata Naomi. Vernando tampak memakai baju biru lengan pendek, celana jeans berwarna senada dan sepatu kets putih yang keren. Dia juga tampak memakai kacamata berbingkai hitam berbentuk kotak.
Tapi walaupun memakai kacamata, mata Vernando masih menawan. Wajah dinginnya menambah kesan menawan. Agak lama mereka saling berpandangan sampai Vernando berdehem membuyarkan lamunan Naomi. Dengan tangannya, Vernando menyodorkan sebuah sayuran yang tadi ingin diambilnya.
"Ambillah." Ujar Vernando.
Suaranya renyah dan lembut. Batin Naomi.
"Hei. Kenapa bengong?" Tegur Vernando.
"Eh maaf. Tapi kamu juga butuh kan?" Tanya Naomi.
"Masih banyak sayuran yang lain. Aku bisa ambil yang lain." Sahut Vernando.
"Gak ngerepotin?"
"Gak."
"Terima ka..."
Belum selesai bicara, Vernando sudah pergi ke salah satu konter berisi daging. Cara berjalannya juga gagah. Batin Naomi kagum. Biasanya dia marah saat ada orang yang langsung pergi sebelum dirinya selesai bicara. Tapi dengan Vernando, Naomi seperti tak mudah mengeluarkan amarahnya.
Sinka yang sudah megambil susu menghampiri kakaknya yang mematung. Sinka langsung memanggil Naomi. Tapi karena tak ada jawaban, Sinka jadi kesal. Ditepuknya bahu Kakaknya dengan keras. Naomi langsung emnoleh dan mendapati Adiknya yang memasang wajah kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Still Here (END)
RandomKarena urusan pekerjaan Ayahnya, Naomi dan Adiknya terpaksa pindah rumah dan sekolah. tapi disekolah barunya Naomi harus mengalami kejadian tak mengenakkannya. saat itulah seorang yang misterius dan terkesan menyendiri datang dan seakan melindunginy...