Part 45

494 48 4
                                    

Pagi mulai datang dan sinar matahari menembus jendela yang tidak tertutup gorden. Naomi yang merasa silau karena posisinya miring dan langsung berhadapan dengan jendela terbangun sambil mengucek matanya pelan.

Saat dirinya ingin membalikkan tubuhnya, Naomi merasakan tubuhnya sangat berat. Bahkan dia melihat sepasang tangan melingkar dipinggangnya. Naomi mengerutkan keningnya. Siapa ini yang ada disampingku? Bukannya Sinka tidur disofa sama Gracia? Tanya Naomi dalam hati. Karena penasaran, Naomi menoleh ke belakang dan terpaku.

Dengan mata kepalanya sendiri dia melihat Vernando yang tertidur lelap dibelakangnya sambil memeluk pinggangnya erat. Naomi menatap wajah Vernando yang tertidur dalam diam. Kenapa? Kenapa dia memelukku saat tidur? Batin Naomi.

Naomi masih terpaku menatap Vernando. Jika dilihat sedekat ini, Vernando terlihat sangat tampan. Bahkan saat tidur sekalipun. Dengan perlahan, Naomi mengubah posisinya jadi menghadap Vernando sambil tetap berjaga agar infuse nya tidak lepas.

Setelah berhasil menghadapkan tubuhnya menghadap Vernando, Naomi menatap wajahnya dalam diam. Dielusnya pipi Vernando dengan hati-hati takut mengusik tidur pria itu. Ver, aku tahu kamu gak sedingin yang orang kira. Tapi aku mohon sadarlah bahwa ada seseorang yang mencintaimu dengan tulus. Yaitu aku. Batin Naomi.

Merasa terusik dengan sentuhan yang dia rasakan, Vernando membuka matanya dan menangkap wajah Naomi yang kini berhadapan dengannya. Naomi terkejut dan berusaha bangun tapi Vernando menahan tubuhnya. Naomi pun menurut dan terus menatap Vernando.

"Maaf Ver. Aku menganggu kamu." Lirih Naomi.

"Diamlah dan tenang. Aku gak marah." Sahut Vernando datar.

"Ver." Belum sempat Naomi seleseai bicara, Vernando memotongnya.

"Sudah ku bilang diam. Dan biarkan seperti ini."

"Tapi Sinka dan Gracia."

"Mereka masih tidur. Jadi diam dan tenanglah."

"Apa yang akan kamu lakukan?"

Vernando tak menjawab tapi mendekatkan wajahnya ke wajah Naomi. Naomi hanya diam sambil berusaha menetralkan jantungnya yang berdebar-debar. Vernando mencium bibir Naomi dengan lembut dan Naomi melebarkan matanya tak menyangka Vernando akan menciumnya.

Apa aku mimpi? Ini seperti lanjutan mimpiku. Batin Naomi. Tapi rasa sakit yang dia rasakan dari tusukan jarum infuse yang tertancap ditangannya membuatnya sadar bahwa ini bukanlah mimpi. Akhirnya Naomi membalas ciuman dari Vernando sambil memejamkan matanya.

Mereka pun berciuman dengan lembut. Naomi mengacak kasar rambut pendek Vernando sementara Vernando mengeratkan pelukannya ke pinggang Naomi. Untuk sesaat mereka melepaskan ciumannya untuk mengambil nafas lalu kembali berciuman dengan lebih panas.

Tak sampai 5 menit mereka melepas ciuman mereka dan saling menatap. Tatapan Vernando yang dingin dan datar mampu menawan hati Naomi. Sementara Vernando juga terpaku melihat mata Naomi yang baru disadarinya ternyata sangat indah.

"Jujurlah pada dirimu sendiri Ver. Aku tahu kalau Naomi juga mencintai kamu. Tapi dia takut. Takut akan perasaannya sendiri."

Terngiang lagi ucapan dari Frieska. Mungkin memang Naomi memendam perasaan padanya karena dia takut akan perasaannya sendiri. Atau mungkin dia takut akan tatapan matanya yang sangat datar dan dingin. Entahlah. Vernando tak tahu.

Tapi yang jelas Vernando menyadari satu hal. Mungkin dia juga mempunyai perasaan yang sama seperti yang dirasakan oleh Naomi padanya. Naomi menatap Vernando dengan tatapan yang sulit diartikan. Naomi mengelus rambut pendek Vernando dengan pelan.

I'm Still Here (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang