Suasana lapangan penuh dengan murid yang sedang memainkan bola basketnya. Ada yang bermain man to man, latihan menembak dan ada yang sedang pemanasan. Naomi melatih shoot dari posisi tengah. Frieska sesekali mengajarinya sedikit.
Frieska memang mendapat posisi sebagai shooter. Selain Desy. Tapi dia tak seperti Desy yang mampu melakukan tembakan 3 point. Frieska hanya mampu melakukan tembakan 2 point. Wajah Frieska dan Naomi masih memar. Dan perban dihidung Frieska belum dilepas.
Disudut lain terlihat Tata yang sedang berlatih passing. Sesekali dia menatap sinis pada Frieska dan Naomi. Tak lama kemudian, Vernando disertai Keenan datang dan menghentikan permainan singkat mereka dan langsung berkumpul. Setelah berkumpul, Vernando mulai bicara.
"Baiklah. Semua udah kumpul. Hari ini Coach Deny gak hadir. Jadi kami yang mewakili." Buka Vernando.
"Jadi beberapa minggu lagi akan ada turnamen basket antar sekolah. Dan akan dipilih beberapa pemain inti untuk pertandingan itu." Lanjut Keenan yang membuat mereka bersemangat.
"Dan untuk pemilihan itu akan diadakan seleksi dengan game yang akan kita mulai sekarang." Sambung Vernando.
"Baiklah. Biar kita bagi timnya dan biar aku yang jadi wasitnya."
"Siap."
Keenan mulai membagi timnya. Kali ini Naomi 1 tim dengan Desy dan Tata. Sementara Frieska 1 tim dengan Chikarina. Perban dikaki Naomi sudah dilepas tapi masih terasa nyeri sedikit. Tapi dia tahan agar dirinya bisa tetap bermain.
Permainan dimulai dan bola diambil oleh Desy. Desy langsung membawanya ke area lawan dan mencari celah untuk mempassing bolanya. Melihat Shafa kosong, Desy langsung mengopernya dan diterima oleh Shafa. Shafa berusaha menerobos pertahanan dari tim Frieska tapi gagal.
Frieska menempelinya dengan ketat. Akhirnya Shafa mempassing bolanya pada Tata yang kosong. Tata mulai membawa bolanya dan langsung menshootnya padahal Desy sudah memberi intruksi untuk mempassingnya pada Naomi yang sudah siap didekat ring.
Dan seperti yang diduga. Tembakan Tata hanya membentur papan ring. Naomi yang dihalangi oleh Chikarina segera menyambut bola. Sayangnya Chikarina kalah dan Naomi langsung mendorong bolanya hingga masuk ke ring.
Angka bertambah dan bola langsung dikuasai oleh tim Frieska. Tim Naomi kembali ke areanya dan melakukan defense. Manda berusaha menghalangi Frieska yang menjadi play maker. Dan Frieska dengan mudah melewati Manda dan langsung menshoot bolanya dan masuk.
Naomi hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum saat Frieska memberinya isyarat dengan tangannya untuk menantangnya. Dan dengan senang hati Naomi menerimanya. Naomi meminta bola pada Desy dan kini Naomi yang akan menjadi play maker.
Pertandingan kembali dimulai. Kali ini sepasang sahabat itu bertarung dan Naomi langsung focus. Frieska melihat sorot mata Naomi berubah dan itu bukan Naomi yang sesungguhnya. Itu adalah pandangan mata pemain basket professional.
Dan tiba-tiba dengan gerakan cepat, Naomi langsung melewati Frieska dan melewati pemain yang lain. Frieska yang kaget langsung mengejar dan melakukan hands up saat Naomi bersiap untuk shoot. Tapi sekali lagi Frieska terkecoh. Naomi langsung melakukan lay up dan masuk.
Melihat kecepatan dan kelincahan Naomi, Frieska hanya terpaku. Kini dia sadar. Naomi seperti pemain professional. Kecepatannya, tatapan matanya dan kelincahanya sempurna. Dia pantas jadi kapten basket putri berikutnya. Bahkan pemain basket nasional. Batin Frieska.
Naomi langsung menatap Frieska dan tersenyum. Lalu kembali defense. Pertandingan terus berlanjut. Dan hasil akhir latih tanding ternyata seri. Tata kesal karena ingin timnya menang. Dan dia menyalahkan Naomi sebagai penyebab hasil akhir menjadi seri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Still Here (END)
De TodoKarena urusan pekerjaan Ayahnya, Naomi dan Adiknya terpaksa pindah rumah dan sekolah. tapi disekolah barunya Naomi harus mengalami kejadian tak mengenakkannya. saat itulah seorang yang misterius dan terkesan menyendiri datang dan seakan melindunginy...