Beberapa bulan kemudian, kaki Naomi sudah sembuh total dan kini dia menghadiri pesta dalam rangka sepuluh tahun restoran Vernando berdiri. Naomi tidak datang sendirian. Melainkan bersama Sinka yang tampak menawan memakai dress berwarna biru muda.
Sebenarnya pesta pendirian restoran Vernando dilaksanakan sebulan yang lalu. Tapi karena kesibukan dan ada rencana mendadak, Vernando langsung menunda pestanya, mengatur ulang jadwal dan baru menggelarnya sekarang.
Tampak restoran Vernando ramai oleh para pengunjung dan tamu undangan. Naomi langsung menggandeng Sinka menuju bagian penerima tamu. Hampir semua tamu yang datang adalah orang-orang yang mungkin bisa dibilang high class.
Bisa dilihat dari busana mereka yang tampak modis dan rancangan desainer terkenal. Sesampainya dibagian penerima tamu, Naomi langsung menyerahkan surat undangannya. Setelah penerima tamu memeriksa tas yang dibawa oleh Naomi, mereka dipersilakan masuk.
Saat mereka ingin masuk, Naomi melihat Desy dan Okta yang tampak sedang mengobrol dengan Gracia. Naomi dan Sinka pun langsung menghampiri mereka bertiga. Desy yang melihat mereka langsung melambaikan tangannya.
"Hai kalian. Inyong kira kalian gak bakal dateng." Sapa Desy.
"Masa diundang gak dateng Des. Udah lama sampenya?" Tanya Naomi.
"Belum lama kok." Sahut Desy.
"Ayo Kak Naomi, Ci Desy, Okta, Sinka. Ayo masuk. Kak Ver udah nunggu didalam."
"Eh ayo-ayo. Saatnya makan enak."
Mendengar celetukan Sinka dan Desy, Naomi hanya menggelengkan kepalanya. Dari segi sifat mereka mirip. Naomi mengikuti langkah mereka diikuti Gracia yang menggandeng Okta. Tampak bahwa mereka berdua seperti saling mencintai.
Sesampainya didalam, mereka disuguhkan dengan hidangan yang lezat dan tak lupa juga dessert yang tertata rapi dimeja. Tanpa pikir panjang, Sinka dan Desy langsung mengambil piring dan memakan makanan yang terhidang disana sementara Okta dan Gracia menuju bagian dalam pesta.
"Hai Naomi." Sapa seseorang dibelakangnya.
Naomi menoleh dan tersenyum. "Oh hai Keenan. Udah lama?"
"Dari tadi. Tapi aku sibuk bantu Vernando didalam. Biasa lah ngatur staff Vernando yang mulai agak ribet ngurusin pesta."
Naomi mengangguk dan melihat penampilan Keenan yang tampak lebih menawan. Rambut tersisir rapi, kemeja putih lengan panjang, celana bahan berwarna hitam, jas hitam yang pas hingga memperlihatkan tubuh kekarnya dan dasi kupu-kupu berwarna hitam.
Tak lama kemudian datanglah Shania dan Lidya dan Naomi langsung melambaikan tangannya. Lidya menyentuh tangan Shania dan menunjuk keberadaan Naomi. Mereka berdua pun langsung menghampiri Naomi dan Keenan.
"Hai. Maaf telat." Sapa Lidya.
"Gak apa-apa. Acaranya belum mulai kok." Sahut Keenan santai.
"Yang punya pesta mana? Kok belum kelihatan?" Tanya Shania.
"Lagi ngurus staff. Ayo kita keliling dulu sambil nunggu pesta dimulai."
"Wah boleh tuh."
Mereka pun berkeliling sambil mengobrol akrab. Naomi juga terlihat menikmati obrolan mereka walaupun dia masih merasa kurang. Apa yang membuatnya kurang? Frieska. Tidak ada Frieska disana. Bahkan dia sudah mencari ke segala sudut. Tidak ada sosok Frieska dan Melody.
Baginya mustahil kalau Vernando tidak mengundang Frieska dan Melody datang ke pesta pendirian restorannya. Karena kalau dilihat dari keakraban mereka berdua baik disekolah ataupun diluar sekolah itu sudah membuat kesimpulan kalau Frieska memang sangat akrab dengan Vernando.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Still Here (END)
RandomKarena urusan pekerjaan Ayahnya, Naomi dan Adiknya terpaksa pindah rumah dan sekolah. tapi disekolah barunya Naomi harus mengalami kejadian tak mengenakkannya. saat itulah seorang yang misterius dan terkesan menyendiri datang dan seakan melindunginy...