Pagi datang seperti biasa. Tapi lain dengan kemarin. Pagi ini hujan turun dengan deras. Seorang laki-laki tampan tampak sedang membaca novelnya diruang keluarga. Kacamata bacanya membuat wajahnya semakin terlihat memesona.
Tak lama kemudian, terlihat remaja perempuan turun dari lantai 2 dan mengenakan celana pendek dan kaus ungu. Vernando menatap Gracia yang baru turun lalu kembali serius membaca novelnya. Gracia duduk disebelahnya lalu menyalakan TV.
Sayangnya tak ada acara kesukaan Gracia yang tayang. Dan dia mengganti channel berharap ada acara yang bagus. Akhirnya Gracia mematikan TV nya dan memainkan Smartphone. Vernando menatap Adiknya lalu menutup novelnya.
"Kamu kenapa?" Tanya Vernando.
"Aku bête. Kenapa pagi-pagi udah hujan?" Keluh Gracia.
"Ya mau gimana lagi? Cuaca lagi gak menentu sekarang." Kata Vernando.
"Aku kangen sama Kak Vino."
"Kakak juga."
"Kak, aku boleh nanya?"
"Nanya apa?"
"Tapi jangan marah."
"Iya. Kamu mau nanya apa?"
"Salah gak kalau tertarik sama seseorang yang baru dikenal?"
Pertanyaan Gracia menghentikan laju tangan Vernando yang ingin mengambil gelasnya. Baru kali ini Gracia menanyakan hal itu padanya. Vernando menatap Adik kesayangannya sebentar lalu mengambil gelas yang ada dimeja. Diminumnya minuman itu dengan cepat.
Gracia masih menunggu jawaban Kakaknya. Vernando menaruh gelasnya lalu menatap Gracia lekat-lekat. Laki-laki tampan itu berusaha mencari kebohongan dan memastikan Adiknya tidak sedang bercanda. Ternyata benar kamu gak bohong. Batin Vernando.
"Gak masalah." Jawab Vernando.
"Jadi itu gak salah Kak?" Tanya Gracia tertarik.
"Sama sekali gak. Yang jadi masalah adalah kalau kamu tertarik Cuma karena dia mirip seseorang yang sangat kita sayangi." Tambah Vernando lugas.
"Maksud Kakak?"
"Kamu tertarik sama Okta kan? Adik Desy yang itu?"
"Itu."
"Gre, Kakak gak masalah kamu suka sama dia atau mungkin kamu punya perasaan lain. Tapi Kakak gak mau kamu suka sama dia hanya karena dia mirip sama Vino. Dia memang mirip sama Vino. Tapi dia bukan Vino."
"Vino udah meninggal Dek. Kamu Cuma perlu ikhlasin dia. Bukan menjadikan orang yang kamu suka seperti dia. Karena dia pasti gak akan suka. Okta pasti Cuma menganggap kamu jadiin dia pelampiasan Kakak kedua kamu."
"Aku gak akan jadiin dia pelampiasan aku Kak."
Melihat kesungguhan dimata Gracia, Vernando mengelus pundcak kepala Gracia penuh sayang sambil tersenyum. Diciumnya kening Adiknya lalu dipeluknya. Gracia langsung bersandar dipelukan Kakaknya dan memeluk pinggangnya.
"Ya udah. Tapi kamu sama dia baru kenal kan? Jadi jangan buru-buru." Ujar Vernando.
"Iya Kak." Sahut Gracia.
"Ya udah kamu sarapan dulu. Kakak udah masak." Suruh Vernando.
"Kakak gak sarapan?"
"Udah tadi."
Gracia mengangguk lalu menuju dapur. Vernando menatap Gracia. Kamu udah besar Dek. Kamu udah dewasa. Mungkin Papa, Mama sama kamu Vin sudah bangga melihat Gracia sekarang. Batin Vernando. Mengingat Vino, membuat air matanya mengalir.
![](https://img.wattpad.com/cover/79869214-288-k76856.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Still Here (END)
DiversosKarena urusan pekerjaan Ayahnya, Naomi dan Adiknya terpaksa pindah rumah dan sekolah. tapi disekolah barunya Naomi harus mengalami kejadian tak mengenakkannya. saat itulah seorang yang misterius dan terkesan menyendiri datang dan seakan melindunginy...